With---15: Lebih Awal

43 12 100
                                    

“Kita bertemu lebih awal, ya, Ngel,” ucap Dokter Demian.

Angel pun tersenyum merespons hal tersebut lalu dia menghela napas, “Maafkan saya, Dok, nggak tepat rencana. Harusnya habis olimpiade, ” kata Angel.

“Nggak masalah. Gimana tangan dan kakimu? Saya buka selimutnya untuk mengecek. Boleh?” tawar Dokter Demian.

Anggukan Angel adalah tanda persetujuan atas tawaran Dokter Demian, kemudian beliau pun membuka selimut untuk mengecek kedua kaki Angel yang bengkok itu. Dokter Demian meminta agar Angel mengerakkan kakinya dengan posisi ditekuk lalu diluruskan selama beberapa kali. Setelah selesai, beliau juga meminta kedua tangan Angel supaya digerakkan dengan posisi mengepal dan dibuka selama beberapa kali pula. Usai melakukan kedua hal itu, Dokter Demian mengecek luka Angel yanga ada di tangannya terbalut perban tersebut.

“Pikiranmu masih kacau? Soalnya kamu nggak bisa rileks dari tadi,” kata Dokter Demian.

Angel memandang Dokter Demian karena itu lalu dia membuang muka, “Aku terlalu memikirkan semuanya, Dok. Dokter bisa bantu apa?” tanya Angel.

“Membantumu keluar dari situasi ini jika kamu mau,” jawab Dokter Demian.

Jawaban sang dokter membuat Angel memandangnya sambil mengerutkan kening.

“Caranya?” tanya Angel bingung.

“Membuat kamu percaya pada hal yang tidak kamu percaya.”

Angel berdeceh. Dia pun menatap lekat Dokter Demian. “Omong kosong, Dok! Hanya beberapa orang yang bisa saya percaya, itu pun masih ragu,” sanggah Angel.

Dokter Demian tertawa kecil mendengarnya. Beliau heran dengan pemikiran Angel. Mengapa sepanjang itu dia menyanggah omongannya. Yang begini baru Angel seorang. Benar kata Bu Kenanga, Angel memang cerdas.  Dia harus berhati-hati berbincang dengannya.

“Saya tahu siapa saja yang kamu percaya. Sekarang, kamu mau ‘kan percaya dengan saya?” pinta Dokter Demian.

****



Ketika Waktu BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang