Apartment : 05

1K 114 13
                                    

[ Disclaimer cerita hanya karangan pribadi. Just fiksi tidak untuk di bawa ke real. ]

∆ Apartement ∆

•••••

Suara kicau burung Gereja mengisi sunyinya pagi yang tenang. Tubuh mungil itu menggeliat secara perlahan akibat angin pagi yang menerpa kaki telanjang nya

Zayyan membuka matanya secara perlahan mengumpulkan kesadaran nya yang masih berpencar entah kemana

Ia bergelung kecil, merapatkan tubuhnya saat rasa dingin sedikit mengusiknya, namun dalam hitungan detik yang lamban dirinya baru menyadari bahwa bukan bantal guling lah yang dirinya peluk. Sejak kapan guling miliknya menjadi besar dan keras? Atau bahkan memiliki tangan kokoh yang tengah memeluk erat pinggang nya

Maka sedetik kemudian mata cantiknya terbuka dengan lebar, ia mendongak untuk menemukan wajah Sing yang kini tengah tersenyum tampan menyambut paginya

"Selamat pagi putri tidur, apa memeluk ku semalaman benar-benar nyaman? Aku yakin dirimu pasti bermimpi indah"

"KYAAA! "

Tubuh kecil itu terguling jatuh dari tempat tidur saat rasa terkejut nya yang teramat sangat membuat Zayyan mencoba melepaskan pelukan keduanya dengan begitu tiba-tiba hingga tidak berhati-hati

Ia meringis saat bokong cantiknya sudah mencium lantai terlebih dahulu

"Kau tidak apa-apa? " Sing bertanya dengan wajah nya yang terlihat ingin sekali mengejek, namun hanya bisa dirinya tahan saat raut kesal Zayyan kini sudah terhunus kepadanya

"Jangan tertawa sedikit pun atau aku akan menendang mu sekarang juga! "

"Baiklah-baiklah aku tidak tertawa. Apakah itu sakit? "

"Apa aku terlihat baik-baik saja? Bokong ku sakit. "

Ia mengeluh, rasa sakit nya tak segera hilang karena Zayyan memang terjatuh hingga menimbulkan suara yang keras. Dan si manis kini hanya dapat menunggingkan bokong nya tinggi sambil memberikan tepukan pelan

Sing menghela nafas nya sejenak. Kenapa pria manis ini ceroboh sekali? Bagaimana bisa dirinya dengan begitu santai berposisi seperti itu. Sing tahu bahwa bokongnya sakit tetapi bagaimana bisa dengan mudahnya Zayyan malah berposisi ambigu seperti itu sekarang

Pria tampan itu turun dari ranjang dan mendekat kepada si manis, dalam hitungan singkat tubuh mungil Zayyan sudah di angkat dalam gendongannya

"Jangan bersikap seperti tadi jika di hadapan orang lain. " Ia mendesis tajam, pandangan nya terlihat menghindari mata bulat Zayyan yang kini tengah menatap nya bingung

"Seperti apa? "

"Menungging."

Singkat, padat dan jelas dan kata-kata sederhana itu berhasil membuat rona kemerahan menghiasi wajah manisnya layaknya seperti tomat busuk

"Mandilah lalu bersiap lah karena kita akan pergi ke rumah orang tua ku. " Ujar Sing dengan kedua tangan kokoh nya yang kini sudah menurunkan Zayyan pada bathtub kamar mandi yang masih kosong. Membuat Zayyan kini mendongak untuk menatapnya

"Apa? Kau ingin ku mandikan? " Ia bertanya dengan sebelah alisnya yang terangkat sebelah berniat untuk menggoda si manis yang kini terlihat merajuk

"Tidak! Aku menolak cepat keluar! "

Pria tampan itu terkekeh sejenak, usapan kecil ia berikan pada surai halus Zayyan sebelum berlalu pergi meninggalkan si manis yang kini mematung memegangi kepalanya yang baru saja di usap oleh tangan hangat Sing

Apartment 143 [ Sing x Zayyan ]Onde histórias criam vida. Descubra agora