Bab 4 : TERASA NYAMAN

12 6 0
                                    


"Kita jangan sampe asing"

'Gelap... Hari sudah malam'
Amyra tidak bisa pulang ke rumah ia, orang tua ia seakan-akan tidak menerima kedatangan ia.

Sedih masih terbendung di hati nya. Ia menghidupkan lampu rumah pohon, kemudian melihat sekelilingnya.
Suasana dikala itu membuat ia sedikit takut.

Ia mengambil handphone yang berbunyi, ada yang menelponnya.
"Ziraa.." ia mengusap air matanya, lalu mengangkat telfon.

"Halo zira.."

"Halo, yu gimana kabarnya?" tanya zira.

"Baik.." jawab Amyra.

"Syukurlah.. Kita dah lama nih gak telfonan, I really miss you know!" ucap Zira.

"Gue jugaa.. sekarang terasa berat hari harinya, gak ada lo.."

Suara Amyra terdengar serak dan gemetar. Amyra ingin mengungkapkan banyak kejadian yang terjadi padanya. Rasanya Ia ingin bersandar.

"Lu kenapa ra?! Suara lu kayak habis nangis.. Pasti habis nangis ya?!" ucap zira khawatir.

Air mata Amyra jatuh dan membuat pipi Amyra basah, Amyra menutup mulut ia agar tidak terdengar tangis ia oleh zira.

"Gue besok pulang dari bali.. Gue mau tau keadaan lu.. Semoga lu dalam keadaan baik ya!" Ucap Zira dengan harap.

Amyra mengelap air matanya, ia senang mendengar nya, ia tidak merasa sendiri, ada seseorang yang mengkhawatirkan nya.

"Makasih buat udah nge khawatirin gue, gue harap, kita bisa cepat ketemuan.." ucap Amyra.

"Me too.. Amyra, lu gak mau cerita apa apa?" tanya zira.

Amyra mengangguk dengan lesu, tetapi ia tidak mengeluarkan suara. Saat ini Amyra benar-benar belum menenangkan diri-Nya dari rasa sakitnya.

"Engga... Gue cuman pengen lu cepat balik ke sini" jawab Amyra.

"Iyah Iyah... Amyra, lu gak pindah lagi kan?.. Kalo lu pindah lagi, literally gw harus jauh jauh ke rumah lu!" ucap zira.

"Engga.." jawab Amyra.

"Okey.. Kalo gue pulang lu mau dibawain apa dari gue? Jangan bilang es boba yah, yang lain!" ucap zira.

Amyra tersenyum dan tertawa kecil. Suasana hatinya terasa mendingan.

"Hmm... Apa aja, asal itu makanan" jawab Amyra.

"Pasti harus rasa Macha, tiramisu, atau enggak.. coklat. Hehe.." ucap zira sambil tertawa kecil.

"Kurang lebih gitu si.. I like everything apapun yang lo bawa" ucap Amyra dengan tersenyum.

"Keripik singkong nya gak mau? Rasa balado atau jagung.."
Ucap zira bercanda.

"Haha.. Thanks ya zira, lu naikin mood gue" ucap Amyra tersenyum.

"Iyah baby.. See you later"

"Yeah.. I'm looking forward to it"
Ucap Amyra dengan harap.

Menutup telfon.

"Haa.." kesepian dan hampa mulai menyerang perasaannya, hanya sebentar saja ia merasakan nyaman. Tetapi Amyra ingin melawan rasa sedih itu, ia tidak mau lemah akan semua apa yang ia lewati.

Hari mulai mendung, angin menghembus dedaunan pohon, petir di langit yang gelap.

'Mau hujan.. Untuk sementara gue..' Amyra bingung untuk menetap di rumah pohon, apakah akan bisa tertidur malam yang terasa dingin ini, terlebih lagi kalau hujan.

Beberapa menit kemudian bunda Amyra mengirimkan ia pesan.

Isi pesan
"Pulang Amyra, Ayah tidak ada di rumah, rumah ini terasa sepi"

Ia tidak mau pulang, tetapi disisi lain ia juga butuh dimana ia harus berteduh, namun semua itu membuat ia terlihat munafik dengan dirinya.

Ia tidak bisa pulang kalau dalam keadaan hujan. Baterai handphone Amyra tinggal 5%

Di saat Ia memesan grab beberapa menit kemudian handphone nya pun habis baterai.

Hujan akhirnya pun turun.
Terpaksa Amyra harus dalam keadaan basah untuk pulang ke rumah ia. Ia menuruni tangga pohon itu, Hujan mulai membasahi tubuhnya.
Ia bergegas pulang.
ia takut pulang terlalu malam dan hujan semakin deras, membuat bunda di sana bertanya-tanya kepada-Nya.

Hujan menutupi jalan ia. hanya suara hujan yang terdengar. Ia berteduh sebentar.

melihat rintik hujan yang selalu kembali walau dia telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang dia rasakan.
Membuat Amyra termotivasi.

Kemudian ada mobil yang menghampirinya. Amyra melihat kearah lampu mobil itu, lalu seorang pria keluar dari mobil itu dan menghampiri nya.

Alvin. Ia menghampiri Amyra.
Disaat Alvin melewati jalan itu, ia melihat Amyra. Ia sudah hafal dengan paras Amyra dan menghentikan mobilnya.

"Maaf.. Gua ngeliat lu disini.. Lu yang sekolah di ARCADIA kan?" tanya Alvin.

Bingung harus menjawab apa, Amyra mengangguk.

Alvin tau kalau Amyra seperti ingin pulang, kesempatan buat Alvin untuk berkenalan.

"Gua kenal sama lu.. Ehhh.. Sekarang naik mobil gua, lu mau pulang kan? Gua anterin..Okay?" ucap Alvin.

Amyra tidak mengenal seorang pria itu. ia berhati-hati, takutnya hanya seorang pria modus yang berbuat jahat.

"Okay... Kayaknya lu takut gua ini cowok mesum ya? Tenang aja gua gay kok.. Haha.. " ucap Alvin.

Alvin buat alasan dan berbohong supaya Amyra tidak takut kepada-Nya.

"Gue belum kenal sama lo, gue bisa pesan Grab sekarang" Ucap Amyra.

"Hmmm kayak nya kalau lu dianterin Grab kurang bagus, gimana kalau dia berbuat jahat ke lu! Sekarang lagi trend tuh ya kan seorang wanita di cipok tanpa izin.. Bahaya sihh.... Mending sama gua" tawar Alvin.

"Gue mau nunggu Gra--"

"Udahh ya, gua anterin aja"

Alvin membuka pintu mobilnya dan tersenyum.

"Sorry kalau aku maksa... Ayo naik"

Amyra akhirnya naik ke dalam mobilnya.

Liking you is a problem for me (ON GOING) Where stories live. Discover now