"Abang Dohyun percaya kalo dedek selalu punya mimpi yang sama, yang berulang-ulang?"
"Percaya, karena dedek selalu bilang sama aku. Tapi dedek gak pernah kasih tau aku mimpinya kayak apa."
"Abang juga gak tau seperti apa mimpi dedek tapi beberapa kali dedek ngadu kalo mimpi itu cukup mengganggunya."
Dohyun mengangguk setuju, dari dulu setiap tengah malam saat tidur dan bermimpi ia selalu gelisah dan sulit dibangunkan, hingga membuat abang-abangnya panik.
Dohyun belum paham kemana arah pembicaraan abang.
"Abang Dohyun tau kan dedek sedikit berbeda dari kita?" Apa maksud abangnya ini, kenapa bisa berbicara seperti itu.
"Apa maksud abang?" Tanya Dohyun. Ia sedikit merasa tersinggung.
"Maksud abang, dedek dari kecil enggak serumah sama kita dalam rentang waktu yang cukup lama. Dedek punya masa kecil yang berbeda sama kita."
"Aku sama abang yang serumah pun punya masa kecil yang berbeda."
Hyunbin tersenyum teduh. Adiknya ini berusaha menolak sebuah perbedaan antara dirinya dan juga dedek. Karena bagi Dohyun ketika dedek merasakan sakit, ia pun sama, turut merasakan sakitnya. Begitu juga dengan perasan-perasaan lainnya.
"Okey abang terima, tapi abang Dohyun tau kenapa dedek lama enggak tinggal bareng kita?"
Dohyun mengangguk. Ah air matanya ingin menetes lagi rasanya..
"Abang, dedek bukan mau menyembunyikan apapun dari abang. Dedek ingin sekali menceritakan semua apa yang dedek alami, apa yang dedek suka, apa yang dedek tidak suka, dan apa yang akan menjadi lagkah dedek. Termasuk ketertarikan dedek dengan puisi dan mengapa itu baru terjadi sekarang." Dohyun mendengarkan penjelasan abangnya dengan serius, ia tida ingin terlewat satu kata pun.
"Abang, dedek sedikit punya cerita yang berbeda dari kita." Dan Dohyun menolak fakta itu. "Kita memang gak bisa mencegahnya saat itu, karena masih terlalu kecil. Tapi sekarang kita bisa sama-sama untuk selalu berada di samping dedek kan? Abang yakin kamu enggak akan membiarkan siapa pun membawa dedek jauh dari kita lagi. Abang dan bang Hyunseok pun sama. Abang sendiri menjamin kalo adik-adik abang akan selalu dalam jangakuan abang, selalu dalam pelukan abang, selalu dalam pandangan abang, dan selalu di dalam lingkup paling kecil yang abang miliki."
"Abang Dohyun itu punya 1001 cara untuk menyenangkan hati dedek. Dedek tidak pernah kecewa pada abang Dohyun nya. Dedek selalu kagum dan bangga sama kamu bang, kamu selalu menjadi bintang untuk dedek, sampai-sampai rasanya kamu jauh untuk dedek gapai, dedek tidak ingin memaksakan dirinya karena dedek tidak mau menjadi penyebab kamu terjatuh."
"Dedek punya alasan kenapa ia selalu berlari ke abang, cerita pada abang, karena dia sendiri gak bisa menggapai kamu. Rasa sayang dedek ke kamu itu besar sekali sampai dedek enggak mau menyakiti kamu."
Tapi bagi dohyun justru sebaliknya, dedek tidak berbagi cerita padanya membuatnya ia merasakan sakit.
"Abang gak ada kurangnya di mata dedek, dedek selalu menggap abang Dohyun nya ini adalah orang yang paling hebat, orang yang selalu melindungi dirinya. Saat dedek berada di fase-fase denial sampe ke alam bawah sadarnya, kamu memilih untuk selalu berada di samping dedek setiap waktu demi menjaganya padahal kamu juga butuh istitahat. Dari sana dedek takut, takut sekali untuk semakin membebani abang Dohyun nya. Kamu terlalu sibuk dengan diri dedek dan mengabaikan dirimu sendiri. DDedek enggak mau kamu seperti itu, bahkan dia kecewa sama dirinya sendiri, ia merasa dia adalah beban untuk kamu, bang."
"Aku gak pernah merasa terbebani apapun yang menyangkut dedek bang.."
"Iya abang tau, dedek hanya takut membuat bintangnya terjatuh. Abang, dedek belum selesai dengan konflik emosionalnya yang disebabkan masa lalunya. Kejadian dalam hidup dedek dalam rentang jangka waktu yang cukup lama pada saat itu sudah menciptakan trauma, hingga terwujud sebagai mimpi yang berulang hingga sekarang, walau kita sama-sama tau intensitasnya sudah cukup berkurang, tapi itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi lagi yang abang pun gak tau akan sampai kapan. Abang Dohyun bisa bayangin jika menjadi dedek? Kalo abang sendiri belum tentu bisa, kita enggak tau mimpi seperti apa yang dedek alami sampai umurnya yang sudah menginjak 20 tahun, sehingga dari sana menimbulkan rasa ketakutan seperti itu. Padahal kamu adalah abangnya. Kamu pasti menyangkal kalo kamu merasa terbebani, dan kamu memang merasa baik-baik aja apapun yang dedek lakukan terhadap kamu, itu karena kamu adalah kamu bang, bukan dedek. Abang, biar sekalipun anak kembar, di dunia ini tidak ada yang sama, semua pasti selalu memiliki perbedaan. termasuk bagaimana perasaan yang kalian rasakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Home
FanfictionFanfiction SNU Boys Hanya cerita sederhana tentang mereka, tapi lebih banyak gak jelasnya, karena yang jelas cuma bentuk cintanya dedek untuk Abang-abangnya. Start: 11.03.24 Finish: -