Chapter 18 : Hujan Di Pagi Hari

273 28 1
                                    

Freya membuka matanya dan sedikit merasakan sakit di Bagian Vaginanya. Dia menoleh Pada William Yang masih setia menutup mata di sampingnya. Sedikit senyum Simpul Freya Gambarkan di wajahnya. Pergulatan semalam terjadi begitu saja. Namun, Freya menganggap Ini adalah sebuah perpisahan Yang akan datang. Entah kenapa dia merasa, Bahwa Suatu Hari kedepan, Dirinya akan selamanya berpisah dengan William maupun Willona, Dan Orang-orang Yang ada di masa lalunya. Dia menganggap Apa Yang dia lakukan Ini adalah permintaan maaf Untuk William.

Apa Yang dia Ucapkan malam kemarin, adalah sebuah kejujuran. Freya juga Tidak berniat menolak Cinta William, Dia juga mencintai William sebagai mana William menyukainya. Tapi, jika William terus berada dalam kehidupannya, Cepat atau lambat, Dia akan terlibat dalam kengerian yang Tidak pernah terbayangkan. Dan Hal Yang paling di takuti Freya adalah kehilangan William karena keegoisannya.

Dengan Hanya dekat sebagai sahabat saja, Freya selalu Was-was akan Hal mengerikan Yang akan terjadi pada William maupun Willona.

William membuka matanya dan terbangun melihat pujaan hatinya sudah bangun terlebih dahulu.

"Morning." Ucapnya sambil tersenyum.

"Morning." balas Freya.

William bangun dan mengecup Kening Freya singkat. Sebelum akhirnya menunduk sendu.

"Kenapa?" Tanya Freya.

William menggeleng, "Tidak, Aku hanya merasa sudah menjadi seorang bajingan." Ucapnya.

Freya memahami apa Yang di maksud dengan 'Seorang Bajingan' Dari perkataan William. "Itu Bukan salahmu. Aku juga Ingin melakukannya. Jangan menyalahkan diri sendiri." Balas Freya.

"Maaf, Jika saja aku bisa menahan diri." Ucap William.

Freya kemudian menangkup Wajah William, Menariknya menjadi menghadap ke arahnya. "Jangan Ucapkan Itu. Tidak ada penyesalan apapun dari apa Yang sudah kita lakukan. Aku Yang seharusnya minta maaf. Aku sudah mempermainkan perasaanmu seperti ini." Ucap Freya.

"Tidak Frey, Aku senang mengetahui kalau kamu Juga menyukaiku. Cukup dengan mendengar Hal itu, sudah membuatku lega."

"Meski begitu, Aku Tidak Bisa bersama denganmu. Menjadi kekasihmu, seperti pasangan Yang lainnya."

William merengkuh erat Tubuh Tanpa Busana Freya. Menariknya kedalam pelukan, "Aku tau kau melakukan semua itu demi aku juga, Aku terlalu lemah sampai aku Tidak Bisa berdiri di sampingmu dan menghadapi Dunia Yang sedang kau tapaki bersama."

"Aku tidak akan mengijinkan Hal itu terjadi, Aku Tidak Bisa kehilanganmu karena Keegoisanku. Aku lebih suka kehilanganmu karena Orang lain, Bukan karena dunia Yang Aku tapaki."

"Kita masih berteman kan?" Tanya William. Freya mengangguk.

***

"Apa Yang akan kamu lakukan Hari ini?" Tanya William, ketika mereka sudah selesai sarapan Yang di buat Freya.

"Ada tempat Yang akan aku datangi. Jaraknya Cukup jauh, Tapi kebetulan Hari ini adalah Hari libur. Jadi aku tidak perlu memikirkan tentang kuliah." Ucap Freya.

"Boleh aku ikut denganmu, Setidaknya aku tau kalau kamu baik-baik saja." Ucap William.

Freya menggeleng, "Tidak, Tempat itu Bukan tempat Yang Bisa di datangi Oleh sembarangan Orang. Aku Juga Tidak sedang liburan ke sana. Kau hanya akan dalam bahaya Jika ikut denganku."

"Maaf, Aku Tidak tau kalau se-bahaya Itu." Balas William sendu.

"Aku Tidak menyalahkanmu." Ucap Freya.

William memutuskan Untuk berpamitan Setelah dia Berfikir, Kalau Freya Juga Punya privasi-nya sendiri. Dia sudah mendapatkan jawaban tentang Hatinya. Meski dia harus merelakan Freya Untuk selamanya.

"Aku pamit, Aku harap kamu selalu Baik-baik saja." Ucap William.

"Aku akan baik-baik saja." Balas Freya.

Sebelum keduanya berpisah, Mereka menyempatkan diri Untuk saling berciuman dan melumat satu sama lain, Hingga keduanya terengah-engah kehilangan Oksigen.

"Sampai Jumpa." Ucap William.

Freya tersenyum simpul. Dan itu adalah senyum termanis yang pernah William Lihat. "Sampai Jumpa." Balas Freya.

Setelah kepergian William, Freya menutup Pintu Sambil bersandar. 'Maaf Will' Batinnya.

Freya menghela nafas berkali-Kali sebelum akhirnya memutuskan Untuk melupakan Tentang apa Yang sudah terjadi antara dirinya dan William. Tadinya Freya berniat Untuk segera bersiap-siap, Namun suara rintik Hujan di luar jendela apartemennya membuat Freya kembali menghela Nafas lelah. Dia Tidak menebak, Kalau Hari Ini akan Turun Hujan, padahal Tadi malam, Langit masih begitu Cerah dengan Ribuan Bintang dan Bulan purnama. Di tambah dengan pergumulan dirinya dan William, menjadikan Malam Yang sudah Freya Lewati, menjadi sangat panas.

Sembari menunggu Hujan Reda, Freya Bisanya akan menyeduh Kopi Untuk menemaninya. Kebetulan suara decitan dari Karel Yang dia panaskan sudah Berbunyi.

Freya duduk manis Sembari membuka Laptop-nya. Tidak ada Hal apapun Yang Freya Cari, selain Berselancar di dunia Internet. Freya mencari sesuatu yang Bisa menjadi Informasinya. Pada Kolom pencarian, Freya mengetikan Kalimat 'The Conjuring House'. Siapa Yang tidak tau dengan kisah itu. Kisah Yang sangat melegenda di dunia paranormal New York.

Tidak banyak Hal Tentang Rumah itu Yang membuat Freya Tertarik, Namun sesuatu dengan Kalimat 'Kutukan' Menyita perhatiannya. Freya kemudian kembali mencari Informasi tentang Kutukan apa Yang ada di rumah tersebut. Kutukan tersebut bernama 'Kutukan Keluarga Peron'. Menurut cerita, rumah itu dulunya adalah milik penyihir yang menjadikan anaknya sendiri sebagai tumbal, lalu bunuh diri setelahnya. Alhasil, keluarga Perron mulai mengalami kejadian aneh yang membuat mereka merasa telah kena kutukan.

Manik Mata Freya menangkap sesuatu Hal Yang Ganjil, Pada Foto Keluarga Peron'.

Seperti seseorang misterius yang mengintip Dari jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti seseorang misterius yang mengintip Dari jendela. Meski terlihat Buram dan Tidak jelas, Freya Bisa tau kalau Itu Bukanlah manusia. Dari Informasi yang dia dapatkan Juga, Paranormal menyebut Mahluk, yang Tinggal di rumah ini dengan Nama 'He'. Tadinya Freya berniat, Untuk mengunjungi kediaman Warren, Yang menjadi Orang Yang menangani kasus Ini. Tapi ketika dia mengecek lagi, pasangan suami istri tersebut, sedang berlibur Ke Australia.

Freya menoleh ke arah Jendela, Dimana Hujan masih saja, Turun dengan deras.

Freya sangat suka menatap rintik Hujan dengan di temani secangkir kopi dari Balik jendela seperti sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Freya sangat suka menatap rintik Hujan dengan di temani secangkir kopi dari Balik jendela seperti sekarang. Hal Itu kembali mengingatkan dia Pada keluarga dan sahabat-sahabatnya Di Tempat kelahirannya.

FREYA : Holders Of Lost Object ( BOOK 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang