3.adik tingkat

10 5 2
                                    

"ngh,...dimana ini"perlahan lahan mata gadis itu terbuka,melihat langit langit kamarnya.tidak ada yang aneh,semua berjalan normal.lalu...apa yang aneh?

ia beranjak dari tempat tidurnya seperti biasanya,lalu mengambil beberapa makanan dari kulkas mini lalu mengunyah beberapa roti lapis. akhirnya iapun langsung beranjak untuk mandi. dan disinilah akhirnya ia merasa ada hal yang aneh,kenapa seragam sekolahnya masih terpakai?bukannya seharusnya ia sudah melepasnya?

itu memanglah hal yang aneh,namun hal itu takkan menghentikannya untuk membasuh tubuhnya yang semalam tidak ia basuh.

didalam ruangan berukuran 3x3² m itu,gadis itu mulai menghidupkan shower yang membasahi rambut panjang gadis itu.bahu rampingnya itu mulai basah karena air dari keran shower.

terkadang,Gadis itu benci mandi.namun disisi lain,kegiatan itulah yang membuatnya mengingat segala kejadian yang terjadi dihari itu,bahkan terkadang ide ide yang takkan pernah ia pikirkan akan muncul saat saat bulir bulir air dingin itu jatuh membasahi kulitnya

harap harap dengan membersihkan anggota tubuhnya saat hari libur bisa mengingatkannya hal yang tak ia ingat,alih alih ia mengingat hal yang tak ia ingat.tanpa ia sadari suara gedoran sedari tadi menggema kuat diluar kamar itu

"san,buka pintunya....kau ini mandi atau ketiduran sih"pekik seseorang dari luar

"i,iya sabar,ini lagi shampo an"

"ya sudah,cepat.ini kamar mandi bersama tahu,mentang mentang preman sekolah"
seketika lamun gadis itu pecah saat mendengar omelan dari tasya,teman sekamarnya.jelas yang ia omongkan itu bohong,sedari tadi ia hanya melamun diatas pancuran air shower yang turun sedikit demi sedikit.

dengan handuk yang sudah membalut tubuh ramping itu,gadis itu keluar dari kamar mandi itu yang disambut hangat oleh tatapan tajam teman sekamarnya itu

"untuk kali ini kau pakai apa kamar mandi ini?bersemedi?"tanya hardik sigalak menunjuk jam analog yang bergantung di langit langit kamar

"wah...sudah 1 jam saja"cengir kuda dari gadis itu

oke,sepertinya tasya sudah mulai akan meledak ledak

alih alih marah,tasya hanya menghela nafas saat melirik gadis yang hanya mengenakan kain yang melilit tubuh rampingnya itu "enak banget pulang pulang dianter adik tingkat, bangun nya kesiangan" sarkas kesal tasya,teman sekamarnya

hah?tunggu,apa?

"adik tingkat?maksudmu?" tanya sandra yang masih mengutak atik lemari pakaian

"masih mau sok gak tahu nih?" senyum jengkel mulai tersembul dari wajah gadis itu "pikirmu siapa yang kemarin pagi pagi jam 1 mengetuk pintu kamar dan melihat kau yang tertidur di angkat adik tingkat,huh? aku bukannya prihatin dengamu,tapi sama adik tingkatnya"

oke,sepertinya ia mengakui jika ia tertidur diperpustakaan saat mencari orang yang disuruh sirambut merah,tapi kalau urusan adik tingkat?adik tingkat yang mana? kecuali orang itu?


"berhenti menceramahiku,aku tidak akan mau diceramahi oleh gadis yang maskaranya luntur"



"wajar saja aku tidak pernah melihat anak itu,rupanya adik tingkat ya.memangnya dia tahun ajaran keberapa?"tanya sandra yang sekarang sudah mengganti handuk menjadi kaos putih polos

"tahun ajaran ke 11 ,sekelas sama kanaya"

"tahun ajaran ke 11 ya.."gumam sandra

"berarti sekelas dengan si vero dong?"

angguk tasya lalu menggidik bahunya "bahkan satu kamar asrama dengan si vero ra,katanya otaknya setara dengan kedudukan si sonya cucu direktur itu lho"bisik tasya di akhir seperti baru saja mengatakan gosip hangat mingguan

Atas Dasar NilaiWhere stories live. Discover now