Bab Tiga Puluh Dua: Bluemarine Mansion

73 8 1
                                    

"Dia hanya boneka. Pemimpin boneka. Dia dipersiapkan untuk menjadi ikon kejahatan yang baru. Dia dijadikan figur baru untuk memimpin sebuah kelompok yang dibentuk untuk melanjutkan misi besar Voldemort dan Pelahap Maut. Dia bukan orang yang menjadi otak dari semua penyerangan yang terjadi. Yang dia lakukan adalah mengumpulkan darah orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga Slytherin."

Meski benar, dia sendiri yang menggunakan sihir hitam dan melukai Hermione beberapa waktu lalu, dan dia tentu saja yang mengepalai apa yang terjadi pada Ginevra. Namun rupanya pernikahan itu sendiri sebenarnya ditentang oleh pria yang sepertinya menjadi otak sesungguhnya kelompok Strangers ini." Draco membasahi bibirnya, dia menatap semua hal yang dia tulis sendiri tentang apa yang dia lihat dalam kepada Steve Mason. Kemudian mengangkat wajahnya menatap semua orang yang duduk menatapnya di dapur Grimmauld Place.

"Semua yang Achernar Venom lakukan tidak ada kaitannya dengan misi sesungguhnya kelompok itu. Steve Mason rupanya cukup dekat padanya untuk mengetahui banyak, namun tidak cukup dekat untuk mengetahui semua alasannya. Alasan kenapa pernikahan itu disetujui adalah karena orang-orang itu mengambil kesempatan untuk menjatuhkan mental kita semua."

Mereka berniat mengejek kita semua dengan menikahkan Ginevra dengan Achernar. Mengenai apa yang Achernar lakukan pada Hermione dan Pansy, itu murni karena dendamnya pada kedua wanita yang sudah mampu melukai dirinya," Draco melanjutkan dengan kelelahan yang jelas dari suaranya.

Sejujurnya melihat ingatan Steve Mason, cukup membuat dia kesulitan tidur. Itu mengingatkannya pada situasinya dulu.

Pansy membuang napasnya. "Aku lebih suka kalau dia adalah orang yang menyiksaku dengan Crucio saat itu. Agar aku bisa membenci dirinya dengan seutuhnya. Namun yang menyiksaku justru orang lain yang sepertinya tidak bisa dia bantah. Dia hanya menatapku dan memeluk Ginny agar gadis malang itu tidak melihat aku disiksa."

"Dan bukan dia juga yang mengimperius Arthur. Orang yang melakukannya sepertinya orang yang sama dengan yang mengcruciomu." Draco kembali duduk di antara Harry dan Hermione.

Hermione meliriknya. Dia teringat apa yang Draco katakan pada hari minggu setelah kejadian di Blackpearl Mansion itu.

Omong-omong, dia masih sangat dendam karena apa yang Achernar lakukan pada lengan kirinya. Tetapi baik dia maupun Draco tidak bisa berbuat apa pun, saat melihat pria itu menjemput Ginny pada hari mereka berdua bertemu dengan Ginny tempo hari.

Mungkin. Mungkin saja dia bisa memaafkan Achernar Venom untuk apa yang pria itu lakukan padanya, jika benar-benar pria itu memperlakukan Ginny dengan baik. Hermione rasa itu sudah cukup baginya.

Benar-benar tidak logis. Tapi penerimaan adalah satu-satunya cara bagi mereka saat ini.

Astaga, Merlin. Takdir benar-benar kejam.

"Kalau begitu, siapa bajingan yang mampu mengendalikan Achernar Venom itu? Dia terlalu jahat untuk disangka juga diimperius oleh orang itu." Ron menundukkan kepalanya untuk mengatur emosinya dan kembali menatap Draco. Tapi Draco menggeleng. "Sayangnya Steve Mason tidak pernah melihat wajah pria itu."

"Jika dia bisa dikendalikan oleh orang lain, bahkan walaupun Ginny dan dia terikat Unbreakable Vow sekalipun, Ginny tidak akan baik-baik saja, bukankah begitu?" Ron menatap semua orang.

Dia sebenarnya sangat lega saat Pansy bilang bahwa sumpah yang dibuat mereka berdua, membuat Achernar tidak bisa menyakiti Ginny. Namun, jika ada orang lain punya kendali terhadap Achernar, pria itu bahkan mungkin tidak bisa menjaga Ginny.

***

"Aku harap Ginny kembali menghubungi kita," ucap Hermione saat dia dan Draco sudah pulang ke Manor.

When The Darkness Comes Back (Dramione)Where stories live. Discover now