#37

18 0 0
                                    

Happy Reading, Readers!♥️


"Ohh.. Saya Tiara pacarnya Anjar." Jawab wanita itu.

Dhegg..

Jantung Fia berenti sejenak.

"Pacar katanya? Aku ini calon istrinya lo.." batin Fia.

"Dik.. Haloo.." ucap Tiara dengan melabaikan telapak tangan di depan muka Fia dan membuatnya tersadar dari lamunannya.

"Kamu adiknya Anjar yang cewe itu ya? Udah gede ya sekarang.." Imbuh wanita itu, ia mengira bahwa Fia adalah Aisy.

"Siapa Nduk?" tanya Maryani dengan berjalan menemui tamu itu.

"Oh Bu.. Apa kabar?" tanya Tiara basa-basi pada Maryani.

"Tamunya Mas Anjar Bu, saya permisi." Ucap Fia izin masuk ke dalam.

"Ngapunten, sampeyan sinten nggih?" *(Maaf, kamu siapa ya?) tanya Maryani pada Tiara, karena seingatnya Anjar tidak pernah punya teman dekat perempuan.

"Saya Tiara pacarnya Anjar sejak SMA Bu.." jawab Tiara.

"Ndak mungkin!" ucap Maryani tersentak.

"Njar! Anjar! Rene Le!" *(Njar! Anjar! Sini Nak!) teriak Maryani memanggil Anjar.

"Nggih Bu? .. Loh.. Tiara?" ucap Anjar terkejut melihat tamu yang baru saja datang.

Tiara langsung menggandeng tangan Anjar.

"Aku denger dari Harun kamu pulang. Maafin aku ya Njar, kita bisa balik kaya dulu kan?" ucap Tiara tanpa punya malu.

"Apa-apaan kamu?" balas Anjar dengan melepas gandegan tangan Tiara.

"Bilang sama Ibu Le, dia siapa?" tanya Maryani dengan nada agak emosi.

"Bu, bukan yang seperti Ibu pikir.." jawab Anjar.

"Ibu bisa ngerti sampeyan, tapi tadi yang bukain pintu Fia Le!" ujar Maryani.

"Fia? Bukain pintu?" gumam Anjar tidak percaya.

"Kamu ngomong apa sama calon istri saya?" tanya Anjar pada Tiara dengan nada agak tinggi. Tiara masih terdiam.

"Astaghfirullah.. Gini Tir, kita selesai udah lama. Saya dan kamu sudah ga ada hubungan apapun. Dan mungkin kamu juga udah dengar dari Harun, kalo saya akan menikah bulan depan. Apa itu bikin kamu cari tau rumah saya?" Ujar Anjar meredam amarahnya sendiri.

"Tapi Njar.." ucap Tiara.

"Sudah jelas kan? Yang bukain pintu tadi calon istri saya. Maaf, kamu silahkan pulang sekarang." Sahut Anjar memotong ucapan Tiara dan menutup pintu rumahnya.

Anjar mengehela nafasnya, duduk di sofa ruang tamu dan menetralkan emosinya. Tiba-tiba ia teringat Fia dan merasa harus menjelaskan semuanya pada Fia. Sedangkan Fia sudah menangis di dalam kamar.

Fia merasa sangat sesak ketika mendengar ucapan Tiara yang mengaku sebagai pacar Anjar, bukankah selama ini Anjar 'jomblo fisabilillah'? Ia merapikan pakaian dan barang-barangnya dengan berlinang air mata. Ia ingin pulang saja ke Surabaya dan mengurungkan niatnya ke Jogja.

"Dif.. saya boleh masuk?" tanya Anjar dari luar pintu kamarnya.

Anjar berkali-kali megetuk pintu kamarnya tapi tidak mendapat izin masuk dari Fia, ia mengacuhkannya dan sibuk mengemasi barang-barangnya.

"Dif.. biar Mas Anjar jelasin, itu tadi sudah bukan siapa-siapanya Mas Anjar Dif.." ucap Anjar.

"Dif.."

Ceklek.. Fia membuka pintu kamar Anjar dan lengkap menenteng tasnya.

