2

791 103 4
                                    

Waktu yang ditunggu oleh Roselyn akhirnya datang. Baik suaminya mau pun Jacob, telah kembali dari urusan mereka. Jacob baru saja kembali setelah bekerja mengawasi daerah kekuasaan yang baru. Untuk merayakan kembalinya Jacob, kekuqrga itu berlibur di rumah mewah milik keluarga kerajaan. Rumah singgah yang terletak di pegunungan dengan danau yang terletak tak jauh dari situ.

Roselyn menenangkan dirinya. Menghirup udara sebanyak mungkin lalu mengeluarkan dengan pelan. Memejamkan kedua matanya. Sembari meyakinkan diri bahwa apa yang akan dilakukannya ini tidaklah salah. Ia melakukan semua ini demi menaikkan harga diri keluarganya. Iya, Roselyn seharusnya tidak perlu merasa bersalah. Iya yakin bahwa Jacob tak menyimpan perasaan lain padanya. Jadi anggap saja hal yang ia perbuat adalah kesalahan bagi Jacob.

Roselyn sudah meletakkan ramuan tidur pada minuman sang suami. Wanita itu melihat gelas milik Daniel sudah mengering, tanda bahwa suaminya telah menenggak habis minumannya. Malam ini ia sengaja menawarkan wine kepada Daniel, membuat pria itu mabuk. Setelah suaminya tertidur, barulah Roselyn melancarkan aksinya. Memberikan beberapa tanda cinta pada tubuh Daniel, menambah skenario yang telah ia buag tersebut. Selesai dengan itu semua, Roselyn lantas mengusap rambut sang suami. Pria yang dengan tulus mencintainya. Roselyn rasanya ingin meminta maaf. Di kehidupan selanjutnya, semoga Daniel mendapatkan pasangan yang benar-benar mencintainya.

Maafkan aku, suamiku. Aku melakukan ini demi keluarga kita.

Roselyn melangkahkan kakinya keluar dari kamar miliknya. Niat hati ingin mengetuk kamar Jacob. Namun tak disangka, pria itu masih terduduk di kursi panjang ruang keluarga. Terlihat kepulan asap dari tubuh pria tersebut. Roselyn dapat melihat bahwa Jacob sedang menikmati nikotin dari cerutu miliknya. Roselyn tidak menyukai asap tersebut, namun ia tetap menghampiri Jacob.

"Kau belum tidur, Jacob?"

Jacob mengangkat sebelah alisnya, menatap Roselyn dengan tatapan tajam. Mampu menghunus dada Roselyn, tatapan yang membuat wanita tersebut tak jarang merasa terintimidasi. Jacob tidak menjawab pertanyaan Roselyn. Selagi dia masih duduk, bukankah sudah jelas bahwa ia belum tidur. Buruk sekali cara berbasa-basi adik iparnya ini.

Tanpa menunggu jawaban dari Jacob—yang tidak akan pernah ia dapat. Roselyn mendudukkan tubuh tepat di sebelah Jacob. Wanita yang sudah memakai gaun tipis tersebut sengaja mendekatkan kulitnya pada Jacob, merangsang pria tersebut.

"Kau menggodaku, Nona Rose?"

Jacob bukanlah pria amatiran. Nampak jelas bagaimana Roselyn sengaja ingin mengikis jarak dengannya. Roselyn menjatuhkan kepalanya pada pundak Jacob. Ujung jemarinya memainkan baju yang dikenakan oleh Jacob, terkadang meremas kecil kulit putih milik Jacob.

"Kau merasa tergoda, hm?" Tanyanya dengan nada sensual.

Roselyn yang sudah bersuami tentu paham di luar kepala, bagaimana cara menggoda lelaki.

"Kau menjadi pelacur sekarang?"

Jacob melemparkan pertanyaan dengan nada penuh sindirian. Tidak membuat Roselyn tersinggung sama sekali. Memang benar tujuannya untuk menggoda Jacob. Malam ini ia tidak boleh gagal.

"Apa tujuanmu menggodaku, Rose? Ku kira kau adalah wanita yang terhormat. Tak kusangka kau murahan."

Tangan Roselyn bergerak untuk mengelus milik Jacob. Memberikan sentuhan yang dapat membuat Jacob memanas dibuatnya. Roselyn yakin akan hal itu.

"Tangisan bayi. Aku ingin bayi." Jawabnya jujur.

Jacob terkekeh mendengar jawaban kelewat jujur tersebut. Sudah mengira bahwa Roselyn menginginkan keturunan. Tentu saja ia tahu bahwa adiknya tidak dapat memberinya bayi. Namun tidak ia sangka, Roselyn akan seberani ini kepada dirinya. Jacob menjadi tertantang. Memang sejak awal sang adik mengenalkan Roselyn, ia sering mengamati wanita itu dari kejauhan. Melihat bagaimana palsunya Roselyn berbicara di depan semua orang. Adiknya terlalu bodoh termakan cinta. Padahal wanita itu tak ada bedanya dengan wanita lain. Haus akan kekuasaan serta kekayaan.

Open ArmsWhere stories live. Discover now