5: segredos revelados

32 6 4
                                    

***

"Sayang, kamu udah pakein seragam ke Lulu?" teriak seorang wanita dari dapur, ia terlihat sedang sibuk memandikan anak keduanya yang masih bayi di dekat wastafel.

"Belum, Lulu-nya masih dandan," sahut Yangyang sedang berada di ruang tengah sibuk memakaikan bedak ke wajah anak perempuannya yang pertama.

"sekarang sudah pukul delapan, ayo sarapan dulu Lulu bisa telat."

"bentar ma." Jawab anak perempuannya yang masih berusia tujuh tahun itu, ia sedang dipakaikan ikat rambut berbentuk pita oleh sang ayah.

Yangyang selesai mengikatkan rambut anak perempuannya dengan ikatan buntut kuda, "nah, udah beres. Anak papa udah cantik." -cup, ia mencium pipi anaknya yang sudah terlihat sangat cantik siap untuk bersekolah, setelah itu si anak segera berlari ke dapur untuk sarapan.

Terdengar suara seseorang mengetuk pintu utama sambil memanggil-manggil nama penerima surat, nama kepala keluarga dari rumah tersebut. Sebelumnya mereka biasa menerima surat paling pagi hari karena letak rumah mereka tidak jauh dari kantor pos.

Yangyang menghampiri pintu depan dan membukanya untuk menerima kiriman surat yang ditujukan kepadanya.

"Mr. Liu Yang Yang?" tanya bapak-bapak tukang hantar surat untuk memastikan surat yang diterima tepat ke tujuannya.

"iya, itu saya." Ucapnya singkat.

Yangyang menandatangani bukti telah diterimanya surat pada papan yang di bawa tukang pos.

Setelah selesai menerima surat tersebut, ia membaca nama pengirimnya. Matanya membelalak ketika melihat nama yang dibubuhkan pada nama pengirim adalah nama seseorang yang sudah menjadi masalalunya sejak delapan tahun yang lalu.

Dengan terburu-buru Yangyang membuka surat tersebut, membacanya dengan cepat dengan mata yang berkilat-kilat seolah-olah jangan ada yang melihat isi surat tersebut selain dirinya. Setelah selesai dibaca, terlihat akhiran kalimat dari surat itu berbunyi 'gue ada waktu di akhir pekan ini, tentu saja kalo loe berkenan."

Ia segera menyembunyikan kertas surat itu pada saku celananya, lalu beranjak ke dapur seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"tadi siapa, Sayang?" tanya istrinya yang sedang menyuapi makan ke anak sulungnya yang mau berangkat sekolah.

"oh, tadi tukang pos nanyain alamat tetangga sebelah." Jawab Yangyang sedikit gelagapan namun berusaha sedatar mungkin.

"oh." Istrinya mengangguk percaya, ia tidak curiga sedikitpun.

.

.

***

Malam hari datang, Yangyang tidur di ranjang bersama istrinya yang bernama Giselle. sedangkan anak bayi mereka sudah tidur tepat di kotak kasur bayi di dekat ranjang pasangan tersebut.

Yangyang menatap lekat wajah istrinya, sebuah ritual biasa ketika dirinya mengingginkan sesuatu dari sang istri.

Pria itu berlanjut dengan menciumi permukaan wajah sang istri hingga bibir mereka bersentuhan. Giselle terkekeh geli di tengah ciuman itu, lalu menghentikan kegiatan sang suami dengan memalingkan wajahnya ke samping.

"aku tau apa maumu, sayang. Tapi kau harus punya pengaman." Bisik sang istri tepat di telinga pasangannya.

"ah, sial. Aku lupa beli."

Tangan Giselle merayap dan membelai kepemilikan Yangyang. "masih ada acara lain kan?" ucapnya dengan nada menggoda.

Yangyang tersenyum penuh makna. Ia bangun dari posisi berbaringnya lalu duduk bersandar pada dipan kasur sedangkan sang istri menundukkan kepalanya tepat di bagian sensitif sang suami.

BROKEBACK MOUNTAIN (A WayV (#KunYang) Ver.)Where stories live. Discover now