BAGIAN 4

1.2K 52 0
                                    

Selama berada di mobil keduanya tidak diam saja. Kirana yang cenderung suka mengobrol hal apapun tentu menyukai Ravenno yang bertipe suka menanggapi pembicaraan, apapun itu.

Seperti saat ini, Kirana sedang mengutarakan bagaimana dia tidak bisa menyukai lagu dalam jangka waktu yang lama.

"Jujur aku heran sama orang yang bisa suka 1 lagu atau artis lah, dalam jangka waktu panjang. Kayak, kok bisa sih gitu?" Kirana menyatakan argumennya secara menggebu.

Diiringi lagu "Beautiful Angel" dari Bazzi, Ravenno menjawab dengan sabar. "Kan setiap orang memiliki motivasi sendiri dalam melakukan suatu hal. Mungkin kamu mudah bosan karena belum menemukan motivasi kamu menyukai hal tersebut."

"Tapi ya, mas. Aku itu nanti masih bisa suka lagi kalau dengerin lagunya lagi. Kayak ini deh contohnya, Beautiful Angel. Bahkan aku juga tetep pengen nikahan aku ntar pakai lagu ini buat dansa sama suami. Tapi kalau didengerin terus menerus malah jadi gak suka. Makanya aku nggak dengerin lagu ini udah hampir 5 tahun lamanya. Biar apa? Biar aku gak bosen waktu nikahan. Aku kasih satu contoh lagi, dulu aku kpopers. Itu bisa dibilang musiman karena bisa dihitung bulan apa aja aku bakalan suka sama artis itu. Aku sebut sekalian aja deh, SHINee. Biasanya bulan Januari-Februari itu aku gak minat. Trus Maret itu biasanya comeback jadi automatis aku suka. April masih suka. Eh Mei nya udah gaada rasa. Masih lanjut biasanya sampai November. Trus Desember lagi suka lagi karena ada member yang comeback. Satu lagi, aku emang suka koleksi merchandise, album, dan sebagainya. Tapi aku gak bisa kalau harus ngikutin itu artis tiap hari ngapain. Makan, main, ngeclub. Bodo amat gitu, kan itu kehidupan pribadi. Jadi aku bener-bener nggak habis pikir sama mereka yang bisa stay di depan hp buat nungguin idolnya update status." Panjang lebar Kirana menghasut Ravenno untuk menyetujui pemikirannya. Tetapi, bukan Ravenno namanya kalau tidak bisa menjawab.

"Brarti kamu kalau nanti sama saya juga gitu? Januari-Februari gaada rasa, Maret suka banget, April udah mulai bosan, Mei sampai November gak suka, dan Desember suka lagi karena tahun baru?" Sungguh Ravenno tidak berniat mengungkapkan perasaannya atau bahkan mencoba menerawang masa depan.

Tetapi, Kirana benar-benar lucu di matanya ketika dia menggebu-gebu menyampaikan pemikirannya.

"Kok nggak nyambung sih mas?" Sewot Kirana saat mendengar jawaban Ravenno.

Tiba-tiba saja mobil sudah berhenti. Kirana tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai depan rumahnya. Alhasil Ravenno harus menghentikan obrolan mereka sampai disitu.

"Kita sudah sampai, kamu harus istirahat Kirana." Melepaskan sabuk pengaman, Ravenno mengubah cara duduknya menghadap Kirana. Menatap secara langsung mata yang menunjukkan kekecewaan karena argumennya diabaikan.

Ravenno mengulurkan tangannya menyentuh kedua alis Kirana yang menyatu karena merasa marah dan kecewa.

"Ini jangan kayak gitu terus, nanti biaya perawatannya membengkak lho." Ravenno menyampaikan dengan lembut disertai senyum menawannya.

"Apa sih? Biarin, emang perawatan kulit itu nggak ada yang murah! Namanya juga mau sehat!" Sepertinya Kirana masih ngambek karena merasa dipermainkan oleh Ravenno.

Dia bahkan menepis tangan Ravenno yang dengan sembarangan menyentuh kedua alisnya.

Melepas seatbelt, kemudian membuka pintu mobil. Kirana segera beranjak.

