Bab 20 || Peka

211 67 11
                                    

Selamat nilai peka anda dibawah KKM!

*Delia Arastya*

©©©

Brak!

"Jadi, si Dika nyatain perasaannya ke elo?!" Sinta menggebrak meja sambil berteriak.

"Sinta! Bisa gak sih kalo ngomong gak usah teriak-teriak? Malu tau gak kita diliatin sama orang-orang." aku berbisik pada Sinta dengan nada kesal.

"Gue kaget tau, Kina. Udah biarin aja mereka ngeliatin, kan mereka punya mata. Mungkin mereka nge-fans sama kita-kita." ucapnya bangga.

"Nge-fans dari lobang hidung lo!" sewot Lia sambil memutar bola matanya malas.

"Udah-udah, yang penting sekarang ini sejak kapan si Dika suka sama Kina?" ujar Erina sambil bertanya.

"Kan udah dibilang dari kelas 10." jawab Lia.

"Bukan itu. Maksud gue kok dari kelas 10 kita gak tau ya ada tanda-tanda Dika suka sama Kina?" Erina menjelaskan kembali maksud pertanyaannya.

"Itu mah lo-lo pada yang gak peka." ucap Lia santai.

Kami diam sejenak mendengar pernyataan Lia. Jadi, dia sudah tau bahwa Dika menyimpan perasaan terhadapku? Tapi bagaimana mungkin?

"Kok pada diem sih? Kalo ada yang mau ditanyain bilang aja, jangan diem-diem aja." ucap Lia menatap ke arah kami satu per satu.

"Lo tau sejak kapan, cong?" tanya Sinta mewakili pertanyaanku dan Erina.

"Gue tau udah lama. Seperti yang Kina bilang, Dika udah suka Kina dari kelas 10. Gue bisa liat dari tatapan mata Dika ke Kina waktu dia presentasi di depan kelas. Tatapannya seolah-olah menunjukkan sebuah perasaan, yang gue liat sih bukan perasaan kagum. Awalnya gue gak peduli, tapi makin kesini sikapnya makin kentara di mata gue. Yah, gue simpulin dia suka sama lo, Na." jelas Lia.

"Kok lo gak bilang ke kita sih?" Sinta tak terima.

"Gue kira kalian pada sadar. Segitu jelasnya padahal Dika nunjukin perhatiannya ke Kina. Tapi apalah daya, kepekaan kalian di bawah rata-rata." ucap Lia prihatin.

"Oh, ya selain Dika masih ada lagi yang diem-diem suka sama lo, Na." ujar Lia sambil menatap serius ke arahku.

Seketika kami bertiga penasaran. Kami pun menatap Lia dengan lekat-lekat, tatapan mata kami memicing curiga ke arah Lia.

"Lo gak sadar sama sekali, Na?" tanya Lia padaku. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala saja sambil menampilkan wajah konyolku.

"Emang siapa?" aku balik bertanya.

Lia menggeleng-gelengkan kepalanya mentap takjub ke arahku.

"Selamat nilai peka anda di bawah KKM!" ujar Lia masih dengan wajah takjubnya sambil bertepuk tangan menatap ke arahku.

"Lo kok gitu amat sih, Lia! Niat ngasi tau gak sih?" kesalku pada Lia.

"Iya, nih. Gue udah penasaran lagi." Erina berucap tak terima.

"Gue juga penasaran, siapa the next Dika yang bakal Kina tolak." ucap Sinta dengan tampang polosnya.

My True First LoveWhere stories live. Discover now