Chapter 3 : Sang Penguasa Akhir

572 58 4
                                    

Pagi Itu setelah sarapan, Freya memutuskan Untuk Check-in lebih Cepat. Tidak lupa dia mengecek Barang-barangnya Agar Tidak ada Yang tertinggal. Terutama Untuk Buku Misterius Yang dia Temukan di pintu masuk. Diluar Nalar, Ketika Freya berkemas-Hawa Dingin Yang menusuk Membuat Bulu Kuduk Freyana Berdiri. Namun, Hal itu tidak merubah ekspresi dingin dan datar dari Gadis Caramel tersebut.

"Keluarlah." Ucap Freya santai.

Setelah Freya berkata seperti itu, Aura di dalam Kamar berubah menjadi mencekam dan sesak. Freya belum sempat membuka Gorden jendela, Jadi Suasana Di kamar Itu Cukup Gelap dan remang-remang. Ditambah, Hari ini Cuaca Cukup berawan, Jadi Tidak ada sinar matahari Yang masuk sedikitpun.

Asap Hitam Yang semula mengecil, Perlahan membumbung Tinggi seukuran Orang dewasa dan membentuk sebuah wujud seorang wanita menyeramkan, Dengan pakaian Yang lusuh dan bau anyir yang menyengat. Rambut Hitam wanita Itu berantakan seperti gelandangan dengan Untaian Yang menutupi sebagian wajahnya. Kulit wajahnya bisa terlihat terkelupas dengan Bola mata Hitam legam.

Sosok Itu menatap Freya dengan nanar, dari Ujung ruangan. Freya sama sekali tidak perduli dengan kedatangan sosok itu. Dia masih anteng dengan kegiatannya mengemas pakaian.

"Obyek itu tidak Boleh di satukan. Apapun Yang terjadi. Kiamat pertama akan datang lebih awal. Bencana bagi umat Manusia akan Timbul jika Semua Objek itu di satukan." Ucap Sosok itu dengan suara Yang lirih.

Gerakan tangan Freya terhenti, Ketika sosok tersebut berbicara tentang Obyek yang dia sendiri tau maksudnya. "Bukan urusanmu." Ucap Freya dingin.

"Kalian para Holders, Terlalu serakah akan ambisi. Kalian selalu menganggap Hal tersebut adalah Hal Yang mudah. Ambisi besar seperti itu hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kalian." Sentak Sosok tersebut.

"Jadi apa yang akan kau lakukan?" Freya berbalik menatap sosok wanita itu dengan tajam. Mata merah delimanya bersinar terang, menatap nanar pada Wanita di ujung ruangan.

Sosok Hantu itu tercekat, Ekspresinya tidak tergambarkan, Namun terlihat terkejut.

"Jika kau menyamakanku dengan Holders sebelum, Kau salah besar. Namaku Freyanashifa jayawardana, Holders Terkuat generasi ke seratus. Mahluk sepertimu tidak akan bisa menekanku." Tepat setelah Freya berucap seperti itu, Hembusan Angin kencang Tiba-Tiba muncul di area kamar. Buku misterius Yang masih tergeletak di atas meja, membuka Beberapa Halaman dengan sendirinya.

Ditengah Ruangan antara Freya dan sosok wanita tersebut, Lubang Gelap Yang mirip seperti lumpur, Mulai berputar membesar. Lubang tersebut kemudian menyerap semua Hal Yang ada di kamar tersebut kedalam kehampaan Yang tak berujung.

Ketika Freya membuka matanya, Dirinya sudah berada di depan sebuah bangunan Yang mirip dengan Tempat institusi mental atau tempat penampungan. Freya menyeringai menakutkan. 'Obyek pertama' Batinnya. Freya Tidak membuang waktu, Dirinya dengan berani masuk kedalam Tempat asing tersebut. Freya menghampiri Resepsionis Dan Berkata, "Aku ingin mengunjungi seseorang yang disebut 'Sang Penjaga Akhir"

Freya melihat raut wajah ketakutan dari resepsionis itu. sebelum Freya dibawa ke sebuah ruangan di bangunan itu. Ruangan Tersebut akan terletak di sebuah bagian tersembunyi.

