Bab 15 [revisi]

2K 154 5
                                    

***

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

***

Beberapa jam setelah Isabelle keluar, tiba-tiba Felix masuk ke ruangan nya. Menatap Felix sebentar.

"Apa ada hal penting yang ingin kau bicarakan?"

Lalu Hendrick kembali melanjutkan kegiatannya yang sedang menulis sesuatu.

"Putri Ellyana ada di depan ruangan Anda Yang Mulia, dia meminta izin untuk bisa bertemu dengan Anda," ujar Felix.

Gerakan tangannya yang sedang menulis tiba-tiba berhenti, kini matanya menatap Felix kembali.

"Biarkan dia masuk!" Hendrick ingin tau, kenapa Ellyana ingin bertemu dengannya. Bukankah seharusnya gadis itu masih harus beristirahat sekarang.

Felix mengangguk sekilas, dan kembali memberitahu Realyn dan mempersilahkan gadis itu masuk.

Saat di persilakan masuk, hal yang pertama kali Realyn lihat adalah pria itu sepertinya sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Salam Yang Mulia, maaf bila saya mengganggu Anda."

Hendrick mengalihkan eksistensinya menatap lamat gadis di depannya.

"Ada apa? Kenapa kau kemari? Bukan kah seharusnya kau istirahat sekarang?"

"Saya sudah merasa lebih baik Yang Mulia, lagi pula saya juga merasa sedikit bosan jika berdiam diri terus." Lanjut Realyn.

"Obatmu sudah kau minum?"

"Sudah Yang Mulia."

"Yang Mulia maaf jika saya tidak sopan, tadi saya tidak sengaja mendengar percakapan Lady Isabelle dan pelayan nya."

Hendrick menaikkan sebelah alisnya menunggu perkataan Realyn selanjutnya.

"Lady Isabelle bilang, jika Anda akan mengajak nya pergi kekaisaran Berovia untuk menggantikan saya."

Sudut bibirnya terangkat sedikit, Hendrick menangkap raut kesal dari wajah gadis itu.

"Jika benar, lalu kenapa?"

Realyn berdecak kesal, "Kalau begitu saya ingin pulang ke kediaman saya Yang Mulia."

"Lagi pula Anda kan akan pergi dengan Lady Isabelle, dan saya tidak ada urusan lagi dengan Anda di sini."

"Jadi saya akan pulang hari ini juga!" Final Realyn.

Hendrick mengetuk-ngetuk jari nya ke meja, "Tidak bisa, aku tidak mengizinkan mu." Ujar Hendrick sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Saya tidak butuh izin dari mu Yang Mulia, kenapa juga saya harus terus menerus di sini kalau Anda sudah mengajak Lady Isabelle untuk menggantikan saya." Cibir nya.

"Siapa bilang aku akan mengajaknya untuk menggantikan mu? Aku tidak pernah mengatakan itu."

"Dia sendiri yang menawarkan dirinya." Lanjut Hendrick.

Second Life Onde histórias criam vida. Descubra agora