BAB 1

68 15 0
                                    

"Ngeaaa....ngeaaaa..."
Suara tangisan bayi yang baru lahir terdengar dari rumah keluarga Baron memecah keheningan malam.

"Akhirnya anak pertamaku telah lahir!"

Seru Baron yang kini menjadi seorang Ayah, perlahan ia memasuki kamar tempat istrinya bersalin.

"Aku ingin melihat anakku, apakah dia bayi laki-laki yang gagah, atau bayi perempuan yang indah seperti seorang peri?"

Kala itu Baron terlihat bersemangat, ekspresi ceria penuh kebanggaan  tampak di wajahnya.

"Tu,tuan, selamat, bayi anda perempuan, ta,tapi."

Seorang dukun bayi yang membantu persalinan istrinya tidak melanjutkan perkataannya.

Sembari menyerahkan bayi itu kepada Baron, ia bergetar ketakutan.

Sontak Baron terkejut saat melihat bayinya yang tampak buruk rupa tidak mirip dengan dia maupun istrinya.

"Tidak mungkin ini anakku!".

Baron yang terpukul seketika melepaskan gendongannya, dan dengan cepat dukun itu menangkap bayi yang tak diharapkan orangtuanya.

"Semua ini salahmu!".

Pekik Baron membentak istrinya yang masih terkulai lemas setelah proses persalinan.

"Kalau saja kau menuruti ucapanku tidak berkeliaran saat gerhana matahari, anak yang kau lahirkan tidak akan seperti ini!".

Menurut kepercayaan Kerajaan itu, siapapun wanita yang sedang hamil, harus membuat dirinya tidak tampak, atau bersembunyi didalam rumah saat gerhana matahari sedang muncul. Jika pantangan itu dilanggar, maka bayi yang mereka lahirkan wajahnya akan bewarna hitam legam, menyerupai gerhana itu.

Baroness yang menangis tak mengucapkan sepatah katapun, ia merasakan penyesalan yang mendalam terhadap suaminya.

"Buang bayi itu, dan jangan sampai siapapun tahu, jika salah seorang bertanya tentang bayi yang baru lahir itu, katakan bahwa ia sudah mati!".

Baron terduduk lemas karena anak yang diharapkannya tidak sesuai ekspetasinya.

"Ba,baik Tuan."

Sahut dukun itu, dengan sigap ia membungkus bayi yang telah dimandikannya dan segera meninggalkan kediaman Baron.

                             ***

"Malang sekali nasibmu, kau yang baru dilahirkan kedunia ini harus merasakan sebuah penderitaan. Maafkan aku yang tidak bisa menolongmu."

Dukun bayi itu berjalan di kegelapan malam dengan sebuah obor kecil ditangan kanannya.

"Dimana aku harus membuangmu?".

Gumamnya pada dirinya sendiri.

Bayi yang menangis saat lahir ke dunia, seakan tahu ia tidak diharapkan. Seketika itu ia terdiam tak lagi mengeluarkan suara, berharap keluarga Baron tidak menderita rasa malu karena kehadirannya.

Sraaakkk,,,,ssrraaakkk,,,
Suara langkah kaki tanpa alas disemak belukar itu terdengar samar-samar dikeheningan malam.

Dukun itu semakin menjauh dari pemukiman menuju hutan pinus yang merupakan daerah terlarang disana.

Koaaakk,,koaakk,,

Hooo,,,hoooo,,,

Kriiiik,,,krriiikkk,kkrriiikk

Bermacam suara hewan terdengar jelas dihutan pinus yang gelap dan tampak menyeramkan.

Dukun bayi yang tidak berani masuk kedalam jantung hutan pinus perlahan meletakkan bayi yang baru lahir itu diatas sebuah batu yang besar dan berbentuk pipih.

"Anna itulah namamu, semoga kau selalu berada dalam perlindungan Dewi."

Lenguh dukun itu seraya menyelipkan sapu tangan kecil yang diambilnya dari kediaman Baron kedalam kain yang membalut tubuh bayi mungil itu.

Dengan hati yang sebenarnya tak tega, dukun yang membantu proses persalinan ibunya berlari seperti takut akan sesuatu, hingga obor yang dibawanya padam karena angin kencang yang bertiup.

                             ***

"Anna, mengapa kau bisa sampai kesini?".

Tanya seorang pria berambut panjang bewarna gelap. Rambutnya yang hitam seperti batu bara sangat kontras dengan kulitnya yang putih.

Seketika dari ujung jari telunjuk pria asing itu, keluar cahaya yang begitu terang.
Dan terdengar letupan kecil, kemudian munculah sebuah gubuk yang terbuat dari papan.

"Ini adalah rumahmu sekarang."

Pria asing itu menyihir bayi mungil itu, sehingga membuat ia menjadi kenyang.

Anna mengingatkan Elias seperti dirinya yang tak diinginkan, sehingga berakhir dihutan pinus itu.

Seketika gubuk yang gelap menjadi terang karena obor yang terpasang didalamnya.
Ia menyemuti bayi mungil itu, bayi yang tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya terus terdiam hingga ia tertidur.

                           

____________________________________

pecintasenjamu

Elias (HIATUS)Where stories live. Discover now