LXR 12

786 71 0
                                    

Catatan!
Jika ada kesamaan baik nama, latar, alur, atau mungkin jalannya cerita, itu hanya kebetulan semata

Hargai sebagai sesama penulis maupun pembaca, dilarang plagiat, no copy paste

Hard word / typo bertebaran
Sider's jauh-jauh sana
Jangan lupa vote komennya, bikin author seneng gak susah kok
_____________________________

.
.
.
.
.
.
.
.....

Tapi... Kenapa jadi seperti ini?

Rui menatap heran Leo yang kini mengusap kepalanya. Ughh itu membuat pusing yang ia tahan kembali terasa, bahkan lebih parah dari yang tadi.

"Kami harusnya mengucapkan terimakasih karena kau berhasil menyelamatkan putra kami. Kami benar-benar merasa terbantu karena kamu menolong mereka" Ujar Leo seraya menatap penuh kagum ke arah Rui.

Yang saat ini entah kenapa terlihat menatapnya dengan tatapan sayu?

"Jadi, kamu yang nekat datang ke sana sendirian dan langsung menyerbu markas musuh? Nyali mu bagus juga" Sahut Rafa seraya melipat tangan nya dan menatap kagum ke arah Rui.

Anak itu hanya memakai hoodie hitam nya yang menutupi kepala dan badannya. Meski ia masih memakai celana sekolah, tapi masalah nya ia kagum karena melihat anak itu tak terluka sama sekali.

Mungkin.

'Ughh bngzd! Gue jadi mual gegara elusan tadi, tahan! Harus tahan! Seenggaknya sampe di apart nanti' Rui menyemangati dirinya yang saat ini bisa saja langsung sempoyongan karena lukanya mulai bereaksi.

"Emm, sayang kamu yakin gak papa? Mukamu..." Helena Magnolia, istri dari Leonel Naryatama dan termasuk ibu dari putra Naryatama itu terlihat menatap cemas ke arah Rui yang saat ini berwajah pucat.

Tak hanya dirinya, Ishaq dan Andara yang sedari tadi memperhatikan nya juga mulai cemas saat melihatnya jadi terdiam dengan pandangan kosong.

"Hei, lo gak papa?" Sulung Indratama terlihat bertindak saat tidak ada sahutan dari si empu. Yang membuatnya was-was adalah saat ia mencium aroma anyir yang samar pada tubuh pemuda di depannya itu.

Zulkifli Nur Indratama. Lelaki itu terlihat mendekati Rui yang terlihat seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan karena cahaya pada matanya yang semakin redup.

Sedangkan Rui sendiri...

'Ahhh udahlah, emang dasarnya ni tubuh lemah dan gue nya terlalu nekat, masa bodo bakal di apa-apain, gue cape'

Dengan sedikit kesadaran yang tersisa Rui membalikkan tubuhnya hingga membelakangi Ifi yang berniat menepuk pundaknya.

Cough

Uhuukk

Rui menutup mulutnya saat dirasa sesuatu dengan paksa bergerak keluar dari mulutnya. Dan dengan mata sayu nya ia hanya bisa menatap lesu darah yang terbilang tidak sedikit itu membasahi tangannya bahkan sampai menetes dari mulutnya.

Greebb

Hingga akhirnya karena tak tahan menahan luka yang ia dapat, Rui tak sadarkan diri. Beruntung Ifi bergerak cepat hingga ia menangkap tubuhnya sebelum menghantam kerasnya tanah.

"Hei! Lo—"

Ifi dibuat terkejut saat melihat darah segar membasahi sebagian wajah Rui. Tak hanya dirinya, mereka yang sedari tadi memperhatikan juga ikut terkejut saat melihat nya tak sadarkan diri.

"Ru? Rui!" Andara jadi khawatir saat melihat celana sekolah yang kenakan Rui kini mulai tercetak noda merah. Tak hanya itu, bahkan ia kembali melihat darah menetes dari luka di kepala Rui.

"Bawa dia ke rumah sakit, kita gak tau luka apa aja yang ia dapat" Titah Dani seraya menepuk pundak Ifi untuk menyadarkan nya.

Tapi ia kurang cepat karena Leo lebih dulu menggendong tubuh lemah Rui dan beranjak menuju mobil yang sudah di siapkan bodyguard sebelumnya.

Akhirnya mereka pun melakukan perjalanan darurat menuju rumah sakit karena seseorang yang belum mereka ketahui siapa beliau terluka.

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

T
B
C

Bye 👋🏻

Transmigrasi Leo X RuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang