Pt. 2

186 22 0
                                    


• Perasaan Ditinggalkan •

"Kaguwir! Ana!" Pekik ku sambil terus berlari. Pertama, aku mencari di kastil Asgardian yang sekarang sudah termakan setengah yang paling atas. Karena retakan itu.

"Tak ada ..." gumamku sambil putar balik.

Sekarang aku akan ke base-ku. Semoga mereka disana. Aku ender pearl sejauh mungkin dan langsung memasuki ruangan satu persatu.

"Dimana si mereka???"

"Kamu yakin, mau kesana?"

Aku pun mendengar suara orang yang familiar. Lantas aku langsung keluar, dan benar saja, aku menemukan 2 sejoli sedang berjalan menuju kastil.

"Ana! Kaguwir!" Teriak ku sontak.

Mereka menoleh ke belakang dan menghentikan langkah.

"Loh. Lu udah balik?"

"Yoi man. Ternyata mereka cuman mau tau lokasi Pyramid doang. Jadinya yaudah, kutinggal aja."

Kaguwir tiba-tiba mendorongku pelan, "nanti kalo Asgard kena kiamat lagi gimana bego!? Udah yang megang senjata jarang muncul ke permukaan lagi!" Serunya.

Aku balas mendorong, "hei. Lu pikir karena gua datang hidup-hidup, itu artinya bakal ada kiamat lagi kah? Kagak anying! Ga ada kiamat-kiamat lagi sekarang! Kalo pun ada, gua tinggal minta Noya buat bikin script Ragnarok nyasar!"

Mereka menatapku lucu.

"Goblok ..." kekeh Kaguwir.

Kami tertawa sesaat, "tapi beneran loh, kamu ga di apa-apain kan?" Tanya Ana.

"Ga juga sih, tapi tadi hampir di geprek aja. Untungnya sarafku ini lagi fast respon. Jadinya kalo denger suara Ubi mau ulti langsung, sat set sat set. Ender pearl, terus taruh block didepan portal." Kusunggingkan senyum.

Dan ya, mereka tertawa. Kenapa ya, pas aku lihat mereka ketawa, rasanya dunia ini tuh, nyaman banget. Walaupun misalnya, habis di bunuh Ragnarok, entah Ubi entah Maji entah Gempita, rasanya kayak, ga papa gitu. Jujur, aneh sih. Tapi ya walau gitu, aku gak bakal maksa mereka. Karena kan, hak apa yang kupunya? Aku cuman orang asing disini. Dulu aku bukan Asgard, tapi Valhalla. Fraksi yang sekarang sudah tak ada lagi (walau base nya masih ada).

.

.

"Yaudah, kita mau pergi dulu" Kaguwir menarik tangan Ana setelah puas tertawa.

"Mau kemana kalian?"

"Aku ada urusan sama Ana, kau tunggu disini saja, Man." Ujar Kaguwir sambil sedikit menoleh ke belakang.

Aku memegang tangan kiriku.

"Maaf ya, Man. Nanti kita bicara lagi."

Ku tarik kedua sudut bibir sehingga membentuk senyuman, "yah, baiklah. Kalian hati-hati dijalan. Jangan pulang terlalu larut, ya?"

Mereka mengangguk.

Aku masih diam ditempat sehingga punggung mereka sudah tak terlihat lagi. Setelahnya, sudut bibir yang kutarik tadi perlahan turun kebawah.

Brutal Legends || Short StoryWhere stories live. Discover now