Sambil menunggu Ravenno menghampirinya, kirana menatap pantulan dirinya dari kaca spion mobil memastikan ucapan Ravenno. Benarkah dia bertambah tua?

"Cantiknya nggak hilang kok." Ditengah asiknya berkaca, Ravenno tiba-tiba saja sudah berada disampingnya.

Kirana tidak membuang waktu, dia sampaikan terimakasih dan kemudian memasuki rumahnya.

Ravenno tersenyum melihat tingkah gadis tersebut. Kemudian setelah memastikan Kirana aman sampai dalam rumah dia baru menaiki kembali mobilnnya.

Ravenno segera melajukan mobilnya membelah malam. Dia harus segera kembali ke apartement dan menuntaskan urusannya dengan asisten serta ajudannya.

~~~

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam saat Ravenno memasuki apartment mewahnya. Towernya ini hanya memiliki 10 lantai dan di setiap lantai hanya ada 2 unit. Dengan keamanan tingkat tinggi, Ravenno memilih lantai 10 menjadi kediamannya.

Garuda dan Adimas sudah siap didepan meja kerjanya di kala Ravenno memintanya untuk menghadap.

"Siapa dulu yang akan menjelaskan?" Pertanyaan ini tentu ditujukan pada 2 orang yang saat ini menggunakan pakaian serba hitam dihadapannya.

"Siap pak. Saya minta maaf atas kelancangan saya. Saya siap untuk menerima hukuman." Adimas menjawab lebih dahulu mengingat itu memang kesalahannya.

"Ck, kamu ini kebiasaan, tidak menjelaskan motivasi dan tujuan malah minta hukuman." Ravenno berdecak dengan menahan amarah.

Akhirnya Garuda turun bicara. "Mohon maaf pak, Adimas orang baru mungkin belum tahu beberapa penerapan aturan kerja. Dia mengenal Kirana di masa lalu pak."

Adimas menatap Garuda heran. Bagaimana dia bisa tau kalau dirinya mengenal Kirana di masa lalu. Memang, dia masih baru di rekrut oleh Ravenno. Sehingga dia belum paham bagaimana berhadapan dengan orang tersebut.

"Kamu kenal dimana Adimas?" Ravenno penasaran siapa Adimas di masa lalu Kirana.

"Siap pak. Kirana teman saya sewaktu Kuliah dulu." Adimas tidak langsung membuka semuanya.

Alhasil Ravenno hanya bisa menyuruh Garuda untuk meneliti hubungan apa yang terjadi antara Adimas dan Kirana.

"Baiklah, kamu boleh pulang. Istirahat, besok kita berangkat pagi ke Maluku." Ravenno mempersilakan Adimas untuk pergi dan tetap menahan Garuda.

"Selidiki hubungan apa yang terjadi antara Adimas dan Kirana di masa lalu. Satu minggu." Kirana telah menjadi miliknya, dia tentu harus mengetahui semuanya tanpa celah sedikitpun.

Bagaimanapun, Ravenno mempersiapkan Kirana untuk mendampinginya. Untuk itu, dia benar-benar harus siap. Dan tentang masa lalunya, jangan sampai masa lalu Kirana menghambat masa depannya.

Setelah Garuda meninggalkan Ravenno, dia beranjak menuju kamar tidurnya. Sudah beberapa hari terakhir dia tidak mendapatkan tidur malam yang layak.

Karena berbagai urusan yang harus dikendalikan olehnya. Termasuk urusan politik. Hari ini dia harus mendapatkan tidur malam yang layak jika tidak ingin besok jatuh sakit.

Selesai dengan ritualnya, Ravenno memposisikan diri di ranjang kebesarannya. Dia ambil hp yang berada di nakas sebelahnya dan mulai mencari sebuah nama yang menghinggapi pikirannya.

Kirana Dierja
Good night, sleep tight.

Setelah mengirim pesan tersebut Ravenno langsung terlelap dalam mimpi. Dia tidak tau saja bahwa orang di seberang menjadi tidak bisa tidur karena pesan darinya.

Happy Reading!
Jangan lupa meninggalkan jejak vote dan komen ;)

DISTORSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang