Gayatri | Part 26 | Pertempuran Dimulai

223 41 6
                                    

"Lapor, Jenderal, tidak ada tanda-tanda keberadaan Bripda Gayatri di seluruh kantor," ucap salah seorang anggota yang bertugas menyisir dan memeriksa keberadaan Gayatri di Kantor Polisi Kalais.

Farhan mengembuskan napas panjang. Ia menatap mobil miliknya yang terparkir rapi tepat di depan lobi kantor tersebut. Ia kemudian mengedarkan pandangannya ke ruangan tepat di depan ruang kerja Agam yang tampak berantakan. Ia mengernyit manakala melihat pistol glock yang sebelumnya ia berikan pada Gayatri terlempar tepat di bawah meja.

"Dia berada dalam bahaya," gumam Farhan usai memungut pistol tersebut.

Agam yang tergopoh-gopoh berjalan pun segera menghampiri Farhan usai mendapat telepon dari atasannya itu. Melihat kedatangan Agam, tatapan Farhan berubah tajam. Ia mencekal langkah Agam dengan mencengkeram krag jaket kulit yang digunakan oleh Agam dan menghimpitkan tubuh Agam di dinding.

"Apa rencanamu sebenarnya? Dimana Gayatri?" tanya Farhan dengan suara keras. Kedua matanya membulat sempurna dengan rahang kokoh yang mulai mengeras.

Agam mengerutkan dahinya, ekspresinya menandakan dirinya tampak kebingungan dengan pertanyaan Farhan barusan.

"Anda bicara apa, Pak? Saya tidak mengerti."

"Penjaga di rumah saya bilang jika Gayatri ke kantor untuk menemuimu! Apa itu benar?" tanya Farhan dengan suara tinggi.

Agam menggeleng beberapa kali. "Saya tidak meminta Aya untuk menemui saya. Saya juga terkejut waktu bapak bilang jika Aya hilang."

Farhan menatap kian tajam pada kedua mata Agam. Mencoba membaca kebohongan dari sorot mata anak buahnya itu. Farhan pun menggeram kesal seraya menghempaskan tubuh Agam.

"Sepertinya mereka membuat jebakan dan berhasil memancing Gayatri," ucap Farhan menahan kesal. Kedua tangannya mengepal kuat terlebih saat menerima laporan lain mengenai cctv di kantor tersebut yang sengaja dihapus.

"Mereka sudah keterlaluan. Sepertinya kita harus melakukan perlawanan segera! Esok lusa acara ulang tahun Partai Merah dan momentum mengukuhan Jenderal Khrisna sebagai calon presiden. Menurut informasi, mereka akan mengadakan acara besar-besaran. Kita susupi acara itu!" ucap Farhan tegas.

***

"Saudara- saudara sekalian, terima kasih atas dukungan dan kehadiran serta kesetiaan saudara sekalian. Partai Merah tidak akan berkembang sebesar ini jika tidak mendapat dukungan dari saudara sekalian. Selama tiga periode, Partai Merah sudah berhasil menguasai mayoritas kursi di parlemen, tiga periode pula Partai Merah telah membuktikan dedikasinya terhadap keberlangsungan pemerintahan negara ini. Tiga presiden terbaik negara kita berasal dari Partai Merah!

"Sebentar lagi, kita akan mengadakan pemilihan umum dan dalam kontestasi tersebut, lagi Partai Merah akan mengutus kader terbaiknya untuk menjadi bakal calon presiden periode selanjutnya. Kita ketahui bersama keputusan partai dan berdasarkan rekomendasi dari Dewan Pembina Partai Merah maka dengan ini saya umumkan Jenderal Khrisna sebagai bakal calon presiden dan Julian Handoko sebagai bakal calon wakil presiden yang akan di usung oleh Partai Merah!"

Riuh orang-orang yang hadir di dalam stadion besar itu pun bergemuruh. Semua orang berteriak memberikan dukungan mereka pada keputusan ketua umum partai tersebut. Semua orang bersemangat, terlebih saat pembawa acara mempersilakan Khrisna dan Julian untuk menempati podium guna memberikan pidato pertama mereka selalu calon presiden dan wakil presiden dari Partai Merah.

"Selamat malam semuaaa! Sebagai kader partai saya merasa bangga atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya sebagai calon presiden dari Partai Merah! Kita akan buktikan jika kita akan menang satu putaran!" ucap Khrisna dengan suara lantang dengan tangan kanan mengepal ke udara menyalurkan semangat dan antusiasme yang ada dalam dirinya pada seluruh hadirin yang ada di stadion tersebut.

GAYATRIWhere stories live. Discover now