With---26: Tertodong

44 10 81
                                    

Angel pun pagi itu telat. Pukul sembilan pagi di baru sampai di sekolah karena Arka ingkar janji. Dia bilang akan segera pulang ke rumah setelah pertengkaran tadi malam ketika dia me-Whatsappnya. Arka juga melarang Angel berangkat dengan Rayyan. Alhasil, dia telat total hari ini. Angel memang murid telatan, tetapi biasanya kurang lima menit dia masih kebagian pintu gerbang.

Angel masih duduk di atas motor, dia memohon Pak Toro agar memintakan izin kapada Pak Hali yang sedang mengajar sosiologi di jam pelajaran pertamanya. Akhirnya, beberapa menit kemudian Pak Toro datang kembali dengan membawa wolkernya. Pak Hali pun mengizinkan Angel masuk. Setelah Arka pergi dan Angel sudah berada di halaman sekolah, dia berjalan ke kelasnya dengan wolker tak lupa Angel mengucapkan terima kasih kepada Pak Toro.

Namun, saat Angel sudah berdiri di depan pintu kelas. Angel pun tersenyum kepada gurunya itu.

“Maaf, Pak. Angel telat. Boleh, sekarang saya masuk?” kata Angel. Jujur, dia sangat waswas.

Pertanyaan Angel dibalas tersenyum juga oleh Pak Hali lalu beliau menatap Angel dengan pandangan yang sulit diartikan. 

”Apa yang dimaksud mobilitas sosial, Angel? Yang lain, dengarkan dan catat!” kata Pak Hali tanpa mengalihkan pandangannya dari Angel. Murid lain pun dengan patuh melaksanakan perintah Pak Hali.

Deg!

Angel terkejut. Tak biasanya Pak Hali menodong pertanyaan ketika muridnya telat masuk. Apakah Pak Hali sedang bad mood hari ini? Sejujurnya, Angel heran. Pak Hali tidak pernah begini, paling dia hanya menghukum muridnya hormat tiang bendera sampai istirahat pertama selesai. Namun, usai menghela napas Angel menatap tersenyum kepada Pak Hali kembali.

“Mobilitas sosial adalah perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari suatu kelas sosial tertentu menuju kelas sosial yang lain,” jawab Angel dengan lancar.

“Faktor-faktor yang mempengaruhinya?” lanjut Pak Hali atas pertanyaannya.

“Faktor-faktornya antara lain perbedaan status sosial, perbedaan status ekonomi, masalah-masalah kependudukan, situasi politik yang tidak menentu, ambisi pribadi, motif-motif keagamaan.”

“Siapa yang menyatakan bahwa proses mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa saluran penting? Sebutkan!”

“Sosiologi Pitirim A. Sorok in. Saluran pentingnya ada lima, yakni perkawinan, organisasi politik yang menyangkup ekonomi dan keahlian lalu lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, terus yang terakhir angkatan bersenjata,” ucap Angel lagi dengan lancar. Padahal materi ini belum disampaikan. Namun, untungnya Angel suka membaca jadi terlebih dahulu jadi dia tahu.

“Satu lagi. Apa arti Difusi?” tanya Pak Hali.

Deg! 

Gila! Angel belum membacanya. Itu bab lima dalam materi sosiologi tentang masyarakat multikultural. Dia pun bungkam. Angel berusaha memutar otaknya. Namun, saat dia masih berpikir tiba-tiba Brama berdiri di sampingnya dan tersenyum kepada Pak Hali.

“Difusi adalah suatu penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari pihak satu menuju pihak lainnya. Misalnya, tersiarnya ide-ide baru melalui siaran radio, telivisi, internet, koran dan lain sebagainya. Bagaimana, Pak? Detail, kah penjelasan saya untuk melengkapi jawabannya Ly? Eh, bukan Angel maksudnya,” sahut Brama.

“Detail sekali. Namun, kamu juga harus ikut Angel berdiri di depan bendera dengan hormat sampai istirahat pertama tiba!” titah Pak Hali.

“Kok, gitu, Pak? Angel bisa menjawab pertanyaan, lho,” sanggah Brama.

“Itu menurutmu. Menurut Bapak tidak. Terus, kalian juga harus setoran hafalan Al-Quran ke Pak Lukman,” bantah Pak Hali.

Sebelum menyanggah perkataan Pak Hali lagi, Brama dicegah oleh Angel. Dia sedikit mengelus pundaknya sebagai kode.

Ketika Waktu BersamamuWhere stories live. Discover now