Chapter 19.

1.5K 142 2
                                    

Yangyang dan Kun belum meninggalkan Korea

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yangyang dan Kun belum meninggalkan Korea. Urusan Kun belum selesai di sini, jadi untuk sementara, si manis harus duduk diam dulu di rumah.

Kun juga membantu mengurusi surat cerai keponakannya dengan Hendery. Sudah cukup semua penderitaan Yangyang, kini waktunya si kecil bahagia.

Malam ini, Taeil dan Doyoung tidak di rumah. Yangyang tidak tau kalau mereka ke panti asuhan. Jadilah Kun menemani si manis di rumah.

"Berapa lama lagi kita harus tetap di sini, paman?"

"Sampai besok. Lusa kita sudah berangkat"

Kun setia mengelus surai si manis yang sedang berada di pelukannya. Entahlah, apakah kelonan merupakan hal normal untuk dua orang yang berstatus paman-keponakan.

Tapi Yangyang suka, dirinyalah yang meminta sang paman untuk mengelonnya sepanjang malam. Pria kecil itu sangat menyukai kala tangan kekar Kun mengelus rambut dan pipinya. Kehangatan yang ia rasakan, begitu memabukkan.

Apakah Kun keberatan? Tentu tidak. Dengan senang hati ia memanjakan keponakan kesayangannya ini. Keinginannya untuk menjaga dan melindungi Yangyang begitu besar.

Kun sangat menyayangi Yangyang, seperti adiknya sendiri.

Adik?

Adik?

Hm.. Adik, ya?

Baiklah, kita akan lihat apakah Kun akan menjilat ludahnya sendiri atau tidak.

Ditengah pelukan hangat mereka, tiba-tiba Yangyang kepikiran sesuatu. Ia mendongakkan kepalanya guna menatap wajah sang paman.

Kun yang di tatap begitu, jadi keheranan.

"Ada apa, Yangie?"

"Apakah jika nanti paman menikah, kita tidak lagi bisa seperti ini?" si manis balik bertanya.

Kun termenung sebentar. Sesaat kemudian ia menggeleng.

"Aku belum punya pikiran untuk menikah"

"Kenapa?"

"Jika kebahagiaan yang aku inginkan bisa aku dapat tanpa menikah, kenapa harus menikah?"

Yangyang mengangguk paham. Tapi di dalam hatinya, ia tidak percaya. Bagaimana bisa orang se-perfect pamannya ini tidak menikah? Sayang sekali.

Kun mengecup pucuk kepala Yangyang.

"Paman hanya akan fokus membahagiakanmu dulu"

Kalimat Kun barusan sukses membuat wajah si manis memerah. Entah kenapa, perut Yangyang seperti dikerubungi kupu-kupu.

Segera ia menyembunyikan wajahnya di dada sang paman. Ah, Yangyang malu.

Melihat tingkah keponakannya, Kun terkekeh gemas. Yangyang lucu sekali.

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDWhere stories live. Discover now