Disepanjang lorong yang Freya lewati, Dia selalu mendengar suara seseorang yang berbicara sendiri. Suara itu menggema Di telinga Freya dan membuatnya sedikit Pusing. Suara itu akan terus berbunyi Seiring mengikuti nyanyiannya. Freya Tidak bisa mengenali bahasa apa yang di pakai Oleh suara misterius tersebut. tapi Freya merasakan rasa takut yang luar biasa.

Freya terus mendengarkan suara Tersebut. Dan tepat ketika suara tersebut berhenti, Langkah Freya Juga terhenti. Dengan lantang dia Berucap, "Aku hanya lewat, aku ingin bicara."

Dari Buku misterius yang dia baca, Freya Tau ada dua kemungkinan yang akan terjadi, ketika dia berucap seperti itu. Pertama, Jika Dia masih mendengar kesunyian, Maka Freya Harus kabur Secepatnya. Pergi dari situ dan jangan berhenti demi apapun. Jangan pulang ke rumah, jangan ke penginapan, tetaplah berlari dan tidurlah dimana tubuhnya terjatuh. Dan dengan Cara itu, Freya akan selamat. Tapi dia tidak akan mendapatkan Obyek Yang dia Cari. Dan kedua, Jika suara di lorong itu kembali setelah Dirinya mengucapkan kata itu, Maka Freya harus melanjutkan. Dan Freya beruntung, Karena Dia mendapatkan Opsi kedua.

Setelah mencapai ruangan yang ditunjukan resepsionis, yang Freya lihat adalah sebuah ruangan remang dengan seseorang yang ada di pojok. Orang itu Terlihat duduk dengan penuh intimidasi dengan matanya yang memancarkan cahaya merah. Kemudian, Freya melihat Orang tersebut mulai berbicara dalam bahasa yang tidak Dia mengerti, sambil memainkan sesuatu di tangannya. Freya Tau Orang itu Tidak akan merespons pertanyaan apa pun yang Dia ajukan kecuali satu, dan Freya tau apa yang harus dia tanyakan. "Apa yang terjadi saat mereka bersatu?"

Setelah Freya bertanya seperti itu, Orang itu menatap ke dalam mata Freya dan menjawab pertanyaannya dalam detail yang mengerikan. Detail yang sangat tidak bisa dibayangkan. Freya sebisa mungkin mempertahankan akal sehatnya. Karena siapapun yang Tidak kuat dengan jawaban Yang di berikan Orang misterius ini, Dia akan menjadi gila hanya dari mendengarnya.

Oleh karena itu, banyak yang menjadi gila di ruangan ini, beberapa menghilang segera setelahnya dan ada juga yang mengakhiri hidupnya.

Namun Freya tau, itu bukanlah hal yang terburuk. Freya menyadari kalau sesuatu yang diayunkan orang itu membuat Dirinya tidak fokus. Mungkin karena benda itu sangat mencolok, atau mungkin karena Freya tidak pernah melihat benda seperti itu sebelumnya.

Freya berusaha Untuk Tidak memperhatikan benda terebut. Pasalnya, bayarannya adalah sebuah kematian yang sangat sadis dan keji.

Freya Tau sejak Dia datang kesini, Dia sadar nyawanya sekarang ada di tangan orang itu sedetik setelah matanya mengarah ke Obyek yang dipegangnya. Objek itu adalah Yang pertama dari 538 Obyek yang di Cari Oleh Para Holders.

Sebuah obyek tanpa bentuk dan tanpa nama. Tanpa harga dan tanpa makna. Keberadaan Obyek itu akan mengingatkan Freya, jika satu obyek saja dapat membuat seseorang menjadi gila, apa jadinya jika semua obyek menjadi satu. Pantas saja sosok wanita itu, melarang Freya Untuk Tidak menyatukan semuanya.

Kesadaran Freya mulai menghilang dan dia terjatuh kedalam Ketidak sadaran. Ketika matanya mengerjap dan perlahan terbuka, Freya sadar dirinya tertidur di lantai, kamar Hotelnya. Sosok perempuan itu sudah tidak ada, Namun Freya bisa melihat dia sudah mendapatkan Obyek pertama. Dan ini adalah awal petualangannya Mencari Semua Obyek.

FREYA : Holders Of Lost Object ( BOOK 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang