14

2.5K 127 0
                                    

"Jadi pacar gue Ashilla"

"Gue gak bisa Gal"

Shilla menjauhkan wajahnya.

"Kenapa?"

"Lo gak ngerti Gal, gue gak bisa"

"Beri gue satu alasan untuk berhenti Shil"

"Jadilah Gala sebelumnya, yang gak peduli sama gue, yang gak peduli kehadiran gue"

"Tapi itu dulu. Sekarang situasinya beda Shil, gue udah peduli sama lo dan gue udah cinta sama lo"

"Kenapa? Kenapa lo harus berubah disaat gue udah gak mau Gal"

"Apa yang buat lo gak mau"

"Karena lo dulu gak suka sama gue"

"Tapi gue gak pernah bilang berhenti Shil, gue gak pernah nyuruh lo buat berhenti suka sama gue"

Shilla mengerutkan keningnya, mencoba mencerna ucapan Gala. "Lo egois Gal.."

"Ya gue egois, dan gue udah mau sekarang"

"Gue gak bisa"

Shilla hendak memundurkan dirinya, namun Gala menahannya. Membuat mereka berdua kembali bertatapan, tatapan yang sangat dalam di antara keduanya.

"Bilang sama gue, kalau lo emang udah gak cinta sama gue"

Shilla terdiam, dia sendiri masih bingung dengan perasaannya, bohong jika ia tak mencintai Gala tapi rasa sakit akan kematiannya terus mengganggunya.

"Katakan Ashilla"

"Gue masih cinta sama lo"

"La-"

"Tapi gue gak bisa sama lo Gal"

"Kenapa?"

"Gue harus bahagiain bokap gue"

"Apa dengan bersama gue, lo gak bisa bahagiain bokap lo?"

Shilla menggeleng

"Ada apa? Kenapa lo bisa seyakin itu?"

"Gue gak bisa cerita Gal..."

Gala menghela nafasnya. "Bokap lo ngelarang lo sama gue?"

Shilla menggeleng

"Apa yang harus lo lakuin biar bokap lo bahagia"

"Gue mau hidup berdua sama bokap gue, tenang dan tak ada gangguan sama sekali"

"Gangguan apa?"

"Ck lo gak akan pernah tahu Gal. Semua rumit, keluarga itu rumit, hidup gue rumit" Shilla melepas dirinya dari Gala.

"Makasih karena udah selalu bantuin gue. Stop berharap sama gue Gal, gue gak bisa sama lo. Gue sakit kalau sama lo"

"Gue bingung Shil"

"Lo emang harus bingung Gal karena lo gak tau apa-apa" lalu pergi menuju kamar.

Gala menghela nafasnya. Dia memang tak tahu apa-apa, dia ingin tahu tapi bagaimana cara dia mengetahuinya. Apa yang membuat Shilla sakit jika bersamanya? Mengapa dengan bersamanya Shilla tak bisa membahagiakan Daniel? Ia juga ingin tahu alasan itu tapi Gala tak bisa menemukan jawabannya jika bukan Shilla yang mengatakannya sendiri.

"Gue mau balik, bukain pintu"

Gala menurut lalu membukakan pintu untuk Shilla. Shilla langsung pergi begitu saja setelah pintu terbuka. Gala sendiri juga hanya melihat kepergian Shilla.

---

Sesampainya di rumah, Shilla baru mencharger ponselnya.

"Halo"

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang