3. ELIMINASI

693 98 2
                                    

Percuma baca, tapi belum follow akun dualumbaabiru. Yang bener ajaa, RUGIII DOONGGG~

Follow sekarang juga kalo ga mau jomblo seumur hidup, BERCANDA HEH.

Follow sekarang juga kalo ga mau jomblo seumur hidup, BERCANDA HEH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata perempuan itu kini berbinar, ujung bibirnya tertarik. Mereka saling bersitatap penuh kemenangan. Sebentar lagi saatnya, Eliminasi.

Berbeda dengan peserta nomor urut sembilan yang kini sedang di hantui rasa takut, ia ragu, sesekali ia merasa ada yang aneh, tapi apa?

"Sebelum saya lanjutkan, sebaiknya para OSIS kembali mencari peserta sesi satu yang belum hadir." perintah Bu Gita yang membuat para OSIS mulai beralih keluar ruang memasak. Meski, batinnya...

Nyusahin, dasar duo jamet!

Suasana pun kembali mencengkam bagi Chika, bahkan lebih mencengkam, kini sudah tidak ada jeda lagi untuk Bu Gita memulai penilaian masakannya.

"Baik, saya ulangi. Makanan peserta nomor urut sembilan dengan menu Soto Ayam buatan Yessica Tamara akan segera saya coba dan beri nilai."

Perkataan Bu Gita membuat Chika semakin bergetar, jantungnya berdetak lebih cepat, ia sungguh overthinking dengan masakannya.

Tepat bersamaan, para peserta yang lainnya mulai membisu ketika Bu Gita dan tiga juri lainnya mencicipi makanan peserta nomor urut sembilan.

Terlihat dari wajahnya, para juri seperti menyesal telah mencicipi makanan Chika.
Sementara Chika, sedari tadi hanya menundukkan kepalanya, bahkan ia menutup kuping nya rapat-rapat. Namun perempuan itu sadar, kini pandangan peserta lain tertuju padanya. Ia segera mengangkat kepalanya, menatap peserta lain dengan heran. Ada apa? Ada yang salah?

Pandangan ia beralih ke para juri, ada yang melepehkan makanannya, ada yang minum dengan cepat, bahkan juri yang belum mencicipinya saja enggan untuk memakannya. Sementara Bu Gita hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tetap menelan masakan Chika, hanya Bu Gita yang paling menghargai Chika saat itu.

"Kamu pakai berapa sendok garam, Chika?"

Bukannya menjawab, Chika malah membisu, pikirannya sedang beralih kemana-mana.

Masakan gue kenapa? Ada yang salah? Kenapa Bu Gita tanya tentang garam? Gue pake secukupnya kok, gue juga udah nyicipin, rasanya enak.

Gue harus apa?

"Chika? Saya tanya, kamu pakai garam berapa sendok? Seberapa banyak?." tanya Bu Gita mengulang pertanyaannya. Meski sedikit heran, ia sama sekali tidak marah.

TENTANG CHIKA (HIATUS SEMENTARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang