01. Kisah Baru Yang Membiru

501 43 11
                                    

Hai semuanya, ini adalah buku pertama yang saya publikasikan di akun ini. Entah bagaimana hasil tulisan saya nanti, saya tidak tahu, tapi akan saya usahakan semaksimal mungkin dan semoga hasilnya memuaskan.

Di setiap cerita pasti ada alurnya, dan di setiap alur yang tak tertebak itu pasti ada artinya. Semoga kita semua bisa memetik sedikit hikmah yang ikut mengalir dalam alur cerita kali ini.

Tidak banyak yang ingin saya sampaikan, jadi langsung saja kita intip kisah hidup seorang pemuda bernama Hema yang penuh suka dan duka ini.

----

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Kehidupan itu selalu berputar seperti roda, kadang di atas dan kadang juga di bawah."

----

Hema, pemuda berusia 20 tahun itu kini tengah berdiri di depan dua makam yang tampak masih baru.

Pandangannya kosong, namun menyiratkan kehancuran dan kesedihan yang teramat besar di dalam sana. Hatinya hancur dan dadanya sesak akibat rasa bersalah yang kian menyeruak.

Andai, andai ia tak meminta kedua orang tuanya untuk segera pulang malam itu, mungkin ini semua tak akan terjadi.

"Mama sama Papa pergi gara-gara lo, Kak," ucap seorang remaja laki-laki yang berdiri tak jauh darinya.

Hema menunduk kala sang adik mengatakan hal tersebut kepadanya, ia ingin menjawab, namun bibirnya tiba-tiba terasa kelu, enggan untuk terbuka.

Tak lama setelah itu, adiknya pergi meninggalkan area pemakaman, menyisakan dirinya sendirian bersama keheningan.

"Maaf."

Hanya itu yang mampu ia ucapkan. Namun, sebanyak apapun ia mengucapkan kata tersebut, semuanya tak akan kembali seperti semula.

Orang tuanya telah pergi untuk selamanya.

Dan adiknya kini mulai membencinya.

****

2 hari telah berlalu semenjak hari penuh duka itu, dan benar saja, kini semuanya telah berubah total.

Perusahaan milik sang ayah yang seharusnya menjadi milik Hema direbut paksa oleh pamannya, para anggota keluarganya juga tak ada satu pun yang mau mengurusi dirinya dan sang adik, seolah mereka tak lagi penting.

Sekarang Hema bersama dengan Nicho, adiknya, sedang berjalan di bawah teriknya sinar matahari pada siang hari.

Pagi ini, tiba-tiba rumahnya didatangi oleh adik dari ayahnya, beliau mengatakan bahwa rumah itu kini telah resmi menjadi miliknya dan mereka tak lagi diperbolehkan untuk tinggal disana.

[✔] ONE IN A BILLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang