Bab 16 || Mengejutkan

215 71 16
                                    

"Karena Kina bakalan berangkat bareng gue." ucapnya sambil merangkul pundakku.

Aku terkejut saat ada orang yang tiba-tiba merangkulku.

"Lo siapa?!" tanya Dika dan Arga dengan wajah tak bersahabat. Aku pun menoleh ke samping, untuk melihat wajah dari orang yang merangkulku.

Buset dah, dia tinggi amat! Ngeliat dia lama-lama bikin leher gue pegel. Btw, dia siapa? Batinku bertanya-tanya.

"Kenalin gue Reyhan. Kalian bisa panggil gue Rey. Gue murid baru di sekolah ini." ia memperkenalkan diri dengan gaya angkuh.

"Gue gak nanya nama lo, yang gue pengen tau lo itu siapanya Kina?!" Arga bertanya dengan ketus.

Mendengar namaku disebut, aku tersadar bahwa laki-laki yang bernama Rey tersebut masih merangkulku.

Dengan segera kutepis tangannya dari pundakku. Namun, lagi-lagi ia merangkul pundakku. Berkali-kali kutepis, namun berkali-kali pula ia merangkulku. Bahkan sekarang aku tak bisa lepas dari rangkulannya yang semakin erat.

"Kalian berdua mau tau gue siapanya Kina?" dia bertanya pada Dika dan Arga dengan gaya angkuhnya.

Ya bukan siapa-siapa lah, ketemu aja baru sekarang. Gue harap nih orang gak ngomong yang aneh-aneh soal gue. Baru juga kenal sekarang, jangan sampe dia bikin gue pengen nampol kepalanya. Batinku mulai was-was.

Sebelum dia berucap, ia menampilkan smirknya terlebih dahulu pada Dika dan Arga.

"Gue itu--" ucapnya menggantung. Aku pun mulai menatapnya dengan wajah tak bisa diartikan. Saat ia menunduk menatapku, seketika aku terkejut saat ia menampilkan senyum mautnya padaku.

Aku terdiam melihat senyumnya, jika dilihat dengan seksama dia tampan. Rambutnya yang sedikit panjang dan acak-acakan, kulitnya sedikit tan, alisnya tebal, matanya yang agak sipit, bibir yang tipis, dan rahangnya yang tegas membuatnya terlihat tampan.

Bahkan saat tersenyum matanya yang sipit terlihat lucu karena hanya menampilkan sebuah lengkungan garis akibat matanya yang terlihat tertutup.

Tak hanya itu, tubuhnya yang tinggi juga didukung oleh postur tubuhnya yang pas, membuat ia terlihat nampak proporsional. Ia nampak sempurna.

"Cepetan elah, lo siapanya Kina sih?! Kina, lo kenal dia?" tanya Arga beralih menatapku. Aku seketika sadar dan memalingkan wajahku ke arah Arga dan Dika.

"Gue ga─ "

"Gue pacarnya Kina." jawab pria disampingku dengan santai.

"HAH?!" kaget Dika dan Arga termasuk aku yang langsung menoleh menatap pada orang yang mengucapkan kalimat tersebut.

Seketika kami berempat menjadi pusat perhatian. Eh, sebenarnya sudah sedari tadi siswa-siswi yang ada disekitar sini memandang ke arah kami, tentu saja karena kehadiran si pria tampan di dekat kami ini.

"Jangan ngaco deh lo! Lo gak mungkin pacarnya Kina! Lo kan murid baru, paling Kina baru tau lo sekarang!" akhirnya Dika buka suara.

Apa yang dikatakan Dika memang benar. Aku baru mengenal Rey sekarang. Mana mungkin aku menjadi pacarnya. Mustahil!

"Bener! Tebakan lo emang bener, gue bukan pacarnya Kina." dia menjawab dengan gaya tengilnya.

"Kalo gitu lo siapanya?! Jadi murid baru aja udah songong lo!" kesal Arga pada Rey.

My True First LoveWhere stories live. Discover now