A n o t h e r L i e

733 51 26
                                    

~Fool's Gold~

One Direction

*

-Yeah, I know your love's not real-

*

"Oh Savana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Oh Savana...." Priscilla memeluk hangat tubuh Savana. Rasanya damai ketika memeluk tubuh teman dekatnya ini. "Terima kasih! Hari sangat luar biasa! Kau membuat hari ini sangat menyenangkan!" lanjut Priscilla.

Savana tersenyum senang dan balik memeluk tubuh Priscilla. Mendekapnya tak kalah hangat. "Aku yang seharusnya berterima kasih, Pris," kekehnya. Priscilla menggelengkan kepalanya, namun ia tidak menanggapi ucapan Savana. Priscilla ingin menikmati pelukan ini. Terkadang, hanya dengan sebuah pelukan, suasana bisa berubah menjadi lebih menenangkan.

Ketenang yang ada berubah menjadi lucu akibat perut Savana berbunyi kencang meminta untuk segera diisi. Priscilla melepaskan pelukannya sambil tertawa lepas. Melihat tawa lepas teman dekatnya, membuat hati Savana terasa sejuk. Ia senang melihat Priscilla tertawa tanpa beban.

"Aku lapar tahu!" bela Savana tak ingin Priscilla terus-terusan menertawainya.

"Ya Tuhan!" ucap Priscilla terengah-engah. Ia berusaha mengontrol dirinya agar tawanya tak kembali meledak kencang. "Ayo cari makan. Aku juga sangat lapar!" ajak Priscilla kembali menenteng paper bag.

"Aku tahu restaurant yang enak di sini, Pris! Tapi harganya cukup mahal," keluh Savana. Priscilla memutarkan kedua bola matanya malas dan kembali menunjukan kartu hitam tak terbatas miliknya. Maksudnya milik Apollo.

Priscilla dan Savana saling pandang, lalu tertawa bersama. "Hell! Let's goo!" seru Savana seraya membawa belanjaanya. Sebelah tangannya merangkul Priscilla. Menuntunnya menuju restaurant ternama.

Setelah sampai, Savana reservasi lebih dulu, menentukan meja mana yang akan ditempati sebelum masuk ke dalam. Priscilla menunggu santai. Ia menyerahkan segalanya kepada Savana.

Setelah selesai, mereka masuk ke dalam, dituntun seorang pelanyan untuk pergi menuju meja yang sebelumnya sudah dipesan. Selama berjalan menuju meja, mata coklat Priscilla memperhatikan sekitar. Dan betapa terkejutnya ia ketika matanya menemui kehadiraan Apollo bersama Thena.

Priscilla menghentikan langkahnya. Paper bag yang ada di dalam genggaman tangannya jatuh ke lantai. Terkejut. Sudah pasti. Namun rasanya seperti tidak heran lagi. Walau begitu, hatinya tetap merasa sakit melihat kedekatan Apollo dan Thena. Terlebih ketika melihat wajah Thena yang terbenam di dada bidang milik Apollo.

Rasa sesak yang ada di dadanya menjalar, membuat Priscilla lupa caranya untuk bernapas. Tidak ada air mata yang jatuh ke pipinya. Rasanya matanya sudah tidak lagi bisa menangis. Bahkan hatinya tidak bisa menyaring jelas apa yang tengah dirasakan. Semuanya bercampur menjadi satu.

YOUR fool's Gold | ENDWhere stories live. Discover now