04. Menangis Tak Berarti Lemah

203 31 6
                                    

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----

"Jangan semena-mena kepada orang lain, karma itu ada dan ingatlah, Tuhan itu adil." - Sean Shankara.

----

"Syukuri aja apa yang kalian punya saat ini, jangan terlalu memaksakan diri kalau kalian nggak mampu, semua itu ada waktunya dan waktunya itu bukan sekarang, bisa jadi beberapa waktu ke depan." - Ethaniel Hema.

----

Sean dan Jean menatap heran kepada Nicho yang baru saja kembali ke kediaman mereka setelah pulang untuk mengambil baju ganti.

Yang membuat mereka heran adalah, Nicho datang dengan menaiki sebuah motor, ditambah motor itu juga masih terlihat sangat baru.

"Motor punya siapa tuh, Nic?" tanya Jean yang sudah gatal ingin bertanya sedari tadi.

"Motor gue," jawab Nicho dengan tersenyum bangga.

Sean dan Jean saling bertatapan satu sama lain. "Ah, seriusan lo, Nic!" ucap Sean.

"Gue serius tau," balas Nicho. Sean dan Jean mengangguk, dilihat-lihat memang wajah Nicho menunjukkan bahwa ia sedang serius saat ini.

"Wihh, dibeliin Kak Hema, ya?" tanya Jean.

Nicho ingin tertawa ketika mendengar hal tersebut. Mana mau kakaknya itu membelikannya motor sebagus ini.

"Dih, dia mana mau beliin gue motor, apalagi motornya sekeren ini," jawab Nicho.

Sean mengernyit. "Terus? Lo beli sendiri gitu? Dapet uang dari mana lo? Nyolong ya?!" tuduh Sean.

"Gue minjem uang," ujar Nicho dengan nada kelewat santai.

Sean dan Jean seketika membelalakkan kedua mata mereka, lantas Sean mencengkram kedua bahu Nicho dengan erat.

"Dasar rajin menabung! Terus cara lo ngembaliin uangnya gimana?" tanya Sean, ia menatap Nicho dengan serius.

Nicho itu masih anak SMA yang belum mendapatkan pekerjaan dan dengan mudahnya anak itu meminjam uang? Hey, harga motor itu tidak murah! Pasti uang yang dipinjam pun tidak sedikit.

Dengan malas, Nicho menjawab, "Ya biarin si Hema yang bayar."

Mendengar itu, Jean mengeraskan rahangnya, tak hanya Jean, Sean pun semakin mencengkram erat bahu Nicho. Mereka tahu bahwa sahabatnya itu membenci sang kakak, tapi nggak gini juga 'kan?

"Nic, lo orang tertolol yang pernah gue temui," ucap Jean sembari menahan tangannya agar tidak membogem wajah tampan sahabatnya itu.

"Lo punya otak 'kan? Lo juga punya hati 'kan? Lo ga seharusnya ngelakuin ini, Nic. Kak Hema itu bebannya udah berat, ngapa malah lo tambah?!" sentak Sean.

[✔] ONE IN A BILLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang