Chapter 40

622 76 8
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walaupun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yessica Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Kathrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 40

.
.

Sudah 15 menit lamanya Chika dan Gracia melakukan serangan beruntun pada Sisca, namun dengan entengnya Sisca dapat menghindar bahkan langsung mengembalikan serangan yang di lemparkan duo Harlan bersaudara itu.

Bahkan meski sudah 15 menit berlalu, stamina Sisca masih tetap prima tanpa luka sedikitpun. Sangat jauh berbeda dengan kondisi Gracia dan Chika yang nampak kacau dengan napas ngos-ngosan. Dua lawan satu memang, tapi baik Gracia maupun Chika hanyalah bender biasa yang dituntut untuk mengalahkan seorang bender istimewa dengan kekuatan dua bahkan tiga kali lipat dari mereka berdua.

Kekuatan Sisca hampir setara dengan Perfect Bender. Serangannya begitu kuat dan staminanya tak tergoyahkan, kecepatannya bagaikan kilat dan yang paling gila adalah self-healing ajaibnya yang dapat menyembuhkan luka hanya dalam hitungan detik. Itulah yang membuat dirinya terlihat tidak terluka sama sekali.

Gemuruh napas Gracia terdengar kasar mengalun hampir di seluruh ruangan. Anak rambut serta pelipis telah basah oleh keringatnya sendiri, membuat Chika yang ingin mengatakan sesuatu jadi ragu. Bagaimana tidak? Menatap wajah Gracia yang seperti itu saja Chika tidak sanggup. 

Kakaknya itu terlihat sangat berbeda sekarang. Sorot matanya sangat tajam bahkan jauh lebih menyeramkan dibandingkan dengan Ci Shani. Namun justru itu yang membuat Chika menjadi semakin khawatir. Sepanjang perlawanan yang mereka lakukan, Gracia hanya fokus melempar serangan tanpa berpikir panjang. Dia hanya meluapkan amarahnya tanpa memikirkan strategi untuk bisa mengalahkan Sisca. Anak rambutnya bahkan sudah basah dimakan keringat.

"Ci Gre," panggil Chika pada Gracia, namun tidak diindahkan.

Kedua mata Gracia hanya fokus menatap Sisca dengan beringas. Kedua tangannya mulai bergerak mengendalikan air dan siap menyerang lagi. Chika segera meraih tangannya, lalu menggenggamnya kuat-kuat.

"Hentikan, Ci!" bentak Chika pada Gracia.

Gracia menoleh dengan cepat dan menatap Chika tajam, siap menghakimi tanpa tau duduk perkara.

Number NineWhere stories live. Discover now