Chapter 27.

1.2K 111 8
                                    

Pagi hari di negri China

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Pagi hari di negri China. Kun telah sampai lagi dan lagi di kampung halamannya, sembari menggandeng tangan kekasih kecilnya. Bersama dengan Xiaoting, mereka menuju ke sebuah restoran.

Yuta mengajak Kun untuk makan bersama sekaligus membahas perihal projek bersama mereka.

Sesampainya di dalam restoran, Kun dapat melihat Yuta duduk bertiga. Satu sekretarisnya, dan pria satu lagi tidak Kun kenali.

"Selamat pagi, tuan Qian" sambut Yuta ramah saat melihat kedatangan Kun.

"Selamat pagi, tuan Nakamoto" sahut Kun dengan senyum ramah.

Mereka pun duduk, memesan makanan, dan mengobrol ringan.

"Kenalkan, ini istriku" Yuta memulai obrolan dengan memperkenalkan istrinya.

Ah, Kun paham. Yuta telah berhasil menemukan sang istri.

"Kun"

"Winwin"

Kun dan Winwin saling berjabat tangan. Sedangkan Yuta menunggu Kun untuk mengenalkan laki-laki yang duduk di sampingnya. Sepertinya laki-laki itu masih muda.

"aku juga ingin mengenalkan keponakanku. Sekaligus kekasihku; Yangyang" Yuta, Winwin, dan Yuju cengo sesaat.

"Keponakan sekaligus kekasih?" tanya Yuta memastikan. Kun mengangguk percaya diri.

"Bagaimana bisa, Kun?"

Kun mendelikan bahunya.

"Namanya juga cinta" pihak dari partner Kun itu hanya tertawa canggung.

Sebenarnya dalam hati masih sedikit mencoba mencerna omongan Kun.

Keponakan - kekasih?

Sedangkan Xiaoting terlihat biasa saja. Toh, dari awal dia sudah tau. Selama ini Kun selalu bercerita perihal Yangyang padanya. Jauh sebelum Yangyang dan Kun saling mengungkapkan perasan.

Mereka pun mulai percakapan perihal bisnis. Projek seumur hidup mereka yang pasti Yangyang dan Winwin tidak mengerti. Makanya selama obrolan, mereka hanya diam sembari menikmati makanan.

Selama itu pula tangan Kun selalu berada di paha si manis, entanlah dominan itu suka sekali memegang paha Yangyang. Yangyang pun tidak keberatan, dan tidak terlihat risih. Dia anteng saja.

Sementara itu, Winwin terlihat risih pada lelaki yang duduk di meja sebelah mereka. Tampak lelaki itu makan sambil sesekali curi-curi pandang ke arah mereka. Lebih sering melihat ke arah Yangyang sih.

Melihat gelagat istrinya sedikit tidak biasa, Yuta menatapnya dengan tatapan bertanya tapi si manis hanya menggeleng. Dia tidak mau berlebihan, mungkin itu hanya akibat prasangka buruk saja.

"Paman, aku mau ke toilet" bisik Yangyang pada Kun.

"Aku akan menemanimu" si manis menggeleng.

"Tidak usah, paman. Aku bisa sendiri" Kun akhirnya mengangguk.

(✔) RUMAH [Kunyang] | ENDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora