Basah

58 6 4
                                    

Yeji menghembuskan nafasnya kasar sambil memandang keluar jendela kelas. Hujan masih mengguyur dengan syahdunya padahal sudah mau satu jam dia menunggu agar reda. Hari ini Beomgyu ada kesibukan sendiri sehingga tidak bisa mengantarnya pulang dan Lia yang biasa membawa mobil juga sudah pulang duluan karena tadi dia sok-sokan menolak tumpangan dari Lia.

"Tau gitu tadi gue nebeng Lia aja, padahal jam 4 nanti pengen streaming konser IU," Yeji memanyunkan bibirnya. Gadis itu lalu mengeluarkan ponselnya dan memastikan apakan ada chat dari Beomgyu atau tidak. Namun sepertinya rapat untuk pertandingan basket masih belum selesai juga.

"Loh masih ada?"

Suara itu cukup mengagetkan Yeji, di ambang pintu sudah berdiri sang pacar yang masih memegang bola basket dengan celana abu-abu dan seragam putih yang semua kancingnya sudah terbuka sehingga memperlihatkan kaos putihnya. Rambutnya sedikit basah, sepertinya karena menyebrangi lorong dari klub basket.

"Eh udah selesai? Kok gak ngabarin? Kirain bakal sampe jam 5. Aku nungguin hujan reda dulu,"

Beomgyu langsung mendekati Yeji dan duduk dibangku milik Chani, teman sebangku Yeji.

"Udah selesai kan cuma rapat doang nentuin strategi. Hp aku mati, aku juga mikir siapa tau kamu masih disini makanya kesini. Balik yuk," ucap Beomgyu sambil membiarkan Yeji mengatur rambutnya yang basah.

"Masih ujan gini, ngaco kamu,"tanggap Yeji.

Beomgyu langsung mengeluarkan jaketnya dari tas lalu memakaikannya ke Yeji. Setau Yeji jaket ini memang anti air tapi kan cuma satu?

"Gak mau ih nanti kamu basah, sakit lagi," Yeji hendak melepas jaket itu namun ditahan Beomgyu. Pria yang lebih muda 1 tahun itu menatap Yeji lekat.

"Kata pepatah orang bego ga gampang sakit," Beomgyu tersenyum, tau tatapannya mampu membuat Yeji salting.

"Aku ga mau pacaran sama orang bego, jadi kamu ga bego ya," ujar Yeji.

"Yaudah pokoknya pake aja, katanya mau streaming konser ayu tingting,"

"Ish! IU bukan ayu tingting AI-YU," tekan Yeji. Beomgyu hanya terkekeh. Baru mau Yeji beranjak, Beomgyu menariknya lagi hingga Yeji kembali terduduk. Yeji menatap Beomgyu lekat seakan tau mau kekasihnya ini.

"Sekolah ini hei," ucap Yeji pelan.

"Ya, kapan lagi bikin kenangan ciuman dengan kakak kelas di sekolah," Beomgyu langsung memajukan wajahnya hingga bibir mereka bersentuhan. Merasakan bibir lembut dan hangat menyentuh bibirnya, Yeji tidak kuasa dan hanya bisa memejamkan matanya. Membiarkan Beomgyu memimpin ciuman sore itu hingga mereka melepaskannya untuk mengatur nafas yang kian menipis. Netra mereka bertemu untuk kesekian kalinya dan sebagai laki-laki dengan physical touch sebagai love languagenya, Beomgyu mengecup dahi Yeji sambil mengatakan, "Sayang kamu,"

Yeji dan Beomgyu berjalan beriringan menuju parkiran, hujan sudah semakin reda walau masih mengguyur. Gerimis kecil ini malah menambah indah kenangan yang akan Yeji tinggalkan 4 bulan lagi. Tentu saja yang tinggal hanya kenangan, hubungannya dengan Beomgyu akan terus berlanjut meskipun dia sudah lulus dari sekolah ini, mengukir kenangan baru yang akan mereka arungi di kemudian hari.

"Gyu, pake ini jaketnya," lagi-lagi Yeji hendak melepaskan jaketnya namun ditolak Beomgyu.

"Kamu kalo ga pake itu aku marah ya," ancam Beomgyu.

"Sayang jangan gitu ih, kamu di depan kedinginan, aku kan dibelakang kamu agak terlindungi," ucap Yeji.

"Mau aku marah atau pake jaketnya?" tanya Beomgyu serius. Jujur melihat Beomgyu mode serius siapa pun pasti akan bergeming namun Yeji bisa lebih keras kepala.

"Ya gapapa marah aja," Yeji melepaakan jaketnya namun ditahan Beomgyu lagi. Tatapan Beomgyu melunak, malah dia memanyunkan bibirnya.

"Please, jangan gitu. Aku gak mau kamu sakit, kalo aku gapapa lagian aku dari dulu udah biasa hujan-hujanan dan ga sakit. Ya ya? Pake ya sayang?" bujuk Beomgyu. Yeji menatap Beomgyu beberapa detik lalu menghela nafas panjang.

"Oke deh,"

Beomgyu pun ber-yeay ria lalu mengambil helm dan memakainkannya ke Yeji. Beberapa adik kelas 1 yang ada disana berbisik iri melihat Yeji. Bagaimana tidak, geng Beomgyu itu sangat populer di sekolah walau kesannya berandal tapi mereka semua tampan dan kaya. Banyak anak perempuan menyukai mereka terutama adik kelas.

"Peluk erat-erat Yeji-kuu!" seru Beomgyu ditengah terpaan hujan. Dipertengahan jalan hujan malah kembali deras.

"Gyu, minggir dulu aja yuk," ucap Yeji sambil memeluk Beomgyu erat. Matanya menyipit karena terpaan hujan. Yeji bisa merasakan hantaman rintik hujan yang tajam, dia membayangkan Beomgyu yang sama sekali tidak memakai jaket di depan pasti lengannya sakit seperti dihujam jarum.

"Tanggung, nanti aku neduh di rumah kamu aja sekalian mandi,"

"Gak sakit apa?!" tanya Yeji sedikit berteriak. Ya mereka berkomunikasi terpaksa harus menaikkan volume.

"Sakit tapi biarin!!"

*
*
"Cepet-cepet Beomgyu mandi sana, mama bikinin bandrek biar anget!" seru mama Yeji dari lantai bawah.

"Iya, Te," Beomgyu mengangguk lalu mengikuti Yeji naik ke lantai 2.

"Mandi di kamar aku aja, aku mandi di kamar Haerin," Yeji mengambil handuk bersih di lemari dan menaruhnya di atas kepala Beomgyu sedikit mengusaknya agar tidak begitu basah.

Yeji menatap Beomgyu yang basah kuyup dengan handuk di kepalanya. Lucu, seperti puppy yang kebasahan. Iseng, Yeji menjinjitkan kakinya dan mengecup bibir Beomgyu.

"Love you," ucap Yeji dengan wajah memerah lalu cepat-cepat mengambil handuk dan pakaiannya untuk dibawa ke kamar Haerin.

"Loh, aku bajunya pake yang basah lagi?" tanya Beomgyu saat Yeji mau pergi.

"Eh iya ya ampun. Bentar kan ada baju kamu tempo hari, Yeji membuka lemarinya dan mengambil setumpuk kecil pakaian Beomgyu.

"Ah, aku punya spot di lemari kamu. Udah berasa suami istri aja," Beomgyu menggoda Yeji sambil memeluk gadisnya dari belakang, mengecup leher Yeji yang basah.

"Ih kamu nyium apaaaa," Yeji bergidik geli karena itu pertama kalinya Beomgyu mencium Yeji di leher. Hal itu membuat sekujur tubuh Yeji merinding. Jantungnya mau meledak terlebih melihat sosok basah kuyup Beomgyu di kamarnya sendiri.

"Udah aku mandi ya," Beomgyu langsung salah tingkah dan bergegas masuk ke kamar mandi. Ada sesuatu yang harus mendadak dia tenangkan.

"Anjing gue ngapain," Beomgyu mengusap rambutnya ke belakang setelah menutup pintu kamar mandi. Dia pun berjongkok sambil menutupi wajahnya yang menghangat.

"Bahaya banget gue kebawa suasana. Dia kayaknya juga lagi, mukanya merah banget. Ah shit, untung ada mamanya kalo gak gue udah khilaf," ucap Beomgyu dengan dada bergemuruh hebat.





BOI!!! [BEOMGYU YEJI]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora