S2 : 11

365 53 8
                                    

Jungkook yang sedang minum menyemburkan airnya dan sedikit mengenai Tn.Kim yang duduk di sebrangnya.

"Ah maaf abeoji maaf," ucap Jungkook.

Tn.Kim mengusap wajahnya yang terkena air semburan dari Jungkook.

Ny.Kim dan Soobin tertawa bersama, menertawakan Tn.Kim tentunya.

Jungkook menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bersalah dan merasa tak sopan karena sudah menyembur mertuanya meski secara tidak sengaja.



*****

Hari ini Jungkook dan Soobin tidak pergi keluar jalan jalan, seharian ini mereka hanya diam di rumah, bermain mainan bersama dengan Ny.Kim juga. Ny.Kim ikut bermain untuk menjaga kedua bayi itu, jaga jaga jika Jungkook dan Soobin sudah mulai perdebatan, perselisihan, maka Ny.Kim akan langsung melerai mereka sebelum terjadi pertengkaran.

"Aigo, dua bayi ini," kalimat yang sering Ny.Kim ucapkan.

Sekitar jam 2 siang, mereka selesai bermain, dan Soobin pun tidur siang. Ny.Kim menghela napas lega, akhirnya dua bayi itu selesai bermain, sungguh ia pusing setiap menit harus menengahi perdebatan antara appa dan anak itu.

Jungkook duduk santai di sofa yang ada di halaman belakang rumah, ia memandangi ponselnya tanpa henti, menunggu kabar dari sang suami.

"Hahh...apa hanya bisa memberi kabar satu kali dalam sehari? Apa memang benar benar sesibuk itu?" gumam Jungkook.

Tepat setelah itu, tanpa diduga ponsel Jungkook menampilkan kontak suaminya yang meneleponnya dengan panggilan video.

"Daddy!!" Jungkook menegakkan duduknya, ia sangat sangat bahagia sekarang.

"Hai sayang," sapa Seokjin dengan suara beratnya dan dari wajahnya terlihat sangat lelah dan mengantuk, posisinya juga sedang berbaring di atas kasur.

"Apa kamu akan tidur?"

"Iya sayang, aku sudah sangat mengantuk sekarang, aku juga sangat lelah, tapi aku menyempatkan untuk menghubungimu sesuai janjiku."

"Ah daddy...seharusnya kamu tidur saja kalau memang sudah sangat mengantuk, tidak perlu memaksakan diri untuk menghubungiku seperti ini. Matamu juga terlihat sudah merah."

Seokjin menggeleng gelengkan kepalanya, matanya hanya terbuka setengah, "Tidak, aku sudah berjanji akan selalu menghubungimu saat ada waktu," ucapnya.

"Ya sudah ini saja sudah cukup, sekarang kamu tidurlah, besok kamu harus beraktifitas, bekerja lagi seharian, kamu perlu istirahat yang banyak."

Seokjin tersenyum tetap dengan mata yang terbuka setengah, "Aigo, bayiku ini sepertinya bertambah dewasa ya selama aku tidak disana."

"Aku memang sudah dewasa!"

"No no, sebelumnya kamu belum terlalu dewasa, kamu selalu menginginkanku untuk melakukan ini dan itu, tidak peduli bagaimana aku, selalu memaksa dan tidak menurut padaku. Tapi sekarang kamu lebih mengerti kondisiku, kamu lebih perhatian padaku."

"Benarkah? Kalau iya mungkin itu karena Namgil hyung."

"Namgil hyung?"

"Iya, dia selalu memberiku nasihat. Seperti sebelumnya, aku pernah mengeluh dan marah karena kamu tidak ada kabar selama satu hari, aku marah dengan berkata apa kamu memang sesibuk itu sampai mengabariku yang bahkan tidak akan sampai beberapa menit pun tidak bisa, tapi Namgil hyung langsung menasihatiku, aku harus mengerti keadaanmu."

Seokjin menaruh ponselnya dan menyandarkannya pada bantal, ia berbaring dengan posisi menghadap ke samping pada ponsel.

"Disana kamu sedang bekerja, pasti sangat lelah seharian bekerja tanpa henti, berusaha untuk menetapkan penghasilan untuk keluarga kita, sedangkan aku hanya diam, hanya menikmati hasil jerih payahmu, bersenang senang dengan uang dari pemberianmu, dan bahkan kesal padamu hanya karena tidak mengabariku, padahal kamu tidak mengabariku juga demi aku dan keluarga kita."

I Married with My Teacher [JinKook]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora