Bab 27 - Sedih sampai sakit

5 4 2
                                    

Kei jatuh sakit setelah pagi itu, badannya panas dan ia sama sekali tidak ingin bicara ayah Tian sudah memeriksa dan memberi obat pada Kei sebelumnya beliau pergi bekerja. Sentuhan lembut seorang ayah membuat Kei semakin patah hati, Kei yang berbaring dikasur menghadap ke tembok itu terus menangis.


Tian yang cemas dan ikut sedih itu hanya bisa duduk di lantai di samping ranjang dengan tangan dan dagu di tepi kasur. Tian sangat ingin menghibur Kei tapi ia tak tau harus bagaimana. Entah apa yang terjadi dengan Kei tadi malam hingga Kei begitu sedih hingga demam seperti ini, yang jelas pasti itu berhubungan dengan keluarganya, batin Tian menatap Punggung Kei, berandai-andai jika saja Kei mau terbuka dengannya agar ia tau bagaimana harus bertindak.


Beberapa saat kemudian, yang awalnya hanya Tian kini bertambah menjadi empat orang, tiga orang lainnya ikut berjongkok menatap Kei yang berbaring membelakangi mereka.


"Di bisa dehidrasi kalo terus begini !" Ucap Selya seperti berbisik.

"Haruskah kita memeluknya beramai-ramai? Dari yang ku baca orang depresi merasa lebih baik saat dipeluk !?" Ujar Jeri.

"Apa yang kau baca ?" -Tian.

"Cerita bl adikku !" -Jeri.

"Kau masih membacanya? Ternyata kau suka cerita yang seperti itu !!" -Selya.

"Tidak apa-apa, kami mengerti dan toleran dengan kesukaan orang yang beragam !" -Tian menepuk bahu Jeri.

"Kalian sedang mengejekku kan ?!" Jeri menyipitkan mata dan mengerutkan keningnya kesal.




Beberapa menit dalam kebosanan..
"Dia akhirnya tertidur!" Ucap Denis yang duduk di tepi ranjang dan yang lainnya duduk berpencar, Selya di kursi meja belajar, Jeri main ponsel duduk di lantai bersandar di pintu kamar dan Tian bersandar di lemari menatap Denis yang sejak tadi menepuk bahu Kei agar tenang.



"Matanya akan bengkak nanti saat bangun!" Ucap Tian beranjak berdiri merenggangkan otot pinggangnya yang pegal kelamaan duduk.

"Padahal dia sudah lebih baik belakang ini, ahhh ku harap kita bisa semua bisa menjalani masa remaja kita dengan normal dan bahagia ?!" Ucap Selya melepaskan tatapannya jauh mengawang ke langit-langit.

Semua terlihat bosan, sedangkan Denis telah membaringkan tubuhnya disamping Kei.

"Kau mengantuk, apa kau begadang tadi malam ?" -Tian.

"Teman kita satu ini juga sedang patah hati, pasti dia begadang dan juga menangis tadi malam!" Ejek Selya dengan ekspresi serius.


"Aku main game dan menonton drama tentang gangster yang masuk ke tubuh seorang siswa, itu cukup seru jadi aku lupa waktu dan aku mengantuk sekarang, aku akan menjaga Kei kalian bisa melakukan apapun. Pergi dari sini dan jangan berisik!" Ucap Denis menutupi matanya dengan lengannya.

"Ya, aku juga begadang tapi aku tidak ngantuk sekarang, Tian ayo nonton tv, apa kau punya snack ?" -Jeri.

"Kurasa Kak Jen membeli pop corn dan masih ada yang belum di masak, apa kau bisa memasaknya?" -Tian.

"Aku akan memasaknya !" -Selya.







Tik tik tik..
Suara detik jam berbunyi, suasana terasa hening, sesekali terdengar suara percakapan Tian dan lainnya yang terdengar agak jauh. Denis sadar ia tengah bermimpi, dan mimpi adalah mimpi yang membuatnya teringat akan kenangan masa kecilnya..


Denis berlari dengan tergesa, perasaan cemas terhadap Kei dan Tian sangatlah besar. Entah mengapa Denis merasa sesuatu sudah terjadi seperti kedua temannya tersebut tengah bertengkar tadi dan langkah terhenti ketika melihat Kei terdiam di depan tangga menatap ke arah bawah.

Denis melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit, ketika ia melihat ada bercak darah dilantai Denis syok dan kembali mundur. Kei bergumam seraya gemetar..

"Mati.. matii.. matii !"


Setelah mengucapkan itu Kei menengok ke arah Denis. Denis merasa ketakutan bagai ada kilatan yang lewat di depan matanya, seketika semua kenangan yang telah ia kubur kembali mencuat kepermukaan. Bagai foto yang di slide secara High speed, Sosok yang selama ini selalu bersamanya yang selalu terlihat sedih dan selalu memberikan pelukan hangat untuknya itu muncul dan memeluk Denis dari belakang menutup mata Denis dari penglihatan yang mengerikan, suara sama membisik di telinga Denis "Rowna..!"





Denia terbangun dengan nafas terhengal dan lebih mengagetkannya lagi di depannya Kei duduk menatapnya dengan tatapan bingung..


"Apa kau mimpi buruk ?" Tanya Kei lirih tak bertenaga, raut wajahnya nampak lelah.


"Kau bangun, apa kau haus ?" Tanya Denis beranjak bangun kemudian memeriksa suhu di dahi Kei.

"Panasnya sudah turun, kau lapar aku akan mengambilnya untukmu tunggu saja disini !" Ucap Denis beranjak pergi, Kei menatap Denis yang berjalan keluar pintu terlihat seperti orang bangun tidur biasa. Tapi tadi Kei melihat raut wajah ketakutan dan tak nyaman Denis saat ia tidur, Kei bahkan terbangun karena merasa ranjangnya bergetar.


Beberapa saat kemudian
Semua dengan antusias memberikan perhatian mereka pada Kei. Selya yang menawarkan air ..

"Mau air putih hangat atau teh hangat ?" -Selya.


Tian yang menawarkan bubur..

"Ini bubur makan lah masih panas !" -Tian.

Jeri yang dengan konyol menawari popcorn..

"Mau popcorn?!" Tingkah konyolnya memang seperti minta untuk dipukul.

"Orang sakit bego..!!" Tian menoyor kepala Jeri. Sedangkan Denis berdiri di belakang mereka hanya menonton dengan ekspresi polos seraya memakan pop corn. Kei tersenyum tipis melihat tingkah mereka semua, Kei merasa lebih baik sekarang. Hidupnya ternyata tidak se-kesepian itu masih ada teman yang dengan tulus perhatian dan khawatir dengannya..


_

_

Next..

Siswa Kutukan Sekolah Menengah Atas(Ongoing)Where stories live. Discover now