Criminal 8

771 42 3
                                    

Happy Reading...

.

.

.

Dunk menatap pintu apartemennya dengan cemas, jam 12 malam adiknya belum pulang juga.

"Phuwin.. kemana kau." Gumam Dunk, lalu mencoba menghubungi Phuwin kembali.

Sambungan itu berdering. Tapi, tak dijawab oleh sang empunya. Membuat Dunk semakin khawatir, hingga bunyi pesan masuk terdengar.

Phi aku menginap dirumah temanku jangan khawatir.

Jangan merepotkan temanmu, cepat pulang Phuwin.

Aku akan pulang besok, Phi. Malam ini aku ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama teman ku.

Baiklah, jaga dirimu Phu.

Dunk menghelan nafas lega, ia berpikir terjadi sesuatu pada adik satu-satunya itu.

Dunk'pun memutuskan untuk ke kamarnya, walaupun perasaannya masih merasa khawatir. Tetapi, ia mencoba menepis perasaan itu, Dunk sangat ingin berbicara dengan adiknya untuk memastikan bahwa adiknya benar-benar baik-baik saja. Tapi, karena Phuwin bilang ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama temannya. Ia memutuskan untuk menepis keinginan itu. Tak apa, toh besok pagi adiknya juga pulang, jadi ia tak perlu khawatir lagi.

.

.

.

Pond melempar handphone Phuwin keatas meja nakas.

Urusan Dunk sudah beres, ia hanya perlu menikmati kebersamaan mereka untuk Malam ini. Pond memeluk erat tubuh terkapar Phuwin didalam dekapannya.

4 jam mereka menghabiskan waktu dengan sex dan itu sungguh membuat Pond puas.

Pond mengusap pipi Phuwin lembut, akhirnya dia memiliki Cintanya.

Awalnya, ia tak ingin melakukan hal ini. Ia ingin mendapatkan Phuwin tanpa pemaksaan. Tapi, entah terletak dimana kesalahannya, ia membuat Phuwin marah dan menamparnya didepan banyak orang.

Pond yang merasa malu bercampur marah atas penolakan Phuwin'pun, tanpa sadar menyeret Phuwin kasar dan melemparkannya kedalam kamar. Saat melihat Phuwin menangis, Pond sadar. Tapi, ia yang berada dalam kendali emosi semakin berkeinginan untuk mendapatkan Phuwin. Hingga, ancaman itu keluar dari mulutnya membuat Phuwin takut dan berakhir dengan terbaring pasrah dibawah kekuasaannya.

"Maaf, karena aku menjadi orang jahat yang menghalalkan segala cara untuk memilikimu." Ucap Pond, mengecup kening Phuwin. Lalu, memejamkan matanya dan menyusul Phuwin kedalam alam bawah sadar.

.

.

.

.

Phuwin mengerjapkan matanya, ia menggeliatkan tubuhnya yang pegal. Karena, terlalu lama meringkuk dalam dekapan Pond.

Phuwin tersadar, ini bukan kamar miliknya dan apa yang terjadi semalam terekam jelas dalam ingatannya.

Pond mengancam dan memperkosanya, ingatan itu terekam jelas dalam benak Phuwin. Membuat Phuwin meremas rambutnya nyaris gila. Ia meringis dan terisak dikala melihat bercak-bercak merah dikulit putihnya.

Pond yang merasakan pergerakan Phuwin'pun bangun, lalu memeluk tubuh ringkih Phuwin.

"Lepaskan hiks.. aku benar-benar membencimu, Pond Naravit." Marah Phuwin, memberontak dalam dekapan Pond.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang