Masa lalu dedek (4)

326 46 34
                                    

TW // Blood // Violences // Harsh word

Di bawah teriknya matahari terlihat seorang anak kecil tengah menjajakan jualannya, hari ini ia menjual koran, yang ada ditangannya juga di tas punggung yang selalu ia bawa dibalik tubuhnya. Ia tidak selalu menjual koran, terkadang ia menjual cemilan-cemilan yang dibungkus pelastik bening dengan ukuran sedang atau ia menawarkan jasa seperti melincinkan sepatu dan badan mobil, selain itu ia kerap kali disewa sebagai seorang anak pengemis agar orang-orang yang melihatnya iba dan memberikan sedikit dari uang yang mereka punya.

Bahkan jarak rumah dengan tempat anak kecil itu mengais keuntungan cukup jauh, ah rasanya jahat sekali untuk mengatakan bahwa ia mengais keuntungan, karena pada dasarnya ini adalah sebuah paksaan.

Hyunmin kecil harus pagi-pagi buta untuk berangkat agar tidak kesiangan, kaki kecilnya tidak punya kecepatan layaknya kaki orang dewasa.

Jualan cemilan yang Hyunmin jajakan ia dapatkan dari seorang nenek tua yang biasanya juga berjualan di pinggir jalan tapi di lokasi yang berbeda, biasanya Hyunmin dan nenek itu bertemu di persimpangan lampu merah, nenek itu akan membagi hasil yang masing-masing 60% untuk dirinya dan 40% untuk Hyunmin. Milik Hyunmin selalu habis lebih cepat karena pasti akan ada orang dewasa yang memborongnya entah karena memang menginginkan atau rasa iba, tidak apa-apa yang penting Hyunmin bisa mendapatkan uang di hari itu. Ia juga terkadang membantu jualan nenek yang belum laku, sehingga nenek berbaik hati memberikan uang tambahan untuk Hyunmin.

Semuanya adalah ulah mama dan papa. Mereka mencari sumber-sumber untuk Hyunmin mendapatkan uang, apapun bentuknya mereka tidak perduli, yang penting anak itu bisa menghasilkan uang yang banyak. Mereka hanya ongkang-ongkang kaki di rumah ketika Hyunmin mencari pundi-pundi keuntungan di luar. Setelah anak kecil itu pulang mereka lantas memberikan siksaan terus menerus hingga hati iblis mereka puas. Tidak ada alasan apapun, hanya ingin. Bejat dan tak bermoral.

Ngomong-ngomong Hyunmin sudah menginjak umur 5 tahun yang berarti ini tahun ketiga ia diculik dan tidak bertemu keluarganya. Hyunmin kecil tidak bersekolah, tidak bisa berhitung, tidak bisa membaca, bahkan mengenal angka dan huruf saja tidak. Ketika anak-anak seusianya yang biasanya sulit dibangunkan untuk siap-siap bersekolah, justru Hyunmin kebalikannya, ia selalu bangun pagi-pagi buta dan siap mengais rezeki di jalanan.

Lalu bagimana ketika ia berjualan? Hyunmin selalu minta pembelinya untuk membayar dengan uang pas jika ada kembalian bisa diambil sendiri dari kantong uang yang ada di lengannya.
Cara bicaranya yang lucu selalu membuat para pembelinya gemas, sehingga mereka sangat tidak tega merogoh kantong uang milik Hyunmin untuk mengambil uang kembalian, padahal itu adalah hak mereka, tapi disini mereka juga ingin memberikan rezeki lebih pada anak kecil itu.

Hyunmin sudah kembali ke negara asalnya, entahlah beberapa bulan lalu mama dan papa mmebawanya kembali ke tempat kelahirannya. Hyunmin tidak tau mengapa, tapi ia cukup senang. Ia bisa leluasa untuk menawarkan jualan dan jasanya pada orang yang ia temui yang kebanyakan adalah para pengguna jalan atau orang-orang yang berjalan kaki di trotoar. Ia tidak kebingungan lagi, ia bisa paham dengan pembicaraan orang-orang di sekitarnya dan ia bisa menjawab ketika ia diajak bicara oleh mereka.

"Paman, apakah paman ingin membeli kolan ku? Kata pemilik kolan ini, paman akan semakin pandai jika membacanya, jadi paman halus membeli kolan ini." Hyunmin tengah menawarkan dagangan korannya kepada seorang pengemudi motor.

Saat lampu merah Hyunmin paham itu adalah waktu untuk ia menawarkan jualannya pada mereka yang berhenti di belakang garis zebra cross.

"Paman ingin bertanya, apakah kamu bisa membaca kata ini?" Paman pengemudi motor itu menunjuk satu kata bercetak tebal pada headline koran yang Hyunmin bawa.

HomeWhere stories live. Discover now