A7P

137 11 0
                                    

"Than! Nathan!"

Teriak seseorang yang kini sudah banyak peluh di dahinya. Orang itu Desta, tadi ia berlari menuju kamar Nathan dan pintunya terkunci jadi karena tak ada cara lain ia mendobrak pintu itu.

Lalu ia mengguncang badan Nathan secara brutal untuk membangunkan Nathan tetapi tidak ada respon dari sang empu, detik demi detik barulah Nathan bangun dengan kesadaran yang minim.

"Hm?"

Nathan cuma ber dkhm untuk merespon, jujur ia masih dilanda ngantuk berat.

"Ayo cepet keluar di sana udah banyak api yang melanda sebagian asrama Januarta!"

Tak menunggu respon sang empu akhirnya Desta dengan cepat menarik tangan Nathan dan berlari keluar. Dan di saat mereka sudah di depan pintu ternyata sudah banyak asap yang mengepul serta api yang besar tepatnya di depan pintu Januarta.

Dengan cepat Desta mendekap kepala Nathan dibalik jaket hitam nya untuk melindungi wajah Nathan agar tidak terkena asap.

Dengan susah payah dan tertatih-tatih berjalan akhirnya mereka sudah hampir sampai di luar asrama, tetapi di saat mereka mulai menginjak anak tangga yang pertama tiba-tiba ada sebuah kayu dari plafon asrama yang akan jatuh.

Jilyan dan Januarta yang melihat kayu itu akan jatuh pun segera berlari kencang untuk membantu Desta dan Nathan, tetapi belum sempat mereka menolong beberapa tumpukan kayu sudah jatuh dulu alhasil kayu itu menghalangi jalan keluar dan jalan untuk masuk.

Kayu itu juga menghalangi akses udara untuk masuk seketika asap tadi mengumpul di daerah Desta dan Nathan, mereka sudah sesak rasanya. Menghirup asap yang hitam dan mengepul heh? Siapa yang tidak sesak coba.

Untuk menghindari banyaknya asap itu Desta dengan susah payah mengibaskan tangannya untuk menjauhkan asap-asap itu dari Nathan dan dirinya.

Lalu Desta mencoba untuk mendorong kayu-kayu yang menghalangi jalan mereka tetapi tidak bisa, kekuatan dirinya sudah diserang oleh asap-asap kurang ajar saat ini yang masih saja mengumpul.

Jilyan dan Januarta berlari lagi guna untuk mendorong kayu itu, sebelum itu Jilyan berteriak. "DESTA LO SAMA NATHAN AGAK MUNDURAN SEDIKIT! GW SAMA JANUARTA MAU DOBRAK KAYU-KAYU ITU!"

Mendengar suara teriakan Jilyan akhirnya ia mencoba untuk menarik tangan Nathan dan mundur beberapa langkah kebelakang. Saat dirasa sudah mereka masih berdiam diri di dalam sana, di saat Nathan ingin mengibaskan asap-asap itu ia melihat sesosok perempuan terbang yang ingin menghampiri mereka.

"JILYAN, JANUARTA CEPET DOBRAK KAYU INI!! ITU ADA KEPALA PEREMPUAN TERBANG!"

"JILYAN AYO DOBRAK!!"

Nathan berteriak kencang seraya melihat kearah belakang, kini perempuan terbang itu sudah hampir sampai ke arah mereka dengan Desta yang tak berani menatap ke arah belakang.

Ia hanya berdoa dengan peluh penuh di dahinya. Desta juga merasa genggaman tangan Nathan mulai mengendur dan detik demi detik akhirnya Nathan pingsan.

BRAK..

Nathan pingsan tepatnya kayu itu berhasil di dobrak oleh Jilyan dan Januarta, dan dengan cepat Januarta menggendong Nathan sementara Jilyan mendekap Desta.

Mereka berlari kencang guna untuk sampai di halaman depan, disana sudah banyak warga yang berdatangan dan sudah ada poly klinik kesehatan yang sengaja pak Gani panggilkan tadi.

Melihat mereka sudah keluar dengan cepat dokter itu mengeluarkan alat-alat medis guna untuk memeriksa Desta dan Nathan.

"Hah hah, dok cepet periksa mere-kah." Ucap Januarta dengan napas yang tersengal.

ASRAMA 7 PINTU [NCT DREAM]Where stories live. Discover now