04 [15/02/2023]

93 4 0
                                    

Kini perempuan cantik bernama Arin itu tengah menyeruput milk stoberi miliknya. Ia menengok kanan  dan kiri untuk mencari laki-laki yang sedari tadi ia tunggu.

Arin menyimpan milk stoberi miliknya di meja, lalu menyandarkan tubuhnya dan ia menghela nafas lelah, cukup bosan untuk menunggu kaka kelas kesayangannya itu.

Sejak pulang sekolah ia langsung memutuskan ke caffe di depan sekolahnya menunggu Arzy.

Tapi.. Sampai 20 menitan Arzy tak kunjung menemukan dirinya. Ingin sekali rasanya Arin meninggalkan caffe ini, tapi hatinya yakin bahwa Arzy akan datang menemuinya.

Setelah itu Arin menunggu sekitar 10 menit kemudian, barulah Arzy menghampirinya.

"Arin maaf lama, abisnya nunggu dulu sepi sekolah."

"Eh? I-iya ngga apa-apa ko Aa santai aja."

"Kamu udah berapa lama nunggu di sini?" Tanya Arzy sembari meletakkan tas nya di sampingnya.

"Ngga lama ko, baru sebentar, " ucap Arin dengan senyuman manis yang di tampilkan di wajah cantiknya, walaupun kini hatinya sudah sangat geram kepada Arzy.

"Ah syukur deh." Arzy tersenyum menatap Arin yang memberikan senyuman kepadanya.

"Aa udah pesen?" Tanya Arin.

"Udah."

Setelah berdiam satu sama lain akhirnya Arin membuka percakapan terlebih dahulu.

"Oh iya Aa.. Aku denger Aa pernah nyanyi di depan orang banyak ya, di lapangan sekolah." Ucap Arin.

Arzy yang mendengarkan pernyataan tersebut tentu saja kaget, tapi wajahnya di buat datar seperti biasanya.

"Ko kamu tau sih?"

"Iya tau dong hehehe."

"Iya tapi itu dulu, sekarang malu aja kalo di pikir-pikir."

"Ihh kenapa malu, aku mau dengerin suara Aa dehh pasti bagus."

Arzy menggaruk tengkuknya yang tak gatal tak enak juga ia menolak permintaan Arin.

"Lain kali Aa bakalan nyanyiin buat kamu dehh." Ucap Arzy yang sedikit terpaksa mengucapkan kalimat seperti itu, Arin yang mendengarkan itu berseru sedikit heboh.

"Hah beneran?? Horeee makasihh banyakkk Aa.."

"I-iyaa.."

"Nanti tanggal 22 Februari kita bisa ketemuan ngga Aa?"

"Belum tau, kenapa?"

"Aku pengen kita ketemuan, terus Aa nyanyi di tanggal 22 Februari." Ucap Arin yang kini pipinya memerah.

"Kenapa tanggal 22 Februari?" Tanya Arzy dengan nada penasaran.

"Karena aku ulang tahun hehehe."

"Ohh gitu, yaudah nanti bakalan Aa usahain dehh."

Arin tak menjawab perkataan Arzy ia hanya tersenyum manis sembari mengangguk sebagai jawabannya.

Seseorang membagikan pesanan milik Arzy ke meja yang mereka duduki.

"Makasih mbak."

"Iya sama-sama kak."

Setelah beberapa saat Arin kembali mengeluarkan suara cantiknya untuk bertanya.

"Aa kalo istirahat suka dimana sih? Aku jarang banget liat Aa di kantin."

"Oh iya emang jarang ke kantin, soalnya Mamah bawain makan buat Aa." Jawab Arzy sembari meminum minuman miliknya.

"Ohh gitu yaa.. Pantesan jarang liat Aa. Paling aku liat Aa tuh pas mau solat Dzuhur aja..."

"Iyaa.."

"Dan Aa tau ngga waktu yang paling lama liat Aa tuh ya cuma tiap mapel or aja...hehe."

"Ciee suka ngintip yaa.. Ketahuan nih," Ucap Arzy yang akhirnya tertawa, Arin yang mendengarkan itu pun hanya menundukkan kepalanya malu.

"Udah ngga usah malu-malu gitu santai aja."

"Hehehe maaf.."

"Iyaa ngga apa-apa santai aja kali, berarti waktu hari senin kamu liat Aa juga ngga?" Tanya Arzy dengan penasaran, Arin terdiam mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Arzy.

"Heheh liatt..Waktu or pas senin kemarin, Aa tuh kan ngelewat tuh kedeket ring basket yang deket kelas AKL..., nah disitu tuh aku lagi main bola basket sama temen-temen aku, seneng tapi deg-degan jugaa." Ucap Arin.

Arzy mengerutkan keningnya heran, "Kenapa deg-degan segala?"

"Pake nanya lagiiiiii!!!" -Gerutu batin Arin.

"Gimana yaa jelasinnya bingung akuu, intinya aku malu aja gitu dann.... Saltingg hehe."

Arzy tersenyum mendengar jawaban yang di berikan oleh Arin.

"Ada-ada aja kamu ini Rin."

Arzy tersenyum tampan membuat Arin yang mendapatkan pemandangan seperti itu tentu saja terkagum dan ia kembali jatuh cinta dengan pesona milik kaka kelasnya itu.

"Oh iya Rin, kamu pertama kali liat aku kapan sih?"

"Waktu ituu waktu tahun 2022." Jawab Arin dengan nada yang lucu.

"Inget aja tahunnya," Ucap Arzy sambil terkekeh.

"Dari pertama liat udh tertarik...dan sampe sekarang deh, dan juga awalnya gatau nama Aa, cuma tau kelasnya aja." Ucap Arin kini ai memilih untuk menceritakan awal mula ia menyukai kaka kelasnya itu.

"Lah kalo gitu tau namaku dari siapa?"

"Susah banget nyari nama Aa, waktu ujian semester kemarin aku baru tau karena nama Aa ada di Dok yang isi nya pembagian ruangan gitu." Jelas Arin.

"Ohh seniat itu ya ternyata kamu itu." Ucap Arzy yang menatap Arin dengan lekat.

"Hehe iya dongg."

"Kaya nya ini udah mau malem deh, bentar lagi juga magrib. Kita pulang aja yuk." Ajak Arzy.

"Iya deh Aa, ayo aja kita pulang."

"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Arzy, Arin terdiam sejenak.

"Ini emang dia ngga ada niatan anterin aku pulang kayanya." -Batin Arin.

"Sendirian aja sih, kayanya pesen ojol aja deh."

"Oh yaudah hati-hati yaa.. Aa duluan, bye."

Arin melongo, karena tanpa butuh jawaban darinya Arzy sudah pergi meninggalkan dirinya sendiri di parkiran. Arin menghela nafasnya sejenak dan menutup matanya, membiarkan dirinya tenang.

Setelah itu Arin pun memesan ojol untuk mengantarkannya pulang selamat sampai ke rumah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[ Pulang Untuk Cinta ]Where stories live. Discover now