🌠 6

137 26 7
                                    

Naero pulang dengan hati dan pikiran gelisah. Sepanjang menyetir akalnya tiada berhenti mempertimbangkan pertemuan meeting tadi. Mr. Smith dan sebuah proyek besar bernilai tinggi, kemudian Roseanna. Bagaimana cara dia menyikapi dua hal dengan posisi yang faktanya sulit digabungkan. Hinata tentu tidak akan senang jika tahu dia akan bekerjasama dengan Roseanna, mantan kekasihnya. Berujung, di sekon-sekon menuju halaman rumahnya, Naero terdengar menghembus kasar kegusaran itu. Satu kepastian di sini, mustahil baginya menolak proyek bernilai ribuan dolar.

Langkah Naero tampak mantap usai turun dari mobilnya. Dia masuk ke rumah dengan wajah tenang, mengunci dahulu pintu serta menutup rapat jendela. Kendati waktu masih menunjukkan pukul delapan malam, dia terbiasa mengawasi sekitar rumah tetap dalam pengamanan.

"Hun, aku tidak mendengar tanda-tanda kepulanganmu." Pertanyaan Hinata menyapa jangka Naero datang ke pantry mereka.

"Mungkin karena di luar sedikit berisik, sayang. Orang-orang juga baru kembali dari kegiatan bekerja mereka."

"Tetangga kita?"

"Hem," Naero sekadar bergumam sembari dia mengambil sebotol air dingin dan menuangkannya ke gelas untuk di minum. Sementara, Hinata sedang menimang si gadis kecil. "Sunny belum tidur?"

"Hampir. Dia agak kekenyangan, terlalu banyak makan salmon. Kamu tahu anakmu ini sangat menyukai ikan 'kan?"

"Kurasa sashimi akan menjadi hidangan favoritnya, kelak." Celetukan asal, walau dia hanya ingin mengusir gundah yang menimpanya.

"Rapatnya bagaimana? Deal?!"

"Mereka tidak dapat menolak permintaanku."

"Baguslah. Siapa yang bisa menyangkal hasil karyamu?" Naero tersenyum tipis mendengar pujian istrinya ini, merunduk dan tanpa sengaja Hinata menangkap kebingungan di matanya. "Hun, kenapa? Sesuatu mengganggumu?"

"Sayang, maaf. Aku sudah menyetujui proyek ini. Tidak mungkin untuk dibatalkan, iya 'kan?"

"Ehm, yah. Nilaimu bisa turun di mata klien kalau orang itu menuliskan ulasan buruk di media sosial. Dan berdampak pada kariermu sebagai arsitek di masa depan."

Satu kali Naero hela napasnya perlahan-lahan. Dia berupaya agar tidak tampak egois di sini. "Aku harus apa, sayang? Kamu tidak menyukai Roseanna. Aku baru mengetahui hari ini bahwa dia bekerja padanya. Dia asisten Mr.smith, boleh dibilang seseorang yang cukup mumpuni untuk dipercayakan menjadi pendamping. Kamu tahu selanjutnya bakal seperti apa 'kan?"

"Tapi, kamu sudah menyetujui kontrak itu sebelum menemukan Roseanna di proyek ini?"

"Tepat!"

"Tidak apa-apa." Berusaha tersenyum, kendati dalam detik ini juga Hinata telah dihantui bayangan buruk. Kekhawatirannya meningkat. "Aku yakin kamu bisa menempatkan profesionalitas di atas tugas. Semoga dia tidak memengaruhi konsentrasimu nanti."

"Terima kasih sudah percaya, sayang." Naero mendekatinya, mengecup pelipisnya seraya merangkul punggung istrinya itu. "Sunny tertidur. Kamu tidak ingin membawanya ke kamar?"

"Yah. Dia anak yang manis-nyonya Samantha sangat bersemangat menceritakan keseruannya bersama Himawari tadi. Dia juga baru pulang, aku sempat mengajaknya makan malam."

"Bagus sekali. Kupikir Sunny kita pun menyukai nenek menor yang satu itu."

"Hun, jangan mengatai wanita tua! Kamu bisa kualat."

"Bibirnya lebih merah daripada dirimu, dia seperti biduan kafe."

"Stop it!" Hinata menyeringai, memukul main-main bahu Naero saking gemasnya dia. "Kamu sudah makan malam?"

Remake It to Me (FREE)Where stories live. Discover now