I n c r e d i b l e G i f t

781 55 3
                                    

~i wish i hated you~

Ariana Grande

*

-Just two different endings, you learn to repair-

*

Priscilla merapihkan dress putih selutut yang dikenakannya sebelum keluar dari dalam mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Priscilla merapihkan dress putih selutut yang dikenakannya sebelum keluar dari dalam mobil. Tangannya menyisir pelan rambut panjangnya dan memastikan tidak terlihat berantakan. Priscilla juga memeriksa riasan wajahnya. Memperhatikan apakah noda lipstick menempel di giginya atau tidak.

"Ingin saya antar ke dalam?" tawar Noah yang baru saja membukakan pintu mobil untuknya.

"Tak apa Noah. Aku bisa sendiri," jawab Priscilla.

"Terima kasih sudah mengantarku," tambahnya, lalu turun dari dalam mobil. Priscilla menghembuskan napasnya berat sebelum melangkah masuk ke dalam gedung pencakar langit yang berdiri kokoh di hadapannya. Entah kenapa ia merasa sangat gugup.

Gedung atau lebih tepatnya bangunan tempat Apollo bekerja sangatlah tinggi. Melalui mata telanjang, Priscilla bisa melihat bangunan menjulang tinggi ini menembus putihnya awan. Tidak hanya tinggi, gedung ini juga terlihat besar dan mewah. Priscilla bisa membayangkan betapa indahnya kilauan lampu yang menerangi gedung ini saat malam hari.

Kaki ber-heels merah gelapnya melangkah memasuki bangunan megah tersebut. Saat berada di dalam, Priscilla samakin dibuat takjub. Mata coklatnya menatap liar ke setiap sudut. Menganggumi tiap incinya. Dalam hidupnya, ia belum pernah melihat bangunan semegah dan seluas ini. Ini adalah kali pertamanya.

Banyak orang berlalu lalang di lantai dasar. Mereka semua tampak sibuk mengurus urusannya masing-masing. Mata coklatnya berusaha mencari sosok Apollo, namun Priscilla sadar. Tidak mungkin Apollo bekerja di lantai dasar. Maka dari itu, ia segera melangkahkan kakinya meuju meja tinggi resepsionis.

"Hai.... Jennifer," sapa Priscilla seraya melihat name tag yang tertempel di dada kiri wanita itu. Jennifer mengenakan kaca mata tipis atau yang biasanya disebut dengan bayonetta glasses. Matanya berwarna biru kehijau-hijauan seperti air laut yang berwarna toska. Rambut pirangnya dicepol rapih, sangat pas dengan pakaian kantornya.

Jennifer menatap Priscilla sembari tersenyum ramah. "Ada yang bisa saya bantu, Ma'am?" tanyanya. Priscilla menganggukan kepalanya dan segera bertanya. "Kau tahu di mana ruangan Apollo?" Jennifer mengernyit. Matanya menatap Priscilla menilai. "Mr. Kennard?" tanyanya memastikan.

"Ya! benar!" jawab Priscilla. "Right! Mr. Kennard," gumamnya

"Anda sudah membuat janji temu?" tanya Jennifer.

"Mungkin," balas Priscilla tak yakin. Jennifer menyipitkan matanya. Menatap Priscilla curiga. "Yeah I did!" larat Priscilla. Jennifer masih menatapnya curiga, namun ia berusa tidak begitu menghiraukannya. "Kita akan makan siang bersama," jelas Priscilla berharap wanita yang ada di hadapannya ini segera memberitahu di mana posisi ruangan Apollo.

YOUR fool's Gold | ENDWhere stories live. Discover now