"Fia mau izin pulang aja Mas.." ucap Fia dengan mata yang sembab.

"Dif.. dengerin Mas Anjar dulu.." balas Anjar, menghalangi pintu agar Fia tidak kabur.

Fia hanya menunduk, ia merasakan air matanya kembali menetes dan sesegera mungkin ia menghapusnya. Anjar melepaskan tas ransel yang dipakai Fia, dan menaruhnya kembali ke lantai. Anjar menggandeng pergelangan tangannya dan mengajaknya keluar kamar untuk duduk di meja makan. Maryani menyuguhkan dua gelas teh hangat untuk Fia dan Anjar berharap dapat menenangkan hati keduanya.

"Diminum dulu Nduk, Le..." Ucap Maryani.

Maryani pergi ke ruang tamu, memberi ruang pada Anjar agar dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang baru saja terjadi.

"Diminum tehnya Dif, biar emosinya turun dulu." Ucap Anjar.

Fia berkali-kali mengatur nafasnya, kemudian pelan-pelan meneguk teh buatan calon Ibu mertuanya. Air matanya kembali mengalir pelan. Ia menyembunyikan wajahnya di atas meja dengan menekuk kedua sikunya. Anjar hanya membiarkannya sebentar supaya Fia tenang terlebih dahulu. Beberapa menit saling diam, akhirnya Anjar membuka obrolan.

"Dif.. sebelumnya Mas Anjar minta maaf karena ga cerita tentang ini ke Difia." Ucap Anjar.

"Sekarang Mas Anjar ceritain ke Fia.." balas Fia lirih dan dingin dengan mengangkat kepala yang tadi disembunyikannya.

"Iyaa.. Dia Tiara tetangganya Harun, mantan pacar Mas Anjar, waktu Aliyah kelas 1 dikenalin sama Harun. Tapi Mas sama Tiara sudah putus tahun itu juga.." jelas Anjar.

Flashback ON..

Anjar saat MA.

"Kamu sayang gak sih Njar sama aku?" tanya Tiara. Anjar hanya terdiam.

"Selalu aku yang nyamperin kamu ke Jogja. Selalu aku yang minta ketemu. Kamu juga gak pernah hubungin aku.." Imbuh Tiara.

"Tir.. Aku ini sekolah di pesantren. Jangankan ketemu perempuan, keluar asrama kalo bukan jam sekolah aja susah. Aku gak ada telepon buat hubungin kamu. Ke warnetpun gabisa lama." Ujar Anjar.

"Kata Harun kamu sekarang udah jadi vokalis hadrah ya? Oh jangan-jangan udah banyak yang kenal terus kamu ada perempuan lain makanya sulit banget dihubungin?" tanya Tiara curiga.

"Tir ngga gitu.." balas Anjar terpotong.

"Aku juga butuh perhatian dari pacarku kek temen-temenku lainnya Njar! Mereka dihubungin tiap saat, malem mingguannya kencan berdua. Selama tiga bulan pacaran kita cuman ketemu sekali aja, dan kamu ajak Adikmu lagi!" oceh Tiara.

"Gak asik emang pacaran sama santri! Banyak dianggurin!" imbuh Tiara.

"Iya emang gak asik! Kalau kamu mintanya gitu, maaf Tir aku gak bisa nurutin kamu! Aku punya prioritas utama. Kamu juga tau aku anak pertama, aku punya mimpi besar untuk orang tuaku dan harus aku tempuh di pesantren ini." Balas Anjar.

"Yaudah, kalo kamu gabisa nurutin kita putus aja! Emang ya Harun lebih bisa manjain aku daripada kamu!" Ucap Tiara.

"Baik, aku turutin maunya kamu, kita putus! Silahkan kamu sama Harun. Assalamualaikum!" balas Anjar kembali ke Asrama dan meninggalkan Tiara.

Flashback Off..




Bersambung..



Terima kasih telah membaca chapter ini😘

Mohon maaf jika terdapat typo hehe..

Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan😊Jangan lupa vote terus yaa! Terima kasih!♥️😘

Pantaskah Aku? Where stories live. Discover now