09 Life After Married

59 7 0
                                    

"Sam..! Sarapan.." Panggil Minho dari arah dapur.

"Bentar Pak..! Nanggung, masih di kamar mandi..!"

"Cepatlah turun sebelum terlambat ke sekolah..!"

"Give me a 10 minutes"

Untung saja kemarin saat di kamar Minho tidak melakukan apapun pada Sam selain memeluknya saat dirinya tertidur, tentu saja Sam tidak mengetahui aksi tersebut saking dirinya tidur begitu pulasnya. Kemarin mereka hanya tidur bersama. Tidak lebih dari itu. Walaupun mungkin Minho ingin, ia tetap saja belum mau merusak Sam mengingat Sam juga masih sekolah. Belum lagi ia juga mengerti bahwa Sam masih berusaha membiasakan diri untuk hidup bersamanya. Untuknya, kehadiran Sam disisinya saja sudah cukup. Dia tidak ingin meminta apapun lagi, dia hanya ingin Sam tetap bersamanya untuk waktu yang lama dan tidak akan pernah meninggalkannya.

Kehidupan setelah pernikahan keduanya ini, tidak terlihat seperti pasangan baru lainnya yang selalu bermesraan, melainkan terkesan seperti seorang adik dan kakak. Mereka selalu mendebatkan hal hal kecil. Contohnya saja, saat Minho mengajak Sam pergi bersamanya ke sekolah, Sam menolaknya karena dia masih belum terbiasa dengan keberadaan sang guru di sampingnya. Dan lagi lagi sang guru itu pun kembali memarahinya  dan tetap memaksa Sam untuk pergi bersamanya. Padahal mereka baru saja menikah. Hidup bersama sang guru memang tidaklah mudah bagi Sam.

Suara sendok dan garpu berdentingan, menandakan seberapa asyiknya mereka menyantap sarapannya. Sekedar informasi, memasak sudah menjadi rutinitasnya Minho, seolah memasak itu  merupakan kewajiban dirinya.

Hingga sebuah suara mulai terdengar di sela sela sarapannya Sam. Pria bernama Minho itu pun mulai angkat bicara.

"Hari ini saya akan pulang terlambat karena ada rapat bersama para guru. Kau pulang saja lebih dulu."

"Kalau pulang ke rumah ayah, boleh?"

"Yasudah, terserah kau. Tapi tetap malam nanti saya akan jemput."

"Thanks."

Setelah itu tidak ada lagi percakapan diantara mereka dan memilih kembali fokus pada sarapan mereka.

Diperjalanan....

Suara Minho kembali didengar, selama diperjalanan menuju sekolah, Minho ingat jika selama ini pasangannya itu terus saja memanggilnya dengan embel embel Pak, yang tentu saja itu membuat Minho merasa tidak nyaman dan terkesan begitu canggung.

"Ngomong ngomong, berhenti memanggil saya Pak jika sedang tidak di sekolah. Kita sudah menikah. Diluar sekolah saya ini adalah pasangan kamu. Pasangan hidup kamu dimata tuhan dan negara."

"Maaf Pak, saya masih belum terbiasa."

"Tapi mau sampai kapan seperti itu?"

"Saya juga tidak tahu Pak. Saya harap bapak tidak terlalu memaksa saya. Semua ini tidak semudah yang Pak Lee pikirkan." Ucapan Sam berhasil merubah raut wajah Minho.

Minho yang tadinya banyak bersuara tiba tiba berubah menjadi lebih pendiam dan lebih dingin.

Dan tak lama mereka pum akhirnya sampai di sekolah setelah memakan waktu kurang lebih 45 menit di perjalanan.

"Sudah sampai. Turun..!!!"

Sam pun segera turun dari mobilnya. Setelah dirinya turun, bukannya memarkirkan mobil, justru guru sekaligus pasangan hidupnya itu malah kembali menancapkan gas dengan raut wajah yang masih sama dan sulit di artikan. Ia pergi begitu saja tanpa pamit pada Sam.

"Ye...malah cabut lagi, mentang mentang guru dia mau bolos gitu? Enak banget..!!! Bodo ah, emang gue pikirin." Dumel Sam setelah menyaksikan mobil Minho kembali melaju dan menjauh dari area sekolah.

MTMH : My Teacher My HusbandWhere stories live. Discover now