JJ/N : Sorry for late guyss....sejak tgl 5 Februari JJ sibuk banget, banyak banget kerjaan yang bertumpuk-tumpuk ditambah baru-baru ini ada pemilu. abis pemilu ada kerjaan numpuk lagi jadilah JJ kena migrain bener-bener capek jiwa dan raga, nahh setelah melalui berbagai macam halangan akhirnya JJ bisa update.
selamat membaca
Joy Joy Na Khaa :)
...
Nattawat duduk dan menggenggam tangan ibunya sambil berharap hal buruk yang dia alami akan berakhir, hari ini dia mendapatkan pekerjaan baru dari tetangganya yang baik hati. Kali ini Nattawat bekerja sebagai penjual buah.Dengan senyumnya yang memang sangat manis serta sifatnya yang lembut tidak pernah gagal menarik perhatian pembeli.
Dalam beberapa hari Nattawat berhasil mengumpulkan uang untuk obat ibunya.Nattawat mengunjungi sebuah tempat yang dikenal sebagai rumah obat
JJ/N : Rumah Obat = Apotek
“kamu disini lagi Nattawat"
Si pemilik rumah obat itu menyapa
“khrub…tuan Kanaphan"
“obat seperti biasa?”
“khrub"
“Nattawat"
“khrub"
“bisakah kita bicara sebentar?”
“khrub tuan"
Nattawat mengikuti si pemilik rumah obat
…
“Norawit”
“saya menolaknya"
“Norawit!!”
“tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda.....saya menolaknya dengan tegas"
Pria tampan itu menatap ayahnya dengan ekspresi tenang tanpa emosi
“saya sudah mengatakan saya tidak pernah menginginkan ataupun membutuhkan pelayan"
“ini perintah, jika kamu masih keras kepala ayah akan menikahkanmu dengan Nona Boonsri"
“anda bisa menggunakan itu kepada orang lain, tapi tidak dengan saya....karena saya tidak menyukai gadis itu"
Norawit meletakkan sendok dan garpunya dengan tenang seblum mengambil segelas air, meminumnya lalu berdiri, dia juga memberi hormat kepada ayahnya sebelum berjalan keluar.Dia tidak menyadari seorang gadis berdiri tak jauh dari ruang makan tadi sambil mengepalkan kedua tangannya
“Tuan Muda!”
Seorang pria berteriak
“Phop", Tuan Muda Pakin mencegah Tuan Muda Phop yang berniat mengikuti Tuan muda yang sedang beraura menakutkan itu.
“Pakin, kenapa kamu mencegahku?, kita kehilangan jejak Tuan Muda Norawit sekarang"
“Phop, kamu sudah apa kamu sudah lupa apa yang terjadi jika kita mengikuti Tuan Muda Norawit??”
“…”
“biarkan dia sendiri, lagipula apa kamu sudah lupa?, Tuan telah memberi kita tugas itu"
“oh…saya hampir lupa"
“ayo pergi"
…
Norawit menunggangi kudanya kearah hutan, pikirannya sedang kacau.
Tuan muda itu akhirnya berhenti memacu kudanya saat dia tiba di depan gua dia lalu masuk kedalam gua tersebut, sesaat kemudian dia keluar dengan menggunakan pakaian biasa (sebelumnya dia menggunakan pakaian dari kain sutra) kali ini dia mengenakan pakaian seperti masyarakat pada umumnya.
“Tuan Muda, anda disini”
Seorang pria muncul bersama dengan seorang wanita
“Nona Yoj….Khun Sarn”
“apa tuan menyinggung masalah pernikahan anda dengan Nona Boonsri?”, Tanya pria bernama Sarn
Norawit terdiam
Dia lalu menatap Yoj seolah menginginkan jalan keluar
“jika anda menolak Nona Boonsri, saya tidak menjamin anda bisa menerima orang yang menjadi takdir anda”
“Aku akan menerima siapapun kecuali Boonsri”
“Kalau begitu anda harus menerima”
“menerima?”
“kha”
Norawit bingung namun wajahnya sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun, dia hanya memasang wajah lurus
“Pelayan Pribadi, Tuan ingin anda memilih Menikah atau memiliki Pelayan bukan?”
Pertanyaan dari Yoj membuat Norawit mengerutkan keningnya
“apa tidak ada pilihan lain?, kamu pasti tahu aku sangat benci saat seseorang mengganggu ketenanganku”
“tentu saja saya tahu...saya sudah mengamati anda sejak kecil”
“Jika seseorang mendengar apa yang kamu katakan....dia akan kecewa”
“Kita tidak memiliki banyak waktu tuan”
Norawit menyadari Yoj berusaha mengalihkan pembicaraan tapi bagaimana pun dia bukan Phop ataupun Pakin, dia tidak akan pernah memaksa siapapun untuk menjawabnya.
“Aku akan memutuskan nanti”
Setelah mengatakan itu Norawit bergegas berjalan kearah pedesaan.
.....Nattawat berjalan tanpa tujuan, hatinya kacau.....apa yang dikatakan Kanaphan membuatnya tidak bisa tidak merasa khawatir.
Pemilik Rumah Obat yang terkenal itu telah memberitahunya tentang penyakit ibunya, dimana sangat disayangkan harapannya untuk melihat ibunya kembali seperti semula sudah tidak mungkin lagi. Kanaphan memberitahunya bahwa selamanya ibunya akan bergantung kepada obat itu. Jika terlambat mengkonsumsi obat itu, keselamatan ibunya tidak terjamin.Namun efek samping obat itu juga bisa membahayakan kesehatan ibunya.
Nattawat benar-benar putus asa, selain pengobatan ibunya dia juga memikirkan uang, meski dia sudah bekerja namun tentu saja penghasilan dari toko buah itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Nattawat berakhir duduk di bawah sebuah pohon besar yang tampak rindang meski saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Dia duduk dengan putus asa
“apa sebaiknya aku mati saja?”, tanyanya pada dirinya sendiri
“banyak orang yang ingin hidup lebih lama namun tidak memiliki kesempatan itu”
Nattawat terkejut mendengar suara itu
“s-siapa disana?”
Disaat itulah sosok dengan pakaian serba hitam tiba-tiba melompat dari atas pohon, dan mendarat tepat didepan Nattawat.
“HEIII!!!!”
Hal tersebut tentu saja membuat Nattawat terkejut dan hampir saja terjatuh karena kehilangan keseimbangannya, untungnya sosok yang baru datang itu langsung meraih pingganggnya mencegahnya terjatuh.
Nattawat menatap mata menakutkan milik orang didepannya
Meski dia merasa takut....
“t-terima kasih tuan”
Nattawat berkata kepada orang yang membantunya.
Dari kejauhan Yoj dan Sarn yang tadinya mengikuti tuan muda mereka, berdiri menyaksikan kejadian itu.
“Nona Yoj...”
“hari ini akhirnya tiba Sarn...tuan muda menemukan bunganya”, gumam Yoj
To Be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/336803854-288-k370128.jpg)
YOU ARE READING
MY EMOTIONLESS BOYFRIEND [COMPLETE]
FanfictionBOY X BOY ⚠️ GeminiFourth Fanfiction 1 [Complete] GeminiFourth Fanfiction 2 [Complete] GeminiFourth Fanfiction 3 [On Going] Terima kasih untuk yang sudah baca, vote, comment 😊