1. A Quiet Life

1M 21.4K 197
                                    

Lantunan lagu Without Me dari Halsey mengalun merdu melalui earphone yang tersemat di telinga Alicia. Ia ikut bersenandung kecil, sementara netranya sibuk membaca novel romansa karya John Green. Gadis bermata bulat itu datang lebih awal dari pada mahasiswa lainnya.
Salahkan kebodohannya yang lupa mengganti baterai pada jam weker. Alicia mengira ia sudah terlambat datang, padahal jamnya sudah mati sejak kemarin pukul sepuluh malam.

Alhasil beginilah nasib Alicia sekarang, sendirian di kelas.

Alicia melepas earphone di telinga kirinya, merasa sedikit lelah mendengarkan lagu selama kurang lebih 45 menit. Ia merenggangkan kedua tangannya guna melepas penat. Netranya menjatuhkan perhatian ke luar jendela. Tidak seperti ketika Alicia tiba lebih awal, kampus sudah mulai ramai dipadati mahasiswa.
Seharusnya Kina udah dateng, batin Alicia, atau jangan-jangan dia ngebo lagi gara-gara marathon drama Korea?

Kina adalah sahabat Alicia sejak SMA. Meskipun bertolak cukup jauh, mereka sangat akrab. Alicia tidak pernah terlihat jauh dari Kina dalam waktu lama. Bahkan setelah lulus SMA, keduanya memutuskan mendaftar di Universitas yang sama.
Sepuluh menit sebelum kelas dimulai, Kina datang dengan wajah mengantuk. Cewek berambut panjang itu menyapa Alicia sebelum duduk di sebelahnya.

“Pasti nonton drama Korea, ‘kan?” tanya Alicia dengan senyuman kecil. Perutnya tergelitik melihat muka bantal Kina.

Kina menyandarkan kepalanya di meja dengan malas. “Jangan bawel, deh.”

“Nggak, tuh. Gue cuma tanya.”

“Mending lo urusin beragam laporan keuangan yang numpuk di tas lo,” dumel Kina sebelum menguap lebar. “sumpek tahu. Lo kayak mau pindah rumah aja dengan tas segede gaban itu."

“Ih, bawel lo.”

***

Kelas Alicia berakhir pada pukul sebelas siang. Ia punya janji untuk makan siang bersama Kina. Oleh karena itu, Alicia menunggu di kantin. Ditemani jus jeruk beserta novel, Alicia tenggelam ke dalam dunianya. Tidak peduli betapa ramainya mahasiswa yang berlalu lalang. Entah itu sedang makan siang, membolos mata kuliah, atau sekedar nongkrong bersama teman. Ada pula yang hanya duduk sendirian, seperti Alicia.

Alicia hanyalah salah satu dari mahasiswa yang tidak ikut kegiatan apa pun. Alias, mahasiswa kupu-kupu. Tidak heran bila ia tidak memiliki banyak teman. Bedanya, hampir seluruh mahasiswa tahu siapa dirinya. Dari pada mengucilkan, mereka cenderung segan untuk mendekat.

Ketika jam menunjuk pukul setengah dua belas, suasana kantin tiba-tiba berubah ricuh. Seolah ada bom waktu yang terpasang dan kini meledak. Seluruh perhatian mahasiswa berpusat pada satu objek yang sama, perempuan keturunan asing yang baru memasuki area kantin.
Biasanya, Alicia tidak suka suasana semacam itu. Namun, ia tidak mau repot-repot pindah lokasi.

“Itu yang namanya Lily?”

“Wah, keren banget ya kalau dilihat langsung.”

“Serius dia, nih? Cantik banget, dong.”

Nama Lily yang dibisikkan seolah mempunyai magnet tersendiri. Alicia menoleh, segera mencari sosok Lily yang sukses menggemparkan kantin. Perempuan itu duduk tidak jauh darinya, sedang menyantap roti bakar sendirian. Tidak ada gen Indonesia pada dirinya.
Pantas saja seisi kantin heboh, bule yang datang.

My Disaster CEOOnde histórias criam vida. Descubra agora