With---54: Maaf, Kamu Terlibat

6 2 0
                                    

Tak terasa pelajaran hari ini telah usai. Abit pun sudah sampai di SMA Rimbun Jaya untuk menjemput Angel. Namun, sebelum itu dia menuju ruang OSIS terlebih dahulu buat menemui Rayyan. Abit pun mengetuk pintu dan mengucapkan salam, sebab ada banyak murid dan guru di dalamnya. Akhirnya, dia masuk dan langsung saja berdiri di samping Rayyan yang sedang duduk meneliti dokumen kegiatan sekolah.

“Rayyan, aku minta izin bawa adikmu ke rumahku, ya?” pinta Abit to the point.

Mendengar hal itu, Rayyan langsung menutup dokumen lalu memandang Abit. “Mau apa?” tanya Rayyan balik.

“Mengenalkan adikmu pada adikku. Jellyna,” jawab Abit.

“Jaminan apa yang kamu punya, jika adikku aman bersamamu, Abit? Setelah kamu  terang-terangan mem-bully adikku?” tanya Rayyan serius.

“Nggak ada jaminan apa-apa, Ray, tapi ini tentang Jellyna. Angel mengingatkanku pada dirinya yang sudah tiada. Dia adik kembarku, Ray. Izinkan aku bersamanya kali  ini saja. Aku tidak akan menyakiti adikmu, sungguh,” mohon Abit.

Permohonan Abit membuat Rayyan menghela napas. Dia waswas sebenarnya, akan tetapi Rayyan juga tidak tega dengan hal itu. “Oke. Dampingi dia pulang, izin mamanya terlebih dahulu. Baru, kamu ajak Angel ke rumahmu.”

“Oke. Terima kasih, Ray.”

“Sama-sama. Ingat! Jangan sakiti dia,” kata Rayyan memberi peringatan.

Abit hanya mengiakan lalu bergegas ke kelas untuk menemui Angel. Tiba di dalam kelas, Abit tersenyum ketika melihat Angel tertidur pulas dengan kepala dia tenggelamkan di lipatan kedua tangannya. Abit tak tega untuk membangunkannya, alhasil setelah menggendong tasnya Angel, dia membopong tubuh mungil itu dan membawanya ke dalam mobil. Setelah memasangkan sabuk pengaman di tubuh Angel, Abit mulai melajukan mobilnya keluar dari halaman sekolah menuju rumah Angel. Untung, dia masih ingat alamat rumahnya. Abit pernah ke rumah Angel ketika dia baru saja pindah ke rumahnya yang lama untuk meminjam buku catatan matematika.

Tiba di halaman rumah Angel, Abit menepuk-nepuk pipi Angel lembut agar dia segera terbangun.

“Ngel, bangun! Sudah sampai,” kata Abit lembut.

“Bopong saja, Mas. Aku capek banget,” kata Angel masih dengan mata terpejam. “Toh, Mama sama Flaya juga nggak ada di rumah. Papa mendahulukan kerja katanya. Sudah, ah. Langsung ke rumahmu saja. Aku sudah kirim pesan Whatsapp ke Mama, kok.”

“Oke. Kita pergi,” ucap Abit tersenyum.

Angel hanya mengiakan, dia menyamankan posisi duduknya untuk terlelap kembali. Abit pun sesekali tertawa kecil ketika mengingat kata-kata Angel yang setengah sadar tadi. Cewek di sampingnya ini memang menggemaskan sekali.

“Wajar kalau Rayyan sesayang itu sama kamu, Ngel. Aku pun iri dengannya dan menyesal juga. Mengapa aku tak bisa sesayang itu dengan Jellyna?” gumam Abit sendiri lalu melajukan mobilnya kembali menuju rumahnya.

*****

Sesampai di rumahnya, Abit langsung membopong tubuh Angel untuk masuk ke dalam. Tasnya Angel pun sudah dibawakan oleh penjaga rumah itu. Abit tidak membawa Angel ke ruang tamu, melainkan ke kamarnya saja yang bernuansa abu-abu. 

Abit telah membaringkan Angel di kasurnya, saat dia menatap wajahnya dekat. Abit tersenyum, wajah Angel yang tenang membuat hatinya damai.

“Ternyata kamu sempurna, Ngel. Aku baru sadar. Tapi aku tetap membencimu dan ingin terus mem-bully-mu. Memandangmu sedekat ini, adalah hal bersejarah bagiku. Tidurlah dahulu, Ngel. Setelah itu kita bicara tentang Jellyna. Maaf membuatmu terlibat,” ucap Abit bergegas saja menjauhkan wajahnya dari wajah Angel. Kedua tangannya pun beralih menarik selimut lalu menyelimuti setengah badan Angel. Tadi Abit sudah melepas sepatu dan kaus kakinya Angel.

Dirasa Angel sudah nyaman, Abit keluar dari kamar menuju toilet untuk mandi. Dia ingin mendinginkan pikirannya usai berdebat panjang dengan Biyano tadi. Bisnis baru sang papa dan pemikirannya membuat Abit heran. Dia tidak tahu lagi mengapa sang papanya tega melakukan hal tersebut tanpa memedulikan dampak panjang ke depannya? Terus, dia juga harus melibatkan Angel dalam masalah ini. Padahal, Abit tahu di dalam dirinya, Angel sudah kebanyakan masalah.

******

Ketika Waktu BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang