20. Requiem Under Distant Sky

5 2 0
                                    

Aku memerhatikan Zoyi yang kini tengah meminum jus kangkung-ya aku tidak salah lihat-dengan mengubah mulutnya menjadi sedotan. Kelihatannya apa yang bisa dilakukan Zoyi benar-benar membuat hari-harinya terlihat praktis. Namun, entah mengapa, jika manusia bisa seperti itu, itu akan sedikit mengerikan.

"Jadi ... untuk apa kau ke sini?" tanyaku pada gadis alien itu.

"Umm ... Danang bercerita kalau Tanah Singasari adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Ah, tapi itu ia telah berkata lama sekali. Jauh sebelum ia meninggalkan Yogyakarta," jawabnya.

Aku melirik ke arah Danang yang kini sedang berdiri sembari menyandarkan bahunya di tembok. Ia hanya memutar matanya.

"Menarik dari mananya ...," sungutku seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Uh ... Zoyi, jadi ... kau ...." Dengan ragu, Rinan mencoba membuka pembicaraan dengan Zoyi.

"Aku tahu, setiap manusia akan mengalami kebingungan yang memusingkan, terutama apabila mereka bertemu entitas yang asing. Perkenalkan, namaku Zoyi, diriku berasal dari Planet Zamblok yang berada di konstelasi nebula Zubeikydah ...."

"Jadi ... kau ke sini untuk ... umm liburan?"

"Tidak."

"Lalu, kenapa?"

"Pertama, aku ingin bertemu dengan Danang dan mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepadanya. Selama ini dia yang telah membantuku untuk beradaptasi di planet Bumi. Kedua ... aku ingin tahu tentang ... Tanah Singasari dan Astral."

Aku tidak bisa menalar jalan pikiran Zoyi. Jelas-jelas yang disebutkan itu mengatakan secara tersembunyi, kalau ia ingin liburan dan bertemu dengan Mas Danang. Kini aku semakin penasaran, apakah Mas Danang ada 'hubungan romantis praktis' dengan makhluk antah-berantah ini.

"Heee .... Danang ... huh." Aku melirik ke arah Mas Danang dengan jahil.

"Tidakkah kau telah kuperingatkan agar jangan memasuki Tanah Singasari. Bahaya." Ia tidak merespon godaanku layaknya batu. Ia menatap Zoyi untuk kemudian menasehatinya seperti mamanya saja.

"Mas Danang, jangan terlalu bersikap posesif begitu-" Rinan mencoba untuk mengikuti alur.

"Aku tidak posesif!" tukas Mas Danang cepat. Sepertinya, ia malu-malu untuk mengakuinya.

Aku pun terkekeh, cemooh kukatakan, "Hee ... tidak biasanya kau marah karena ... cewek ...."

"Ugh ... kalian tidak mengerti! Tanah Singasari adalah tempat yang berbahaya bagi makhluk alien mana pun. Kau tidak dapat membayangkan skala kekacauan yang terjadi, apabila orang-orang heboh karena melihat penampakan 'alien' di Tanah Singasari!"

"Yah, kau benar, Mas Danang. Baru-baru ini, Tanah Singasari sedang dalam kondisi genting."

"Aku sudah mengekstrak informasi mengenai semuanya tentang keadaan di Tanah Singasari. Seharusnya, kita tidak ada masalah." Zoyi menyela pembicaraan.

"Zoyi." Dengan cepat Mas Danang menoleh tajam ke arah Zoyi, tetapi Zoyi langsung berdiri dan mengomel balik kepada Mas Danang.

"Jangan melarangku!"

Tinggi badan Mas Danang dan Zoyi yang tidak sebanding membuat pemandangan lebih lucu. Lebih seperti Zoyi yang memarahi Mas Danang.

Ah ... menyenangkan sekali melihat dua sejoli sedang ngambek seperti ini. Jarang-jarang kau bisa melihat romansa Mas Danang yang lika-likunya begitu misterius.

"Uwaah ... sepertinya ada pasangan lagi berantem ...." Rinan memicu mereka berdua.

"Kami bukan pasangan!" Spontan Mas Danang dan Zoyi langsung membentak kami berdua. Aku dan Rinan hanya nyengir jahil.

NiskalayudhaWhere stories live. Discover now