Criminal-END

732 45 3
                                    

Happy Reading...

.

.

.

.

.

Dunk menatap bayangan tubuhnya dihadapan cermin Jas putih dipadukan dengan Tiara kecil serta tudung diatas kepalanya dengan penuh rasa bangga. Dia sangat cantik, karena hari ini dialah Ratunya dan akan menjadi Ratu masa depan dari keluarga Aydin.

Dunk sangat bangga akan pencapaiannya, dengan penuh rasa percaya diri Dunk keluar dari ruangan tempat ia dirias. Tentunya setelah beberapa teman dan keluarga mendatanginya untuk berphoto.

Phuwin dan Pond jelas datang, dalam keadaan perut Phuwin yang terlihat membesar bersama Pond yang memegang tangan Phuwin dengan sesekali membantunya berjalan.

"Hati-hati sayang." Ujar Pond khawatir membantu Phuwin menaiki tiga anak tangga menuju singgasana tempat Dunk duduk.

"Aku hanya hamil, kau tak perlu membantuku seperti orang lumpuh." Kesal Phuwin mendorong Pond pelan.

Pond'pun melepaskan pelukannya pada pinggang Phuwin, menjadi menggandeng salah satu tangan Phuwin. Dunk hanya menatapnya dengan penuh senyuman, tak salah ia memberikan Phuwin pada Pond. Walaupun Phuwin masih menolak, tapi tak seperti dulu yang terlihat sangat kentara Phuwin membenci Pond. Saat ini tatapan Phuwin terlihat lebih lembut dan Dunk percaya, semakin lama mereka akan mencintai satu sama lain. Maka tugas Dunk disitu terselesaikan, mereka akan bahagia dengan pasangan masing-masing.

Dengan bunga dikedua tangan serta dua anak kecil pembawa karangan berjalan didepannya, berjalan melewati puluhan orang yang menatap Dunk dengan takjub. Joong yang melihat Dunk berjalan dihadapannya, begitu terlihat cantik dan mempesona. Tak bisa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari sosok itu, hingga saat Dunk dihadapannya. Joong mengulurkan tangannya pada Dunk, Dunk pun menerima tangan yang terulur padanya. Mengecup punggung tangannya dan membawa Dunk kehadapan Pastor didepannya.

Mengikat janji suci, bertukar cincin dan berciuman. Tak seperti drama Pond dan Phuwin. Ciuman Joong dan Dunk terlihat sangat manis, saling menatap penuh cinta hingga saat bibir mereka bersentuhan Joong dan Dunk menutup mata mereka, Menikmati hembusan nafas dan kecupan demi kecupan dengan penuh perasaan.

Seperti biasa, banyak media yang meliput pernikahan mereka. Bedanya disaat pemberkatan Joong tak mengijinkan satupun reporter masuk dan di saat resepsi Joong hanya mengundang beberapa awak media untuk meliput mereka. Joong tak ingin terlalu membuat keributan dihari bahagianya.

Berbeda dengan Joong dan Dunk yang bahagia, Nine kini menatap nyalang penuh dendam pada televisi dihadannya. Kekuasaan Joong bahkan bisa mengusir Nine dari negaranya sendiri, saat ini ia berada di China, setelah ia menerima deportasi dari negaranya sendiri. Nine memang memiliki dua kewarganegaraan, Thailand dan China. Tapi, setelah dia merintis karir Nine memutuskan untuk mengambil kewarganegaraan China. Agar mempermudah ia bekerja di negara tiang bambu itu dan dia bisa bebas ke Thailand karena orang tuanya ada disini.

Joong membuat Nine dideportasi dengan bantuan Pond dan Dunk tau itu.

"Kalian tak akan pernah bahagia!" Marah Nine, tapi pernyataannya itu hanyalah sebuah kalimat untuk menutupi rasa sakit dihatinya yang melihat dua mempelai dibalik layar itu terlihat bahagia dan saling mencintai. Harusnya Ninelah yang ada disana, bukan Dunk atau siapapun itu. Karena, hanya ialah yang pantas berada disamping Joong.

.

.

.

Acara resepsi berjalan dengan lancar, Dunk dan Joong mengernyit lelah. Hingga, akhirnya mereka tertidur lelap setelah membersihkan diri.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang