Bagian 07 - Keluarga Tian

17 2 0
                                    

     Tian mengikuti ayahnya yang menggendong tubuh Kei masuk ke dalam rumah. Awalnya Kei ditaruh di sofa ruang tamu Tian bolak balik melihat infus dan melihat keadaan Kei tapi Kei tak kunjung bangun. Lalu ibunya Tian memeriksa dahi Kei dan agak sedikit panas jadi ia menyarankan Tian untuk menyeka tubuh Kei dan mengganti pakaian Kei. Dengan bantuan Ayahnya Kei dipindahkan ke kamar Tian infus  di lepas karena sudah habis dan Tian sudah membersihkannya juga mengganti baju Kei dengan baju kaosnya yang nyaman untuk dipakai.

Tian lagi-lagi merasa penasaran ketika ia melihat luka tubuh Kei bukan hanya ada di dahi tapi juga ada lebam di bagian tulang rusuknya. Ia sudah memberitahu ayahnya takutnya itu adalah luka yang ia terima akibat jatuh tapi ayahnya bilang itu adalah luka lama yang sudah hampir sembuh. Mungkin itu luka ia terima dihari yang sama dengan luka yang ada di dahinya.





Di meja makan, Kei ikut bergabung bersama Tian dan orangtuanya Tian.

"Ayo makan jangan malu-malu, biasanya kami juga berempat tapi kakaknya Tian sudah mulai kuliah dan dia memilih tinggal di asrama bersama temannya karena jarak dari sini ke universitas nya cukup jauh !" Ucap Ibu Kei sangat ramah dan bersahabat. Ia langsung menceritakan tentang keluarga padahal Kei baru pertama kali datang ke rumah mereka tapi mereka menunjukkan keramahan dan keakraban mereka.

Kei teringat keluarga, dulu ia juga punya keluarga yang hangat. Tapi apakah ada seseorang yang ia ajak kerumah dan makan bersama seperti ini ? Seingat Kei tidak pernah. Jika saja membawa salah satu teman kerumah ia mungkin akan mengetahui bagaimana sifat asli kedua orangtuanya karena ia yakin  jika orang tuanya seperti kedua orang tua Tian jika mereka menyambut hangat teman Kei pasti mereka akan menerima Kei apa ada nya walaupun ia berubah menjadi monster. Kei yakin itulah yang akan dilakukan Ayah dan ibu Tian jika terjadi sesuatu pada anaknya, mereka takkan meninggalkannya sendirian.

"Hei, apa kau baik-baik saja ?" Tanya ibu Tian ketika Kei mengangkat kepala ia melihat semua menatapnya dengan khawatir terlebih tiba-tiba air mata keluar dari mata kiri Kei.

"Apa kau masih merasa tidak enak badan ?" Tanya Ayah Tian.

"Ah, tidak, maafkan saya mata saya memang sering seperti ini sering berair !" Kei membuat alasan dan tersenyum cerah seolah ingin menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak apa-apa.

Tian tidak tau kalau Kei yang ia sangka sombong bisa seramah ini pada kedua orang tuanya. Mungkin selama ini Tian salah menilai Kei, pikirnya.

"Menginap saja dulu malam ini, ini sudah terlalu malam untuk pulang. Kau membawa ponsel kan hubungi orangtuamu agar mereka tidak khawatir!" Ucap Tian di kamarnya setelah selesai makan malam.

"Atau kau ingin pulang saja aku bisa meminta ayahku untuk mengantarmu !" Sambungnya.

"Aku ingin menginap tapi seragam dan buku-buku untuk pelajaran besok ada dirumah kurasa aku harus balik!" Ucap Kei Wajahnya kini sama sekali tak menunjukkan sifat sombong dan arogan seperti sebelumnya. Tian benar-benar penasaran bagaimana kah sifat Kei yang sebenarnya.

"Ok aku akan minta ayahku untuk mengantarmu aku juga ikut aku ingin tahu kau tinggal dimana !" Ucap Tian Kei merasa senang Tian menunjukkan sikap bersahabatnya. Sepertinya ia tak perlu susah payah untuk mendekati Tian, kei berharap hubungan mereka akan selalu seperti ini hingga besok dan besoknya lagi hingga lulus.


Setibanya di rumah Kei yang ternyata tidak terlalu jauh. Ayah Tian memarkirkan mobil didepan pagar rumah yang gelap.

"Kenapa rumahmu sangat gelap apa tidak ada dirumah ?" -Ayah.

"Kau tinggal sendirian?" -Tian.

"Ya, saya tinggal sendiri !" Ucap Kei tanpa menjelaskan kemana dan dimana orangtuanya. Karena ia sendiri pun tidak tahu ia hanya berharap mereka baik-baik saja. Ia tau mereka baik-baik saja itu terlihat dari WhatsApp mereka yang online setiap hari meskipun mereka sama sekali tak meneleponnya. Dan itu diyakini dengan transfer uang ke rekeningnya dari akun rekening ayahnya.

"Terimakasih paman, Tian, Sudah mengantarkan pulang!" Ucap Kei lalu beranjak turun dari mobil.

   Setelah Tian dan Ayahnya pergi ketenangan yang Kei rasakan tiba-tiba lenyap. Para nyamuk penghisap energi kehidupan itu berdatangan dengan antusias menyambut kepulangan Kei.

Kau sudah pulang...

Jangan bergaul dengan anak itu lagi, dia berbahaya!


Jauhi dia ..


Bantu aku, balaskan dendamku !

Tolong aku dengarkan saja ceritaku. Aku kesepian!
Bukankah kau juga kesepian ?
Orangtuamu meninggalkan mu sendirian dirumah..
Kau tau aku mendengar mereka berkata mereka takut padamu ..







Jam menunjukkan pukul 02:00 sedangkan Kei masih duduk di meja belajarnya menulis sebuah nama dan menusuk-nusuk nya dengan sebuah sebuah pena. Keesokan harinya Kei terbangun mendapati pisau tertancap dibuku di atas nama tersebut.

Kei sangat ketakutan apakah ia membunuh seseorang lagi ? Kei meringkuk di antara kasur dan lemari disudut ruang. Kapan semua berakhir, batinnya lelah dengan semua yang terjadi. Meskipun ia dapat menghindari Roh pada siang hari tapi pada malam hari ia tak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan tubuhnya untuk dikendalikan.

Kei memutar kembali otaknya awal mula ia mendapatkan kutukan. Orang yang menculik nya pasti tau sesuatu..





Next...

Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(Ongoing)Where stories live. Discover now