With---52: Izinkan Aku, Ly

15 2 0
                                    

“Bram?” panggil Angel.

“Iya, Ly,” jawab Brama.

“Kamu sadar ngomong gitu?” tanya Angel balik.

“Aku sangat sadar, ini dari hatiku. Izinkan aku, ya, Ly?” tawar Brama. “Kamu mencintaiku, ‘kan?”

“Iya. Aku mencintaimu, Bram. Namun, benarkah itu cinta, Bram?” tanya Angel berusaha menyakinkan Brama.

“Iya. Aku mencintaimu, Ly,” kata Brama lagi. “Jangan mikir panjang ke depan dahulu, Ly. Kita nikmatin waktu dengan rasa cinta ini, ya?” pinta Brama.

Angel hanya mengangguk, dia pun tersenyum. Brama juga membalas senyuman itu dengan hal sama, tetapi entah mengapa hati Brama berdenyut. Mendadak bayangan dirinya mengejek Angel bersama Abit berputar jelas dalam pikirannya. Brama pun hanya menghela napas, sesekali membuang muka dan memejamkan mata untuk meredam perasaan tersebut. Tingkah Brama membuat Angel heran, dia menatap sang empunya lembut.

“Kenapa, Bram?” tanya Angel khawatir.

Brama hanya menggeleng dia tersenyum lalu mengelus pipi Angel. “Aku bahagia, Ly.” Lantas, dia pun melepas tangan kanannya dari pipi Angel.

“Terima kasih, Bram.”

“Aku yang lebih berterima kasih, Ly. Yok! Kita ke kelas,” ajak Brama lalu dia bangkit dari jongkoknya dan mengambilkan wolker untuk Angel. Akhirnya, Brama dan Angel berjalan beriringan menuju kelas.

*****

Di sisi lain, tak jauh dari situ di balik tiang berdirilah Krisna dan Rayyan. Mereka menghela napas setelah menyaksikan adegan Brama dan Angel tadi.

“Akhirnya, Angel bisa percaya sama cowok lagi selain kita dan Kak Hans, Ray. Aku bersyukur sekaligus takut juga,” kata Krisna. Dia beralih menyandarkan tubuhnya dengan kepala mengadah memandang langit-langit gedung sekolahnya itu. Kedua tangannya pun, Krisna lipat di dada.

“Sulit, lho, Kris, mendapat kepercayaan Angel itu. Aku pun sebagai kakaknya saja butuh bertahun-tahun untuk menyakinkannya karena luka di hati adikku terlalu banyak,” jawab Rayyan.

“Iya. Hanya kita saja yang Angel percaya di sekolah ini, Ray. Abit pun kalau tidak memaksa ibaratnya hanya memegangnya saja, Angel sudah ketakutan. Pernah juga, adik kelas dan kakak kelas cowok ingin membantu. Dia lebih baik usaha sendiri meski harus kesakitan. Teman ceweknya Angel, hanya Nadinia yang peduli dan peka. Akhirnya, cuma aku yang dia izinkan membantu jika kamu tidak berada di dekatnya, Ray. Aku yakin, kejadian kemarin bersama Abit itu. Angel sangat ketakutan. Namun, sifat tenangnya bisa menipu kita semua. Angel terlihat biasa saja dalam sakitnya meraih wolker. Brama cuma bonus, bisa dipercaya oleh Angel lebih dari kita. Harusnya, dia mengerti kalau apa pun yang terjadi dalam hubungan mereka ke depannya. Kuharap Brama tidak akan menjadi seorang pengecut, karena yang berhasil dia sentuh hatinya bukan cewek biasa. Angel nggak akan pernah main-main dengan rasa cintanya, Ray.”

Mendengar hal itu, Rayyan tersenyum sinis. “Aku tahu Angel nggak akan pernah main-main akan hal itu. Tenang saja, Kris. Adikku tegas, dia pasti akan mengambil keputusan yang baik dengan hal apa pun yang akan terjadi ke depannya. Namun, kelemahan dia adalah---“

“Dia terlalu polos, tulus, nggak tegaan, dan gampang menyalahkan diri sendiri. Itu ‘kan, Ray, maksudmu?” Potong Krisna melanjutkan perkataan Rayyan.

“Iya. Itu yang kukhawatirkan,” jawab Rayyan lalu dia menghela napas.

“Angel istimewa, Ray. Itu yang membuat aku ingin menjadi sahabatnya untuk membantumu menjaganya. Kita lihat saja, apa mau Brama sebenarnya? Kulihat jika dia menatap Angel. Perasaan cinta itu ada. Namun, di sisi lain. Ada hal lain juga di matanya,” balas Krisna.

“Iya, aku tahu.”

“Ah, sudahlah, Ray. Tenang, aku juga akan membantu mengawasi adikmu. Kalau Brama berani menyakiti Angel. Dia akan berhadapan dengan kamu dan aku terlebih dahulu,” ujar Krisna, kemudian dia menepuk pundak kanan Rayyan lantas pergi meninggalkannya.

Ditepuk seperti itu Rayyan tersenyum kecil. “Kamu mau ke mana, Kris?” teriak Rayyan.

“Kelas,” jawab Krisna berteriak juga karena langkahnya telah jauh dari Rayyan.

Tanpa menjawab teriakan Krisna, Rayyan menyusul saja untuk mengimbangi langkah temannya itu menuju kelas.

*****

Ketika Waktu BersamamuWhere stories live. Discover now