Chapter 18. Salah paham

326 45 1
                                    

"Rienra?!!"

Aku memang sudah terbiasa ditangkap basah oleh dia. Aku menggeleng brutal.

"Aku dijebak!" kataku membela diri.

Alis Deon menekuk tajam. Rahangnya mengeras. "Siapa yang membawa mu ke sana?"

Javier Bedaki jawabannya.

"Orang gila. Ayo kita pergi dari sini."

Deon bergerak berlawanan arah dan pergi menuju rumah bordil. Aku mencebik. Tidak mungkin dia pergi ke sana sebagai pelanggan kan? Aku menghentakkan kaki kesal. Siapakah orang yang ingin kujadikan samsak. Aku sangat ingin menindas seseorang sekarang.

"Varas!"

Javier Bedaki berlari kabur lalu menarikku pergi. Deon kaget tapi ikut berlari bersama kami.

"Hei!" Yang itu teriakan penjaga rumah bordil.

"Kau mau bawah ke mana dia?" yang ini Deon.

Javier berwajah panik. Ini adalah tindakan kriminal pertama yang sukses ia lakukan atas inisiatif sendiri. "Buka teleportasi mu!"

Kami dikejar oleh rombangan rumah bordil plus Deon di tengah kerumunan. "Tidak mungkin kita melakukannya disini, sihirku mudah dikenali, mana emas sangat langkah jika kau lupa, kita akan mudah dilacak, bajingan!"

Javier mengumpat meloncat gerobak sayur. Menoleh ke belakang untuk memeriksa. Dahinya berkerut. "Kenapa pangeran Deon mengejar kita juga? Kita tidak membuat masalah dengannya kan?"

Aku menghindari lemparan panci dari belakang. "Dia tahu ini aku."

"Kok bisa?" Javier terbelalak. "Ternyata kau bisa tidak berguna juga."

Aku mendelik. "Bacot!!"

Berikutnya Deon merogoh saku, mengeluarkan kantung uang dan melemparnya ke udara. "Itu semua bayarannya, berhenti mengejar!" katanya membuatku terpesona sekali lagi.

Javier membulatkan mata melihat koin-koin emas berhamburan. "Aku suka dia."

Aku memincingkan mata. "Jangan!"

Javier menyeringai ke arah ku. Aku yakin dia berulang kali bilang dia pria normal!!!

.

.

.

"Siapa kau?"

Aku terkejut begitu Deon menarik kerah baju Javier lalu didorong menabrak tembok.

"Hei!"

Aku hendak melepaskan tapi Deon melototiku.

Suaranya serak. "Apa yang kau pikirkan sampai kau pergi ke sana? Siapa pula orang ini?"

Aku berdecak dan melepaskan cengkraman Deon dari kerah baju Javier. "Sudah ku bilang aku dijebak, lalu dia ini teman ku, bukan orang asing."

Javier berganti posisi dan menghindar ke belakangku. Dia satu-satunya pengawal yang bersembunyi di belakang tuan yang dia lindungi.

"Berteman? Tidak masuk akal. Teman tidak mengajari hal sesat."

Tidak.... Deon setengah benar setengah salah. Terkadang teman yang kita dapatkan ialah jelmaan setan.

Deon mengumpat kasar. Aku terbelalak dan termundur takut. Jarang-jarang dia begini di depanku.

"Dimana pengawalmu? Kau pergi sendiri lagi?" Deon frustasi. Aku merasakan kebingungan Javier yang berwajah aneh.

"Lain kali carilah pengawal yang berguna. Kau selalu dalam bahaya, kuharap kau mengerti dan segera mengganti pengawal lain."

Javier mendelik. Aku memutar mataku malas.

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang