2: começando a simpatizar

29 9 0
                                    

Translate: start to symphaty (Portuguese)

***

Menjelang malam Kun memainkan harmonikanya di depan api unggun, disanapun ada Yangyang yang belum tidur dan sedang memasukkan ranting-ranting pohon ke dalam api unggun.

"permainan harmonikamu terdengar kurang enak didengar," celetuk Yangyang di tengah keheningan malam.

"itu karena harmonika ini sudah rusak tertindih kaleng-kaleng makanan yang dibawa kemarin," jawab Kun dengan sedikit kesal.

"bukankah sebaiknya kau berhenti memainkannya?" Yangyang mengatakannya dengan pelan, namun ia juga bermaksud tidak serius juga.

"apa? Loe tahu gue di bawah sini gabut parah tau! Loe mungkin di atas sana sibuk tapi gue disini ngelakuin kerjaan kek ibu rumah tangga, gak ada hiburan sama sekali!" omel Kun.

Yangyang menundukkan kepalanya, ia tak menyangka jika rekannya tersebut sudah frustasi karena hanya melakukan pekerjaan ringan, terlebih sore tadi dirinya kurang menghargai masakan rekannya itu "maafkan aku, kau ternyata frustasi dengan pekerjaan di bawah sini. Kupikir kita bisa gantian melakukan pekerjaannya, jadi untuk sebulan ini kau bisa bertugas mengembalakan domba." Usulnya.

Kun senang bukan main, akhirnya ia bisa sedikit terbebas dari cengkeraman rasa kebosanan selama sebulan ini. "oke, gue setuju." Balasnya dengan singkat.

"hanya saja aku tidak bisa masak, tapi kalau sekedar buka kaleng aku bisa." Tambahnya.

"ah, kau tinggal memanaskan saja bahan-bahan disana, masakanmu juga tidak akan seburuk itu juga," tutup Kun, lalu berpamitan kepada Yangyang ia ingin tidur duluan, masuk ke dalam tendanya.

Di dalam tenda Kun ingat kembali jika ada satu hal yang belum dituntaskannya saat sore tadi, yaitu menyenangkan benda miliknya yang ada di dalam celana.

Dari luar Yangyang masih melamun di depan api unggun, ia mengeluarkan catatan kecil yang ada di saku celananya. Hari kemarin mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan di bulan pertama, uang yang sudah pasti didapatkannya harus dibagi-bagi dan dipikirkan untuk pengeluaran ketika pekerjaan ini selesai. Yangyang membuka catatan terakhir yang ditulisnya, angka yang ditulis menunjukan besaran uang yang cukup besar, ia terlihat ingin membuat sebuah rumah sederhana.

Sibuk dengan penghitungannya, pria muda itu tiba-tiba mendengar suara desah nafas pria dari tenda Kun. Ia sudah bisa menebak hal yang dilakukan rekannya itu, dan itu sama sekali tidak masalah.

.

.

***

Yangyang menunggangi kuda menuju jembatan yang menghubungkan kawasan gunung dengan jalan raya, tugasnya sekarang adalah untuk menerima kiriman makanan setiap dua minggunya dari bos pemilik peternakan tempat mereka bekerja.

Yangyang menunggangi kuda menuju jembatan yang menghubungkan kawasan gunung dengan jalan raya, tugasnya sekarang adalah untuk menerima kiriman makanan setiap dua minggunya dari bos pemilik peternakan tempat mereka bekerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika melihat sebuah mobil dengan seseorang yang turun di sekitarnya ia bisa menerka jika orang itu adalah sheriff suruhan si bos yang ditugaskan untuk mengirimkan persediaan makanan. Ia segera menghampirinya.

"lain kali jangan mengirimkan kami kacang, lebih baik sup sayur" Ujar Yangyang.

"hah? Bukannya kau gak suka sup sayur pas ngomong di awal?" sang sheriff memastikan.

"ya, tapi sup sayur sepertinya lebih baik daripada sup kacang."

Sang sheriff mengangguk "oke deh."

Mereka segera menyelesaikan transaksi tersebut, Yangyang menempatkan kotak-kotak kayu yang berisi persedian makanan pada kantong yang digantungkan pada setiap sisi perut kuda.

Yangyang menunggangi kuda tersebut sampai ke sisi sungai besar, ia memberhentikannya di sisi sungai, lalu menendang pelan ke arah leher kuda untuk mengizinkan kuda yang ditungganginya untuk minum terlebih dahulu.

Ketika kuda sedang minum, hewan itu tiba-tiba berhenti dan seperti menatap waspada di sekitarnya, dalam waktu beberapa detik terdengar auman seekor beruang keluar dari semak-semak di seberang sungai.

Kuda yang ditunggangi Yangyang langsung panik dan menjatuhkan segala benda yang terdapat di atas punggungnya, termasuk manusia yang sedang menungganginya lalu berlari tidak beraturan.

Yangyang terjatuh dari atas kuda, namun kakinya masih menggantung pada penyangga kaki sehingga tubuhnya terbawa ke arah lari si kuda. Punggungnya berulang kali tergesek oleh bebatuan bukit yang tentu saja itu sangat sakit.

.

.

***

Kun turun dari gunung dan menggiring para domba untuk berkumpul di lapangan luas yang tak jauh dari lokasi perkemahan. Perutnya sudah keroncongan sejak siang karena selama di pengembalaan ia tidak membawa makanan sedikitpun.

Sejak turun dari gunung Kun tidak melihat keberadaan si pria muda sama sekali, bahkan api unggun tempat memasak pun terasa dingin dan kayu di sekitarnya tampak belum berubah posisinya seperti sejak pagi.

"anak itu kemana ya? Kok ngambil makanan lama amat dari pagi."

Kun memutuskan untuk menyalakan api dan memanaskan air dalam panci, mungkin saja orang yang ditunggunya akan segera datang, karena dilihat langit sebentar lagi akan gelap, mana mungkin dia tidak kembali sebelum itu.

Namun sekarang ia sudah menunggu selama kurang lebih dua jam, orang yang ditunggunya itu tak kunjung datang. Kun mencoba melihat ke kotak kayu tempat makanan dan dilihat di dalamnya hanya ada beberapa kentang dan tentu saja kacang merah kalengan, makanan yang sangat dibencinya.

Kun bersumpah ia tidak akan makan dan lebih baik membiarkan perutnya keroncongan dibandingkan harus memakan kacang merah.

Beberapa menit kemudian Yangyang datang dengan berjalan kaki menarik tali pengikat kuda, Kun langsung memarahinya, "loe kemana aja!? Loe tau gue udah berjam-jam nungguin loe kelaparan disini!"

Yangyang mengikatkan tali pengikat kuda pada pohon di sekitar kemah, lalu berjalan mendekati api unggun tanpa mendengarkan omelan Kun.

"lho kemana barang ba..." Kun mengomel lagi, namun kali ini perkataanya terhentikan karena melihat kemeja Yangyang yang terlihat bolong-bolong dan pelipisnya mengeluarkan darah yang mengucur ke sepanjang kepala hingga leher. "astaga, Yangyang. Loe kenapa? Apa yang terjadi?"

Kun berdiri dan mencari-cari secarik kain lalu memasukan kain tersebut ke dalam panci yang berisi air hangat dan mengompreskannya ke pelipis Yangyang. Ia terlihat sangat khawatir.

"awh, terima kasih." Ungkap Yangyang, lalu menerima kain yang dipegang Kun dan dipegang olehnya.

"apa yang terjadi? Yangyang." Tanya Kun.

"aku bertemu beruang di sisi sungai, terus kuda yang kutunggangi panik dan menjatuhkan semua barang-barang dan aku juga."

"sial, jadi hari ini kita makan apa? Apa kita harus makan salah satu domba disana?" inisiatif Kun.

"tidak, tidak boleh, kita disuruh menjaga mereka bukan malah memakan mereka."

"domba si bos ada ribuan, Yangyang. Dia tidak akan tahu kalo satu dombanya hilang."

"bukankah masih ada beberapa kaleng kacang merah disana?" tanya Yangyang, ia masih ingat masih ada beberapa makanan yang bisa dimakan di dalam kotak kayu.

"sialan kau Yangyang, gue gak bisa makan kacang."

~ To be Continued

KEEP READING!!! ((┬┬﹏┬┬))

Swipe >>>

BROKEBACK MOUNTAIN (A WayV (#KunYang) Ver.)Where stories live. Discover now