5. Es Krim

577 89 18
                                    

Wave to earth - Bad















Kompetisi dance antar SMA akan berlangsung 1 hari lagi. Freysan yang ikut serta pada kompetisi ini harus fokus latihan karena sakit 1 minggu yang lalu.

"Freysan! Fokus. Kompetisi tinggal besok dan hitung jam aja. Kalo kamu gak bisa fokus, gak usah kamu ikut kompetisi ini!"

Freysan menundukan kepalanya karena sentakan dari sang pelatih. Ia berusaha untuk fokus, tetapi entah mengapa fokusnya selalu saja buyar.

"Fre, lu kenapa? aman kan?" Tanya Jane dengan wajah khawatir

Freysan menganggukan kepalanya pelan. "Aman Jane."

Tak biasanya Freysan begini, Jane bingung tapi Jane memaklumi karena 1 minggu kemarin Freysan sempat sakit.

"Ayo ulang gerakan lagi dari awal. Kali ini tidak boleh salah! Kalian harus fokus!" Teriak sang pelatih

Dipinggir lapangan, tepatnya di tribun penonton Florin duduk sendiri dengan kedua tangan bersekap di dada. Matanya memicing, fokus memperhatikan Freysan.

Jujur saja ia tak terima melihat adiknya dibentak oleh orang lain, tetapi mau gimana pun Florin harus profesional dan membiarkan Freysan dibentak.

Florin menghela nafas kasar. Semenjak kejadian 1 minggu lalu, ia harus extra menjaga adik bungsunya itu, ia tak ingin hal jelek terjadi lagi padanya.

"Florin, lu disini juga?"

Florin menolehkan kepalanya ke samping dengan wajah datarnya itu. "Cewek simpati. Ngapain lu disini?"

"Gua nanya, malah nanya balik." Ketus Anin sambil menundukan badannya disamping Florin

"Ngapain duduk disini?"

Anin menatap sinis wajah Florin yang juga sedang menatapnya. "Ada larangan kah? Atau ada yang punya bangku disini? Emang sekolah ini punya bapak lu."

"Emang. Flora Aiden Natawijaya pemilik sekolah SMK Wijaya."

Anin menepuk dahinya sendiri pelan. "Kok gua bisa lupa sih kalo dia anak yang punya sekolah." Batin Anin

Melihat mimik wajah Anin yang berubah menjadi panik membuat Florin tersenyum tipis.

"Lucu." Cicit Florin

"Hah, kenapa? Lu bilang apa tadi?"

Dengan cepat, Florin mengubah mimik wajahnya menjadi datar kembali dan menghadap ke depan.

"Ih Florin! Tadi bilang apa?!" Rengek Anin menarik narik seragam sekolah Florin

"Gak ada." Jawab singkat Florin

Florin membiarkan Anin menarik narik baju seragamnya, entahlah Florin sedikit suka dengan sikap dan sifat gadis yang lebih pendek darinya itu.

"Ih cewek Im3 jutek!"

Florin menghiraukan Anin dan tersenyum tipis, ia selalu suka dengan panggilan unik yang terjadi begitu saja diantara keduanya.

"Flo."

"Apa?"

"Freysan itu adik lu kan ya?"

"Iya, kenapa?"

"Kok sifat kalian beda? Freysan tuh ramah banget, ekstrovert dan friendly. Kalo lu tuh cuek, dingin, introvert terus galak."

"Setiap manusia mempunyai perbedaan Anindya."

Anin mengangguk anggukan kepalanya dengan pelan. "Tapi gua salut sih sama lu." Florin menolehkan kepalanya menatap wajah samping Anin. "Salut?"

Anin pun menolehkan kepalanya ke samping, membuat wajah mereka saling bertatap, Anin tersenyum manis. "Iya salut sama lu, walaupun lu itu cuek, dingin terus galak. Tapi lu tuh peduli banget sama adik lu, lu perhatian banget sama adik lu. Kejadian yang kemarin nimpa Freysan, lu tuh langsung gercep! Lu keren." Puji Anin memberikan jempolnya didepan wajah Florin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Caramel Latte 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang