19

43 8 5
                                    

Keesokkan harinya

Kesialan menghampiri seorang Arsa yang kehilangan buku catatan miliknya setelah di ajari oleh Erick.

Padahal semalaman dia belajar langsung bersama Erick mana tempat duduk Erick cukup jauh dari nya.

Ini kalau Erick tau apa tidak di amuk massal dia nanti? Tentu saja di amuk massal.

Kelas di mulai sekitar 5 menit lagi dan Arsa masih memiliki waktu 5 menit untuk mengerjakan ulang.

Beruntunglah di sebelahnya itu Lion jadi dia bisa meminta salinan pada Lion yang menduduki peringkat kedua setelah Erick.

Tidak heran lagi bila Lion akan selalu berada di bawah Erick atau terkadang mereka bergantian peringkatnya.

Arsa mulai fokus menyalin catatan milik Lion tanpa memperdulikan sekitarnya yang ramai oleh perbincangan orang-orang.

Hingga suasana menjadi hening yang menandakan profesor telah memasuki ruang kelas.

Beruntung Arsa telah mencatat sebagian besar dan hal-hal yang penting dari tugas tersebut.

Jika tidak entah apa yang akan terjadi padanya hari ini mengingat betapa mengerikan nya profesor tersebut.

"Selamat pagi, bagi kalian yang belum mengerjakan ataupun mengumpulkan tugas silakan maju dan kumpulkan di meja saya dan bagi kalian yang telah mengumpulkan silakan maju untuk mengambik buku lalu bacakan di hadapan semua orang" ucap panjang lebar profesor.

Satu persatu murid maju untuk mengumpulkan dan mengambil buku mereka.

Sebagian anak tidak begitu lancar dalam membacakan hasil yang telah mereka kerjakan.

Lalu sebagian nya begitu lancar membacakan hasilnya serta menjelaskan jawaban mereka.

Kelas berjalan hingga memasuki waktu makan siang dan akan berganti ke pelajaran kode etik.

Pelajaran paling membosankan bagi mereka dari kaum bawah sedang kaum atas akan pergi ke kelas hafalan.

"Kenapa harus ada kelas kode etik" keluh Ella merasa jengah dimana mana selalu ada kode etik.

Di rumah nya ada lah ini di akademi pun ada? Segitu penting nya kode etik ini bagi semua orang.

"Bukankah itu wajar itu kalian?" Tanya Renan keheranan.

"Wajar apanya? Yang ada seperti pilih kasih" dengus sekaligus iri Ella pada mereka yang menjadi kaum atas.

Kita biarkan dulu para kakak atas yang tengah merenungi nasib mereka dan beralih ke tempat lain.

Jika kakak tingkat sedang meluapkan kekesalan serta keluh kesah maka berbeda dengan adik tingkat yang asik melakukan sebuah eksperimen.

Eksperimen yang mereka lakukan adalah menetralkan sebuah racun kalajengking menggunakan bahan-bahan yang telah di sediakan.

Untuk menguji coba tentu mereka memerlukan binatang-binatang atau tumbuhan.

Beberapa di antaranya ada yang hewan nya mati membusuk dan keluar belatung di sana.

Lalu ada beberapa yang binatang nya meledak yang mana potongan tubuhnya berceceran dimana mana.

Salah satunya adalah Tiara yang binatang nya meledak dan akibat dari ledakan tadi membuat pakaian nya menjadi kotor.

Akhirnya Tiara meminta izin untuk berganti pakaian mengingat mereka telah selesai melakukan eksperimen.

Begitu Tiara memasuki ruang ganti ada seseorang di sebelah ruang ganti Tiara yang entah darimana orang itu berasal.

Belum lama Tiara berganti pakaian lalu keluar terjadi sebuah hal tidak terduga yaitu dirinya di tuduh mencuri perhiasan.

"Tolong !! Tolong !! Ada pencuri" seru seorang pemuda yang memang berposisikan submisif.

Seorang submisif entah itu perempuan ataupun laki-laki memiliki tempat berganti yang sama karena posisi mereka sama.

Tidak akan terjadi adanya pemerkosaan antar sesama submisif karena mereka tidak bisa saling menghamili.

Akibat dari seruan pemuda tersebut banyak orang berdatangan ke ruang ganti submisif.

Padahal mereka yang bukan submisif di larang keras memasuki ruang ganti milik submisif.

"Ada apa? Siapa yang mencuri?" Tanya panik salah satu dari mereka yang ada di sana.

"Dia mencuri kalung ku" jawab nya menunjuk Tiara yang mengenakan kalung.

"Apa maksud mu?!! Ini kalung ku sendiri" marah Tiara memandang tidak percaya pada pemuda di depan nya.

"Kamu tidak salah orang? Belum lama ini Tiara membeli kalung untuk dia dan saudara kembarnya" ujar pemuda yang lain.

"Tidak !! Aku tidak salah orang" bantah nya dengan yakin dan hal itu berhasil menggoyahkan keyakinan mereka.

"Kalau begitu dimana kamu membelinya?" tantang Ruby pemuda di depan Tiara.

Pemuda yang di tantang oleh Ruby terdiam tanpa berkata lagi.

Melihat keterdiaman pemuda itu mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh Ruby.

Akhirnya mereka kembali ke tempat masing-masing sebelum aksi mengejutkan dari pemuda tadi yang menarik paksa kalung tersebut hingga putus.

Karena tindakan nya tersebut leher Tiara terluka dan pemuda itu di tarik paksa oleh mereka untuk di bawa menghadap pada profesor.

Hukuman apa yang pantas untuknya setelah berbuat tindakan tidak terdidik seperti itu?

Tiara gemetaran di pelukan Ruby yang sepertinya trauma dengan kejadian barusan.

Pelaku kejadian pencurian itu di jatuhi hukuman cambuk sebanyak 50 kali dan di bawa ke istana untuk menentukan hukuman lebih intens nya.

Kabar mengenai pencurian yang terjadi di tingkat 3 tersebar luas hingga ke tingkat 7.

Beruntung lah korban tidak mengalami luka parah dari kejadian tersebut meskipun korban menderita trauma.

Akibat kasus yang di timbulkan oleh salah satu anak didik akhirnya pihak akademi memberikan libur selama 3 hari.

Inilah kesempatan Erick untuk menemui sang adik dan memeriksa keadaan nya setelah mengalami kejadian mengerikan.

Mereka bertemu di tempat biasa yang lagi-lagi di pantau oleh seseorang dari balik pohon tinggi.

Ketiganya berbincang-bincang santai dan bertukar kabar serta rasa rindu satu sama lain.

Begitu waktu mendekati makan siang mereka bertiga berpisah agar tidak di curigai oleh orang lain.

Malam nya Tiara mendapatkan sebuah kotak berisikan bangkai burung gagak yang masih berlumuran darah.

Histeris lah Tiara mendapatkan teror an seperti itu dari seseorang yang tidak dia ketahui siapa pelakunya.

Bukan sekali dua kali Tiara mendapat teror an seperti itu entah itu bangkai burung gagak ataupun potongan tubuh manusia.

Ruby sampai meminta izin pada profesor untuk tinggal di kamar saudara kembarnya agar Tiara tidak semakin trauma dengan teror an tidak bermutu.

Teror an seperti bangkai hewan atau potongan manusia belun tersebar luas karena Ruby meminta untuk tidak di sebar luaskan.

Diam-diam Ruby mengirim sebuah pesan kepada Erick untuk menyelidiki siapa dalang di balik semua ini.

Lalu kenapa target nya harus Tiara? Kenapa? Apa orang itu sungguh memiliki dendam kepada Tiara?

Pikiran Ruby tidak bisa berpikiran jernih lagi jika itu menyangkut saudara kembarnya.

Semoga saja sang kakak mendapatkan titik terang dari kejadian yang selalu terjadi setiap saat.

"Semoga orang yang mengirimkan semua ini mendapatkan balasan yang setimpal" doa Ruby dalam hatinya sebelum menutup kedua matanya.

Biarkanlah malam ini Tiara bisa tertidur dengan damai tanpa memikirkan mengenai bangkai-bangkai sialan itu.

To Be Continue

02.03.2024

Life In ManhwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang