Bagian II : Welcome to Magrinio

63 15 1
                                    

"Kau ... kau tidak mungkin seorang peri! Itu hanyalah cerita fiksi yang tak akan pernah jadi nyata," ucap Jihyo yang masih pada tempatnya. Kepalanya menggeleng, mencoba untuk menyingkirkan halusinasi yang dirinya ciptakan. Akan tetapi, Jihyo malah dihadapi dengan hujan yang sama sekali tidak terasa menyentuh tubuhnya, padahal saat ini tengah hujan.

"Ini tidak mungkin ...." Jihyo berujar lagi. Ia merasa seperti gadis tidak waras atau apa yang terjadi efek samping dirinya terlalu bekerja keras? Itu mungkin saja. Alhasil, Jihyo lekas memejamkan mata seraya menepuk-nepuk kedua pipi. Hal yang dilakukan untuk menyadarkan dirinya ke tempat yang nyata, lalu perlahan ia membuka mata.

Jihyo langsung berteriak. Bahkan, ia menyeret tubuh ke belakang kala wanita asing itu ternyata begitu dekat dengan dirinya. "Pergilah! Jangan mengatakan hal omong kosong. Aku tidak melakukan apapun yang mengarah pada mengganggumu."

Twinkle mengangguk mendengar perkataan Jihyo dengan posisinya yang tengah berjongkok. "Nona Muda memang tidak mengganggu. Saya sebelumnya meminta maaf karena membuat Nona Muda terkejut, tetapi sudah saatnya Nona Muda kembali ke Magrinio. Ini permintaan dari Madam Lyn," ucap Twinkle memelas.

Jihyo yang diselimuti ketakutan mengerjapkan mata. Semakin tidak mengerti maksud perkataan wanita asing di hadapannya ini. Akan tetapi, Jihyo memilih membisu, tak meminta penjelasan karena ia begitu takut. Rasanya ingin segera berlari, namun kedua kakinya seperti jeli, terasa sangat lemas. Pikiran Jihyo juga dibuat blank. Ia tidak tahu harus melakukan sesuatu dalam kondisi seperti ini.

Twinkle yang seakan paham tersenyum tipis. Diraih jemari Jihyo gemetar dan Jihyo seakan tidak menolak. Pergelangan tangan Jihyo yang berpusat pada urat nadi dibiarkan menghadap ke atas dan perlahan, cahaya berwarna keemasan keluar, menciptakan silau yang membuat mata sulit memandang. Hanya saja, cahaya itu bertahan beberapa detik. Ketika Jihyo membuka mata, ia lekas mengamati pergelangan tangannya dan betapa terkejutnya Jihyo melihat sebuah tato bergambar ukiran kuda yang seakan ditunggangi, membuat Jihyo membulatkan mata karena terkejut.

 Ketika Jihyo membuka mata, ia lekas mengamati pergelangan tangannya dan betapa terkejutnya Jihyo melihat sebuah tato bergambar ukiran kuda yang seakan ditunggangi, membuat Jihyo membulatkan mata karena terkejut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang terjadi. Tato itu?" Jihyo tidak melanjutkannya.

Kembali, Twinkle tersenyum tipis. "Ini adalah tanda keluarga Chevalier. Seperti yang saya katakan! Nona Muda adalah salah satu keturunan yang tersisa keluarga Chevalier. Saat ini, Madam Lyn, Nenek Nona Muda tengah menunggu anda dan apapun yang Nona Muda saat ini pikirkan, adalah hal yang nyata. Nona Muda tidak berhalusinasi," ucap Twinkle tersenyum begitu merekah.

"Nenek?"

Twinkle mengangguk. "Hanya Madam Lyn dan Nona Muda yang tersisa untuk keluarga Chevalier. Nona Muda pun sudah saatnya mempersiapkan diri untuk melakukan hal yang seharusnya sebagai penerus dan penyihir cahaya," jelas Twinkle lagi.

Akan tetapi, Jihyo sulit sekali untuk mencerna apa yang terjadi. Ia sama sekali tidak membayangkan jika cerita atau film fantasi yang biasa ia saksikan ternyata bukan hanya sekadar fiksi. Fantasi sejenis sihir benar-benar ada dan plot twist yang terjadi, ialah salah satu penyihir itu. Tato yang ada di pergelangan tangannya, membuat Jihyo termenung. Seketika teringat pada keinginannya di hari pergantian umumrnya.

SwitchoverWhere stories live. Discover now